Bab 020

256 53 3
                                    

Mark yang sedang duduk sambil memikirkan apa yang terjadi tadi siang, kenangan itu masih terus berputar di pikirannya. Laki-laki dengan wajah cantik seperti malaikat namun memiliki kekuatan yang tidak ilmiah, apa mungkin memiliki dua kekuatan sekaligus? Ini benar-benar di luar imajinasinya. Apalagi orang itu menyembuhkan Jisung dari Virus Zombie.

Ketika dia sedang melamun, terdengar suara ketukan dari depan pintu yang membuatnya tersadar kembali dari pikirannya. Jaemin yang keluar dari kamar menatap ke arah pintu masuk, begitupun dengan Jeno.

"Siapa yang datang malam-malam begini?" Tanyanya.

Mark menggelengkan kepalanya, kemudian membuka pintu. Hingga akhirnya melihat seseorang dengan pakaian serba hitam dan topeng dengan pola serigala. Mark tahu siapa orang di depannya, dia mungkin anggota dari Tim inteljen negara.

"Hallo, saya code 002." Terdengar suara hangat dari balik topeng.

"Maaf mengganggu istirahat kalian, namun kapten kami ingin bertemu dengan kalian." Jelasnya, "Jadi untuk sekarang mohon ikut dengan kami."

Haechan dengan ramah menjelaskan maksud kedatangannya, atas perintah dari Renjun kini ia mencari informasi mereka sesuai dengan data misi yang di sebutkan oleh Renjun dan akhirnya menemukan tempat tinggal mereka.

Mark tahu kenapa mereka mencarinya, karena orang itu salah satu dari mereka. Sejak kejadian di kantin, Mark sudah curiga jika orang itu di lindungi oleh tim Black Wolf. Mungkin karena kekuatan yang di miliki orang itu akan membahayakan nyawanya, apalagi di dunia yang hancur ini.

"Baiklah aku akan ikut dengan kalian." Jawabnya.

"Mm bagus kalo begitu, jika bisa kamu panggil dua orang lainnya. Kami akan menunggu di lantai satu."

Setelah itu, Haechan pergi dengan kedua bawahnya menuju tempat yang di sepakati. Mark melihat punggung mereka yang pergi menjauh, Jeno yang sudah mendengar percakapan mendekat ke arahnya.

"Biar aku yang memanggil Chenle dan Jisung, mungkin saja Jisung sudah bangun." Ucapannya.

Mark hanya menganggukkan kepalanya, Jeno tidak banyak bicara dan langsung keluar dari apartemen tempat tinggalnya. Mengetuk pintu 012 dimana Jisung dan Chenle tinggal bersama, hingga beberapa menit pintu terbuka menampilkan sosok Chenle dengan baju kaos dan celana olahraga.

Melihat Jeno datang ke tempatnya membuat Chenle terkejut.

"Apa yang membuat mu datang kemari?" Tanyanya dengan heran.

"Seseorang mencari kami, bawa Jisung juga."

Setelah mengucapkan apa yang dia perlu ucapkan, Jeno berbalik meninggalkan Chenle yang masih tercengang. Meski tampak bingung, Chenle memberi tahu Jisung yang wajahnya sudah tidak pucat namun masih lemah.

"Seseorang mencari kami malam-malam? Ada apa?" Tanyanya.

"Tidak tahu, kita harus cepat pergi. Kamu pake baju hangat." Jelas Chenle memberikan jaket pada Jisung untuk di pakai.

Tanpa banyak berpikir keduanya keluar dan bertemu dengan ketiganya di depan lift. Merasa sudah lengkap akhirnya Mark masuk ke dalam lift bersama dengan mereka berempat menuju lantai satu.

Haechan yang sudah menunggu mereka di lantai satu akhirnya menuntut mereka untuk masuk ke dalam mobil, ketika semuanya sudah masuk dan tidak ada yang tertinggal dia langsung masuk ke kursi mengemudi.

Di dalam mobil begitu sepi tidak ada percakapan satu sama lain, hanya suara nafas dan deru mesin mobil yang terdengar. Melewati setiap bangun, akhirnya mereka dapat melihat gerbang masuk ke sebuah gedung. Mereka tahu itu adalah gedung dengan penjagaan yang ketat dan tidak bisa di bobol oleh siapapun.

Akhirnya mobil berhenti, Haechan turun terlebih dahulu dan menuntut mereka untuk masuk ketika pintu secara otomatis terbuka membuat mereka berlima tercengang dengan teknologi canggih. Bahkan ketika sebuah robot mendekat, dan mulai memberi tahu mereka secara rinci tentang data tubuh satu persatu. Mereka masih belum sadar dari keterkejutan di dalam gedung.

Hingga suara Haechan terdengar, "Kalian pasti sangat terkejut dengan teknologi di dalam gedung ini? Begitupun dengan kami, jika kapten tidak membawa kami ke sini mungkin kami tidak akan tahu apa yang ada di dalam gedung ini. Tapi setelah melihatnya ini benar-benar tempat yang paling aman untuk kami."

Mark mengangguk paham, jelas ini lebih canggih dari teknologi perusahaan yang dulu dia miliki. Bahkan Jaemin dapat melihat robot memberikan makan kepada anggota lain, disini begitu damai sangat berbeda dengan orang-orang di luar yang kelaparan mencoba berkerja untuk mencari makan.

Jisung dengan kagum melihat sekeliling, begitu pun dengan Chenle yang melihat robot menyapu lantai. Jeno tetap diam meskipun dia kagum tapi tidak menunjukkan tanda-tanda. Haechan terus membimbing mereka menuju lift untuk bertemu dengan kapten di lantai dua belas.

***

Raffael sedang duduk di kursi sambil menatap layar monitor, menampilkan seluruh area pangkalan. Dengan robot camera pengintai berbentuk kumbang kecil yang tersebar di seluruh pangkalan, Raffael dapat melihat dengan jelas apa saja yang mereka lakukan dan rencanakan.

"Wahhh mereka sungguh sampah!" Umpatnya dengan kesal melihat anggota militer sedang membujuk penggunaan kekuatan agar pindah ke pusat kota alias ibu kota.

Bahkan bahan-bahan yang di kumpulan oleh keringat dan nyawa seseorang, di kirim ke pusat kota melalui pesawat militer. Raffael terus melihat adegan demi adegan yang membuatnya begitu semakin jijik dengan tingkah mereka. Untungnya dia sudah menyiapkan segalanya di gudang bawah tanah dengan aman.

"Cik, mereka gila! Benar-benar idiot tidak berotak! Penipu!"

Sistem yang melihat tuannya marah karena kejahatan orang serakah hanya bisa menggelengkan kepalanya, benar saja tuanya tidak boleh melihat adegan seperti ini karena berbahaya sekali. Pasti tuannya akan mengumpat terus menerus.

[Sistem: Lalu apa yang akan tuan lakukan sekarang? Mengusir mereka? Atau membunuh mereka?]

Dengan santai Raffael memakan buah semangka sambil memikirkan apa yang harus dia lakukan.

"Tidak, tunggu sampai bencana kedua terjadi." Ucapnya.

[Sistem: Ah apa tuan membicarakan tentang hujan wabah?]

Raffael menganggukkan kepalanya sambil membuang biji semangka, "Iya, ketika curah hujan turun dengan deras dimana sekarang mereka sedang menjalani kontruksi pembangunan tembok meski baru 8 meter selama 1 minggu dan menjalankan perternakan juga menanam tanaman di ladang yang belum aku olah itu tidak akan berguna karena hujan akan menghanyutkan bibitnya dan menghancurkan rencana mereka untuk menjadikan tempat ini seperti perbudakan orang biasa!"

Sistem tahu dengan rencana tuannya, jika hujan wabah itu datang maka semua rencana mereka akan hancur dan mereka akan pergi dari tempat ini meninggalkan orang-orang biasa lalu membawa orang yang bermanfaat bagi mereka.

[Sistem: Tapi jika wabah itu menyerang, maka orang-orang yang terjangkit akan dalam bahaya.]

"Aku tahu, tapi bukankah kamu memiliki obatnya?"

Sistem terdiam untuk beberapa saat, sebelum akhirnya tertawa bahagia karena tuannya akhirnya akan berbelanja di olshop miliknya. Tapi dia mencoba untuk tetap tenang dan menyembunyikan kebahagiaannya.

[Sistem: Iya aku punya, jadi tuan 1 kapsul itu 100 poin. Jadi jika tuan akan membelinya beri tahu aku, dengan senang hati aku akan melayani tuan dengan tangan terbuka.]

Raffael yang mendengar penjelasan sistem mengerutkan kening dengan marah meraung.

"Dasar kau sistem sialan! Kamu mencoba untuk merampok ku lagi dengan harga mahal, wahhh sungguh ini benar-benar ingin mencekik mu sampai mati!"

Sistem yang melihat tuannya siap meraung langsung diam dan pura-pura mati sambil tersenyum bahagia.

TBC

SURVIVAL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang