Bab 023

254 51 1
                                    

Mark sedang menatap air hujan yang terus turun sepanjang hari, ia sedang duduk di kantin lantai 1 bersama dengan Jeno juga Jaemin. Tiga hari ini, apa yang mereka lakukan hanyalah makan dan tidur. Tidak ada kegiatan lain selain itu, karena tempat yang mereka tinggali sudah lengkap oleh berbagai hal.

"Apakah kita akan seperti ini terus?" Tanya Jeno sambil memasuki nasi ke dalam mulutnya.

Jaemin yang sedang mengaduk-aduk makanan menjawab, "Iya seperti yang kamu lihat, tidak ada kegiatan lain."

"Lalu kemana Chenle dan Jisung?"

Mark langsung menoleh ke arah mereka berdua, "Mereka? Chenle sedang bergabung dengan tim penelitian satelit di ruang bawah tanah kalo Jisung anak itu sibuk berlatih kekuatan miliknya di lantai tiga belas."

Keduanya mengangguk paham, karena bukan hanya mereka saja yang tinggal di tempat ini. Ada yang lain selain mereka, seperti tim Black Wolf yang sekarang sebagian anggotanya sedang berpatroli untuk menenangkan warga dan sebagiannya ada yang melakukan penelitian juga sibuk dengan hal lain.

"Lalu apa yang akan kita lakukan?" Jaemin menatap buah apel yang sudah di potong-potong.

"Aku akan berlatih." Jawab Jeno yang membuat kedua temannya memandang ke arah Jeno.

"Apa ekspresi wajah kalian itu? Apa aku salah? Bukannya di tempat ini ada latihan khusus?"

Mark menggelengkan kepalanya, "Tidak ada yang salah, otak otot tetap saja otak otot." Gumam Mark.

"Apa yang kamu katakan? Aku tidak mendengar?"

"Lebih baik jangan mendengar." Yang menjawab adalah Jaemin.

"Kalian ini sungguh menyebalkan." Gerutu Jeno, "Lalu Jaemin, bukankah mereka sedang mencari mu untuk ikut ke kantor pusat. Apa kamu akan pergi?"

Tangan Jaemin langsung terhenti, "Tidak."

"Kenapa? Bukankah mereka akan meneliti vaksin? Kenapa kamu tidak ikut?"

Jaemin tidak menjawab dan tetap diam, Mark sudah tahu jika Jaemin malas membahas tentang keluarganya. Apalagi setelah ada ibu tiri dan adik tirinya. Meski Mark tahu tapi dia tidak ikut campur masalah keluarga lain, ini memang sungguh sangat rumit.

Tidak ada jawaban Jeno menyerah, "Baiklah aku tidak akan bertanya lagi."

Ketika mereka sedang asik mengobrol, terdengar suara gaduh dari pintu masuk yang membuat ketiganya langsung menoleh. Dapat di lihat jika ada salah satu anggota Black Wolf sedang berlari seperti ada sesuatu yang harus di laporkan.

Mark memandang Jeno, "Ada apa dengan dia?"

"Sepertinya terjadi sesuatu di luar sana." Jeno menjawab sambil menyipitkan matanya.

"Baiklah mari kita lihat." Jaemin bangun dari kursinya begitupun dengan yang lain.

Kini mereka bertiga meninggalkan kantin, menuju lantai 11 dimana orang itu menekan tombol lift. Entah apa yang membuat salah satu anggota Black Wolf terlihat risau sampai tidak memperhatikan keadaannya untuk melapor, pasti ada sesuatu terjadi.

Ketika suara "Ding!" Lift terdengar, pintu akhirnya terbuka dan mereka bertiga keluar dari dalam lift untuk mencari sesuatu apa yang terjadi. Hingga terdengar suara seseorang yang sedang melapor yang membuat ketiganya saling memandang.

"Banyak warga dengan tanda mual, muntah, runyam, demam. Tidak hanya satu orang tapi seperti wabah yang menular. Bukan hanya itu saja, ada laporan jika ribuan Zombie sedang berjalan ke arah pangkalan kami untuk mengepung."

Kemudian terdengar suara yang sudah mereka kenal, siapa lagi jika bukan Code 000 namun bedanya sekarang dia tidak menyembunyikan wajahnya.

"Jadi maksud mu wabah sedang menular ke pemungkiman warga dan ribuan Zombie datang?" Tanya Renjun yang kini bersandar di kursi.

SURVIVAL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang