Part 22

4K 593 21
                                    

Jam pergantian pelajaran telah berbunyi dan sembari menunggu, Zenna menjelaskan kepada seluruh temannya perihal peraturan battle yang dirinya maksud. Bersyukur isi seluruh kelas F adalah anak-anak pintar dan cerdas, sehingga mudah untuk menangkap maksud dari Zenna namun kendati demikian, rasa ketidak percayaan diri mereka jauh lebih besar.

Zenna berdeham lalu berjalan ke arah meja paling belakang berdekatan dengan peralatan musik, tujuannya untuk mengambil gitar lalu mendudukki salah satu meja yang berada di tengah kelas dan itu adalah meja Aaron, sang ketua kelas.

Zenna langsung memetik gitar dilanjutkan bernyanyi

*anggap Zenna yang bernyanyi ya dan inti artinya dibawah

Hampir bisa kulihat impian-impianku itu namun, suara di kepalaku berkata 'kau takkan pernah menggapainya'.

Tiap langkah yang kujalani, tiap gerakan yang kulakukan, terasa hilang tanpa arah. Keyakinanku goyah, namun aku harus tetap berusaha, harus tetap dongakkan kepalaku.

Akan selalu ada gunung (penghalang). Aku akan selalu ingin memindahkannya.

Akan selalu ada perang di atas bukit. Kadang aku harus kalah.

Bukan soal seberapa cepat aku sampai. Bukan pula soal apa yang sedang menunggu di seberang sana. (Tapi) soal pendakiannya.

Perjuangan yang kuhadapi. Peluang yang kuambil. Kadang mungkin aku kalah namun aku takkan hancur. Aku mungkin tak tahu, namun ini adalah saat-saat yang akan paling kuingat.

Harus terus melangkah dan aku harus kuat.

Terus berjalan. Teruslah bergerak. Teruslah mendaki. Teruslah yakin. Semua ini soal pendakian

Petikan dan nyanyian Zenna berakhir dan Zenna langsung menatap seluruh teman-temannya "kalian semua harus lebih percaya sama diri kalian sendiri, disini kalian bukan adu otot melainkan adu bakat, jadi jangan takut kalah karena kita semua memiliki bakatnya masing-masing. Aku harap setelah peraturan ini aku buat, kita semua lebih berani untuk menunjukkan siapa kita sebenarnya, kita yang tidak mudah diinjak harga dirinya oleh orang lain. Sekaya apapun mereka, nilai kita tidak dapat ditentukan oleh nominal angka"

Prok Prok Prok

"Nice words, sweety" ucap Mrs. Sofyan dengan senyum manisnya "ayo dong, pewaris sekolah ini sudah memberi support seperti ini pada kalian, masa kalian masih mau berteguh dengan sikap merendah kalian. Ayo angkat kepala kalian dan tunjukkan wajah cantik dan tampan kalian tapi sebelum itu kita tetap belajar terlebih dahulu, ok?"

Tawa kecil mulai terdengar dari seisi kelas dan Zergan pun tersenyum kecil dan menatap Zenna, saat Zenna juga bertemu tatap, Zergan hanya berucap tanpa suara "good job"  dan Zenna tersenyum untuk itu.

***

Bunyi bel istirahat telah terdengar, Zenna berbisik kepada Zergan karena dirinya ingin ke toilet terlebih dahulu dan menitip pesan makanan di kantin. Zergan yang mengerti langsung mengangguk kecil.

Zenna menuntaskan hasrat sakit perutnya dan saat mencuci tangan, sosok yang cukup malas dirinya temui membuka pintu.

"Maaf tuan, sepertinya anda salah masuk kamar mandi karena ini adalah kamar mandi perempuan" tegur Zenna pada Kevin.

Kevin terkekeh dengan wajah cuek Zenna yang tidak pernah dirinya lihat di masa lalu "aku memang nyari kamu, pas denger kamu di toilet, aku langsung kesini"

Zenna mengambil tissue dan mengelap tangannya yang basah lalu membuangnya, Zenna berjalan menuju pintu bermaksud untuk keluar namun Kevin menahan tangannya "Zen, please aku cuma mau ngobrol aja"

Zenna melepas tangan Kevin dari tangannya "anda bisa berbicara tanpa menyentuh saya, Saya tidak ingin kekasih saya salah paham" lalu segera keluar dari toilet dengan Kevin yang terus mengejarnya.

Sesungguhnya Kevin geram dengan ucapan Zenna yang mengatakan 'kekasih', Kevin tidak terima "Na, aku gak terima kita putus begini aja dan kamu dengan mudahnya pacaran lagi sama orang lain"

Langkah Zenna terhenti seketika, dirinya merasa geli dengan ucapan tak tahu diri Kevin padanya "tampaknya kalimat itu lebih cocok untuk anda. Jika anda amnesia, biarkan saya mengingatkan bahwa anda lah yang memutuskan hubungan dan bahkan anda yang terlebih dahulu dengan mudahnya memadu kasih dengan orang lain bahkan sebelum sah kata putus terucap. Sudahlah, itu sudah masa lalu dan sudah tidak penting bagi saya. Permisi"

Tangan Kevin mengepal, dirinya menyesal telah membuang berlian demi kerikil, tidak! Zenna hanya boleh mencintainya dan menjadi miliknya, tatapan penuh obsesi itu terpancar jelas dari kedua mata Kevin.

"Nona, sepertinya..."

BUK

Peringatan yang hendak diucapkan 0.1 terhalang karena tindakan Kevin lebih cepat. Leher Zenna terlebih dahulu dipukul oleh Kevin hingga jatuh pingsan "bila aku tidak dapat memilikimu dengan cara baik-baik, maka aku bisa melakukannya dengan cara yang tak pernah kamu bayangkan, Na" lalu menggendong tubuh Zenna menuju pintu belakang yang langsung mengarah ke parkiran.

Kevin memasangkan seatbelt pada Zenna dan saat tubuhnya berjarak begitu dekat, aroma tubuh Zenna membuat Kevin terbuai dan dengan tak tahu malu, menghirup lekat dari leher Zenna dan dengan sengaja, memberikan tanda kissmark di leher putih itu hingga terlihat sangat jelas dan kontras, membuat senyum puas Kevin terbit.

Kevin mengusap wajah Zenna lembut "kamu tau sayang, aku selalu bisa mendapatkan yang ku mau, semakin kamu menjauh, justru semakin aku tertarik buat jinakkin kucing liar kaya kamu sekarang, sebentar lagi, kamu gak bakal bisa jauh dari aku, bahkan mungkin kamu bakal selalu sama aku karena kamu bakal ngejar pertanggung jawaban aku, yang tentunya akan ku lakukan" kekeh Kevin lalu segera pergi meninggalkan area sekolah.

0.1 yang merasakan akan terjadi hal buruk memilih menyisipkan ponsel Zenna yang sebenarnya tertinggal di kelas menjadi di saku Zenna itu sendiri agar Zergan dapat melacak keberadaannya. 0.1 tidak dapat berbuat lebih atau dirinya justru akan mendapat hukuman dari tuannya karena bertindak tanpa perintah.


To Be Continue

***

Cerita ini kurang minatnya ya, yang baca sebelumnya gak sampai 1k dan VOTE juga pun gak sampai 500 tapi gpp, kebetulan lagi mood update, tapi tetep aku bakal janjiin update kalau VOTE nya 500 ya, kalau enggak ya berarti tunggu aku mood aja ^_^



Love,

MiZha

New Me : 0,1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang