Bab 013

287 61 0
                                    

Chenle berlari di lorong gudang supermarket dengan tubuh Jisung yang bersadar di punggungnya. Lapisan keringat tipis serta napas yang tidak teratur terdengar sangat jelas.

Raungan hingga langkah kaki yang tergesa-gesa terdengar di seluruh gedung. Mencarikan ketegangan yang sulit untuk di hilangkan. Beberapa anggota lainnya terus menembakan peluru pada Zombie di depan mereka untuk membuka jalan.

Dor!

Pekikan dari suara tembakan senapan terdengar sangat jelas, dan beberapa Zombie yang menghalangi jalan mereka akhirnya jatuh satu persatu.

"Cepat masuk ke gudang lantai 2." Teriak Mark setelah melihat ke sekeliling.

Yang lain melangkah mengikuti arah yang di maksud Mark, mereka berlima terus berlari hingga masuk ke lantai 2. Setelah memasuki pintu gudang dan semua anggota aman mereka langsung menutup pintu karena Zombie yang mengejar mereka semakin dekat.

Menguncinya dari dalam, agar Zombie tidak dapat masuk ke dalam ruangan.
Suara langkah kaki hingga tepukan di ujung pintu terdengar jelas dengan raungan ganas. Entah kenapa Zombie yang mereka temui di sini sangat agresif, bahkan langkah mereka begitu ganas ketika mencium bau manusia.

Untuk menahan keganasan Zombie karena terus memukul pintu, Jeno membentuk dinding logam di sekitar pintu membuat yang lainnya merasa lega dengan tindakannya.

Mereka berlima memang mendapat misi dari salah satu Asosiasi pemburu mayat yang baru di bentuk beberapa hari lalu, tugasnya mengumpul sangan dan pangan untuk kebutuhan sehari-hari di pangkalan yang baru saja di bentuk.

Militer belum bisa menghubungi markasa di ibu kota untuk meminta bala bantuan, entah di sengaja atau mereka memang dapat masalah di sanah. Tapi tim inteljen yang sedang berada di Kota H berusaha untuk menyelamatkan masyarakat yang selamat, mengatur tempat tinggal untuk mereka.

Tidak ada yang baik dari semua ini, setelah salah satu tim dari ibu kota datang. Mereka di sebut tim Lion dari kantor pusat yang berada di ibu kota, kini mendominasi mengatur masyarakat menjadi budak. Entah apa yang sedang terjadi di tempat para penjabat, yang pasti ini tidak akan mudah.

Jeno masih berusaha untuk menutup napas miliknya dan mengatur rasa lelahnya agar tidak menarik banyak Zombie, keringat dingin sudah menusuk kulit melalui celah kain tipis. Begitupun dengan keempat lainnya.

Jisung yang terluka oleh Zombie kini terbaring di lantai dengan tangan yang di ikat oleh Chenle agar Virus tidak dapat menyebar dengan cepat. Jisung merasakan sesak napas dan pusing yang seperti menghantam ribuan batu di kepalanya. Kulit putihnya semakin pucat, dengan keringat dingin.

Melihatnya seperti ini membuat Chenle menahan air matanya agar tidak jatuh, matanya sudah berwarna merah.

"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Chenle dengan keluhan rasa sedih karena melihat sahabatnya terluka.

Jaemin yang berada di sampingnya melirik ke arahnya dengan wajah lelah, "Apalagi? Dia jelas akan mati."

"Apa yang kamu katakan? Kamu seorang dokter tapi tidak bisa menyembuhkan pasien yang sedang sekarat! Kamu iblis!" Teriak Chenle.

"Iya aku memang iblis! Apa gunanya menyelamatkan dia? Jelas dia beban, jika dia tidak ikut dengan misi kami maka dia tidak akan terluka!" Jaemin meraung marah.

Chenle tertawa dengan getir mendengar ucapan yang di lontarkan, "Kamu bangsat! Apa gunanya kamu memiliki kekuatan penyembuh jika kamu tidak bisa menyelamatkan orang yang terinfeksi virus Zombie! Jelas sampah!"

Jaemin langsung berdiri, dia jelas lelah karena serangan Zombie yang mendadak dengan ganas. Sekarang seseorang mencoba untuk berdebat dengannya karena seseorang terluka.

"Kamu sialan! Coba katakan lagi? Aku memang seorang dokter dan jelas kekuatan ku penyembuhan, tapi aku tidak mahakuasa! Apa kamu idiot?"

Melihat akan ada pertengkaran di antara mereka berdua, Mark langsung turun tangan.

"Kalian berdua berhenti!" Raung Mark dengan marah.

Keduanya langsung terdiam, dengan pertengkaran melalui tatapan.

"Sekarang bukan waktunya untuk bertengkar, kita harus mencari jalan keluar dari sini atau menghubungi Asosiasi secepatnya melalui sinyal."

Jeno yang sejak tadi terdiam akhirnya membuka mulutnya, "Apa yang di katakan Mark benar, kita harus memenangkan diri juga pikiran kita. Laku kirimkan sinyal dari pada berdebat tidak perlu malah membuang waktu!" Kesalnya.

"Lihatlah keluar, Zombi semakin ganas entah apa yang terjadi. Sekali kita membunuh Zombie pasti Zombie yang lain langsung memakan daging kawannya yang terbunuh oleh kita itu sangat aneh." Jelas Mark, mencoba menjelaskan kepada mereka dengan nafas yang belum teratur.

"Itu benar, kita berada di bagian timur Kota H. Jika tidak ada halangan dari Anggota penyelamatan untuk membantu kita paling sampai 1 jam jika ada halangan maka lebih."

Chenle dan Jaemin yang sejak tadi berdebat akhirnya memikirkan apa yang harus di lakukan selanjutnya. Perasaan tidak enak yang mereka rasakan kini memang terjadi, dari mulai Zombie semakin agresif hingga Zombie memakan daging kawannya. Itu benar-benar sangat aneh, apa yang terjadi pada dunia ini. Meskipun kekuatan tempur mereka aktif tapi serangan yang di luncurkan tidak sekuat yang mereka impikan. Hanya dapat membunuh Zombie yang tidak agresi, selebihnya harus menggunakan senapan.

"Sekarang lebih baik kalian berdua tenang." Ucap Mark yang langsung duduk dengan kepala tertunduk, jelas dia juga tertekan dan ketakutan.

Mimpi buruk ini sungguh melelahkan dan tidak ada habisnya. Kenapa dunia semakin kacau seperti ini? Apa ini artinya penghukuman dari Tuhan untuk manusia yang serakah dan tidak tahu diri. Apa yang akan terjadi di masa depan jika ini terus berlanjut, apa peradaban manusia akan hilang da bumi ini hancur. Sungguh tidak ada yang tahu jawabannya.

TBC

SURVIVAL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang