Part 21

4.2K 679 28
                                    

Zergan dan Zenna akhirnya tiba di sekolah dan dari kejauhan Zenna sudah melihat mobil merah masuk bersamaan dengan motor sport milik Zergan yang memboncengi Zenna. Mobil itu bukan mobil murah dan itu baru launching 3 hari lalu sehingga masih limited dan seseorang yang mampu membeli dalam masa grand opening pastinya keluarga 3 besar dan Zenna dengan cepat dapat menebak bahwa itu adalah Parwez bersaudara.

Tanpa sadar pelukan Zenna mengerat pada perut Zergan dan Zergan yang menyadari sikap defensif Zenna, tersenyum kecil.

Motor dan mobil mewah berhenti bersisian, saat Zenna turun di motor Zergan, kedua pintu mobil merah tersebut juga terbuka dan langsung terlihat aura Valentino dan Valentina. Zenna bahkan dapat mendengar banyak siswa-siswi yang terkesiap karena untuk pertama kalinya mereka melihat generasi muda dari 3 keluarga besar, berada di satu area yang sama.

"Pagi kak Zergan" sapa Valentina dengan senyum ramahnya, bibirnya tersenyum namun matanya menyendu ketika melihat tangan Zergan bertengger manis di pinggang Zenna.

Zenna mencoba bersikap tenang dan tersenyum menyapa Valentino dan Valentina "selamat datang di sekolah ku".

Valentino terkekeh dan menundukkan badannya ala bangsawan tempo dulu "senang disambut langsung oleh nona muda Mallory". Lesung pipi Valentino mengundang pekikan histeris para perempuan yang memperhatikan mereka.

Zenna melepas tangan Zergan dari pinggang dan dialihkan menggenggam tangannya "aku rasa kalian sudah tahu kan kelas kalian dimana? Apa perlu ku antar?".

Valentina hendak berbicara namun Valentino menyelanya "nope, kita bisa sendiri"

Zergan dan Zenna mengangguk lalu hendak pergi untuk berpamitan, namun Valentina membuka suaranya "kak Zergan dikelas apa? Biar nanti istirahat aku jemput kak Zergan untuk ke kantin bersama".

Zenna menghela nafas, dia langsung melepas genggaman tangannya dengan Zergan membuat Zergan melotot horror memikirkan apa yang dipikirkan Zenna, tapi untuk beberapa saat, tindakan Zenna berikutnya membuat Zergan diam seribu bahasa.

Zenna menghampiri Valentina yang menunduk karena dipikirannya, Zenna hendak melayangkan kekerasan entah bentuk verbal ataupun non verbal tapi sama seperti Zergan, Valentina dibuat tidak berkutik ketika Zenna mengangkat dagunya agar bertatapan dengan Zenna lalu Zenna menepuk pundak Valentina lembut.

Zenna, "aku memang mengizinkanmu untuk berusaha namun melihatmu seperti tadi, aku sebagai perempuan tidak bisa menutup mata. Valentina, kamu tahu kamu itu cantik, pintar, berbakat, kamu adalah salah satu perempuan yang terbilang sempurna. Di mataku, kamu tidak pantas merendahkan dirimu sendiri untuk Zergan. Bukan karena Zergan tidak sempurna namun memang Zergan bukan untuk kamu, Tina. Tina, bukalah hati kamu juga untuk menerima seseorang yang memang memperjuangkanmu juga, yang menjadikan kamu ratu, yang tidak akan pernah rela membuat kepalamu tertunduk hingga mahkotamu terancam jatuh. Aku berkata seperti ini bukan sebagai kekasih Zergan tapi sebagai seorang perempuan. Kamu terlalu berharga untuk berjuang sendirian" lalu mengelus kepala Valentina dengan lembut, sosok dewasa Zenna membuat air mata Valentina jatuh.

Valentina berpikir, pantas saja Zergan jatuh hati namun yang sebenarnya ada jiwa Zenna bukanlah seusianya lagi dan Zenna lebih dulu melewati fase waktu pernah menjadi dewasa.

"Misi kedua berhasil...

Status ditampilkan....

~Zennaricha Xavia Mallory~

Usia : 15 tahun

Status : Pelajar – 1 SMA

New Me : 0,1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang