Part 10

7.4K 1K 68
                                    

Tok Tok

Pintu kelas 10-F Zenna ketuk mengingat jam pelajaran tengah berlangsung. Saat pintu terbuka, hadirlah sosok perempuan dengan perut besar yang memandang Zenna terkejut sebelum akhirnya tersenyum lembut. Zenna ingat, perempuan ini adalah Roletta Syeikh, perempuan dengan darah timur tengah bercampur barat, sosok cantik dengan kulit sawo matang juga berhidung amat mancung, seorang guru fisika yang biasa disebut, Mrs. Sofyan. Sofyan adalah marga dari nama suaminya.

Mrs. Sofyan juga merupakan wali kelas 10-F, beliau dengan hati lapang menawarkan diri untuk menjadi wali kelas F, pasalnya tidak ada seorang guru pun yang menerima gelar itu mengingat status murid-murid yang berada di kelas F. Bila kalian bertanya bagaimana dengan wali kelas 11-F dan 12-F maka jawabannya adalah penunjukan paksa oleh pihak sekolah.

Dalam ingatan Zenna pun, Mrs. Sofyan kerap peduli pada murid asuhnya termasuk Zenna sendiri. Beberapa kali Mrs. Sofyan memberikan kata motivasi agar Zenna lebih terbuka dan mampu berbaur namun memang 'Zenna' nya saja yang menutup pikiran positifnya. Bahkan dalam ingatannya pun terdapat beberapa memori dimana Mrs. Sofyan yang memeluk Zenna ketika menangis setelah menerima perundungan. Mrs. Sofyan terus membujuk untuk memberitahu siapa pelaku kekerasan itu namun 'Zenna' memilih bungkam.

Zenna menghela nafas sesaat, seharusnya sosok seperti Mrs. Sofyan yang layak menjadi kepala sekolah. Hmm, mungkin akan dia pikirkan. Mrs. Sofyan adalah sosok manusia langka yang wajib dipertahankan di era saat ini.

"Zenna? Hei? Mengapa melamun?" tepuk Mrs. Sofyan dengan lembut pada lengannya.

Zenna tersenyum menggeleng "maafkan Zenna Mrs, Zenna hanya bernostalgia sedikit" kekehnya yang membuat orang yang melihatnya terpesona termasuk Mrs. Sofyan.

"Hah~ sudah saya katakan bahwa percaya diri pasti akan membuatmu bersinar. Kalau begitu ayo kita masuk" Mrs. Sofyan menarik lembut tangan Zenna sebelum matanya menangkap sosok lain, seketika Mrs. Sofyan menepuk keningnya "aiya saya lupa, apa kamu murid pindah kelas yang dikabarkan Mr. Dante (panggilan Kepala Sekolah)?" Zergan langsung mengangguk dengan wajah yang tetap datar.

Mrs. Sofyan hanya tersenyum mengerti dengan karakter orang yang memang berbeda-beda "kalau begitu ayo masuk, tunggu apalagi?" sambutnya ceria. Ya! Beginilah Mrs. Sofyan. Dia tidak akan menilai seberapa tinggi statusmu, dia hanya akan bertindak adil dan semestinya.

Saat Zenna dan Zergan masuk, terdengar suara kesiapan dari teman-teman sekelasnya. Mereka memang terkejut dengan perubahan Zenna saat melihat Zenna di area parkir apalagi drama pelukan keduanya, namun kini lebih terkejut melihat Zergan yang pindah ke kelas mereka? Ayolah, ini kelas F dan Zergan seorang anak konglomerat nomor 1 berada di kelas mereka? Bolehkah mereka menjerit sukacita? Kelas mereka tidak akan dipandang sebelah mata lagi!

"Mereka tidak tahu saja bahwa konglomerat ke 2 sejak dulu bersama mereka" suara 0.1 tiba-tiba mengiung di kepala Zenna, beruntung Zenna tidak tersentak kaget. Zenna memilih mengabaikan sementara karena Mrs. Sofyan yang menyuruhnya memperkenalkan diri ulang.

Zenna menatap Mrs. Sofyan dengan tidak percaya namun Mrs. Sofyan hanya tertawa kecil "tunjukkan keberanianmu di depan kelas, Zenna. Dengan lantang dan percaya diri. Ayo! Penampilanmu sudah seperti dewi Aphrodite, tidak perlu menunduk malu karena seorang ratu selalu mendongak tegak dengan berani"

Zenna melirik Zergan yang dibalas senyum miring oleh sang empu, membuatnya mendengus. Padahal Zenna menunduk bukan karena malu melainkan sibuk dengan pikirannya sembari menatap sepatu putihnya yang bernoda, membuat matanya sakit dengan ketidak sempurnaan itu.

Dengan perlahan, Zenna mendongak, memasang tubuh tegap sebelum akhirnya tersenyum lebar hingga kedua matanya menyipit "hai teman-teman semua. Kalian pasti tahu kan siapa aku? Tapi berhubung dulu aku hanya seorang pendiam di pojokkan, mari kita berkenalan lagi. Perkenalkan namaku adalah Zennaricha Xavia M. Semoga kali ini kita semua dapat berteman baik" berkenalan sembari melambai ria dan tingkahnya membuat teman sekelasnya memekik gemas sedangkan yang pria tertunduk malu, maklum anak-anak di kelas ini mayoritas kutu buku.

New Me : 0,1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang