Part 29

3.3K 514 7
                                    

Lagi, walau belum sampai Vote nya, aku tetep update ni karena memang mood >_<

Enjoy



***


Semula, hubungan tiga perempuan terhadap satu sama lain tidak baik namun seiring berjalannya waktu, semua menyadari bahwa mereka hanya salah paham dan salah menentukan pilihan hingga berakhir merugikan masing-masing.

Zenna, Valentina, dan Chintya, ketiganya tengah duduk di halaman belakang sekolah menunggu kedatangan Zergan dan Valentino yang mengatakan ingin memesan makanan dikantin untuk ketiga gadis itu.

"Gak nyangka kalau hubungan kita jadi kaya gini? Lucu juga ya kalau dipikir-pikir" suara Valentina memecah keheningan damai kedua lainnya.

Zenna berdeham kecil "itu sebabnya pepatah lama mengeluarkan kalimat untuk jangan men judge orang dari sampul luarnya aja, kan?"

Chintya masih terdiam, menyimak dua teman barunya, dirinya memang senang namun tak dipungkiri rasa rendah diri berada di dua anak konglomerat di sisi nya ini, cukup membuatnya malu dan tidak percaya diri.

Tak

Zenna menyentil kening Chintya yang lagi-lagi melamun diam "aku tahu apa yang ada di otak mini mu itu"

Bibir Chintya mengerucut sebal, kali ini, itu terlihat imut, mungkin karena Chintya bukan berpura-pura "ya ya"

Sebuah botol dingin menyentuh bibir yang tengah maju itu, reflek membuat ketiga gadis itu mendongak untuk melihat pelaku.

"Eh kakak, mana kak Zergan?" tanya Valentina pada sosok yang menyodorkan air minum dingin pada Chintya.

"Tuh" tunjuk Valentino dengan dagunya, ke arah belakang mereka. Terlihat Zergan baru duduk santai dengan banyak nampan yang di letakkan oleh beberapa orang siswa yang membantu mereka. Bersyukur di taman belakang ini juga terdapat meja taman yang cukup besar.

Zenna dan Valentina saling melirik, seolah menyadari tatapan aneh Valentino pada Chintya. Mereka bukan orang bodoh yang tidak melihat sorot ketertarikan dalam diri Valentino, sayangnya Chintya adalah gadis tak peka perihal hubungan romansa bila bukan dirinya yang lebih dulu menggoda, seperti Kevin, contohnya.

"Ekhem, ayo makan dulu baru kita cerita-cerita lagi" sela Valentina yang jengah merasa keheningan akibat salah tingkah dua manusia yang satu sok jaim dan satu yang tak peka.

Zenna terkekeh namun turut bangkit menghampiri Zergan dan duduk di sebelahnya. Zergan sendiri langsung mengecup pipi Zenna "bagaimana vertigo mu, apa masih ada kambuh? Obatnya dibawa, kan?" Zergan memang hampir setiap hari menanyakan itu sejak Zenna diketahui memiliki vertigo seminggu yang lalu dan memang hampir beberapa jam sekali rasa pusing dirasakan Zenna, hingga membuat Zergan, Valentina, Chintya, bahkan teman sekelasnya menjadi over protective padanya.

Zenna cukup merasa bersalah pada semuanya karena vertigo itu hadir karena hukuman 0.1 dan bersyukur hari ini adalah hari terakhir masa hukuman akan usai.

Zenna tersenyum menenangkan Zergan "hari ini hanya kambuh tadi pagi saat bangun tidur tapi aku langsung minum obat dan kebetulan Tina jemput aku, jadinya aku bisa tidur di mobil kaya biasa", biasanya selalu Zergan yang menjemputnya dengan mobil, lagi-lagi sejak vertigo, Zergan mengganti kendaraannya menjadi mobil agar Zenna dapat tidur sejenak, lagipula Zergan mencegah bilamana Zenna kambuh disaat dirinya diatas motor, bukankah justru akan membahayakan kekasihnya?

"Iya sekarang istirahat aja, lagian soal diperusahaan kamu kan udah ada Wilbert dan Chintya lagi dilatih juga biar bisa bantu handle di perusahaan ZMEnt" ucap Valentina setelah duduk bergabung di meja makan taman.

New Me : 0,1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang