Part 14

6.1K 929 44
                                    

Hari yang ditunggu tiba, Zenna dengan seragam barunya menatap puas pada cermin di depannya.

"Anda sangat cantik nona"

Zenna tersenyum manis "terimakasih untuk pujiannya, Zero"

"Sama-sama nona, apa nona akan pergi dengan sepeda lagi?"

Zenna menggeleng kecil sembari memakai lipbalm di bibirnya "Egan akan menjemputku, apa kau lupa?"

"Hehe tidak nona, hanya basa-basi. Kalau begitu bergegaslah karena tuan Zergan akan segera tiba"

Zenna langsung dengan cepat dan cekatan mencatok rambutnya agar bergelombang indah dan langsung mengambil tasnya untuk turun. Setibanya di lantai 1, Zergan dengan seragam barunya yang serupa namun tak sama itu telah bersandar pada badan mobil menunggu Zenna.

Melihat Zenna menghampirinya, Zergan merentangkan tangan meminta pelukan dan Zenna sendiri hanya bergerak secara reflek masuk ke dalam pelukannya. Tentu saja hal tersebut membuat Zergan senang bukan main, dengan lebih berani lagi, Zergan mengecup kening Zenna "morning beauty lady" sapa Zergan.

Zenna yang tersadar karena menyambut pelukan Zergan seketika bersemu sipu terlebih Zergan mengecup keningnya membuat perasaan hangat dan malu pun menjadi satu.

Perlahan Zenna mencoba melerai pelukan mereka namun Zergan justru semakin mengeratkan lingkaran tangannya pada pinggang Zenna membuat Zenna bingung dan terpaksa mendongak "ayo berangkat atau kita akan terlambat" ucapnya gugup.

Zergan menyunggingkan senyumnya, menghiraukan ucapan Zenna "apa kamu sudah menyukaiku?"

Jantung Zenna berdegup kencang karena Zergan menatapnya intens "hmm apa itu harus dipertanyakan?".

Zergan mengangguk cepat membuat Zenna terkekeh "hmm aku nyaman dan merasa hangat dengan semua sikapmu, Egan. Tapi aku sendiri masih tabu dengan hal romansa jadi aku takut salah menjawab".

Pelukan Zergan karena tangan Zergan kini beralih menangkup wajah Zenna "apa kamu marah atau kesal ketika membayangkan aku bersama perempuan lain?".

Alis Zenna mengernyit mencoba membayangkan dan seketika rautnya masam "ya" jawabnya singkat.

Zergan, "apa kau menyukai perhatianku? Sentuhanku?"

Kali ini Zenna membalas tatapan Zergan "ya" lirihnya malu.

Zergan, "apa kau risih ketika aku mencoba melarangmu dekat dengan laki-laki lain? Melarangmu untuk hal-hal yang kurasa akan membahayakanmu? Melarangmu karena aku khawatir?"

Zenna terdiam sejenak sebelum akhirnya menggeleng "aku bukan tipe yang mudah dekat dengan banyak pria begitu intens jadi selama laranganmu masuk akal, aku rasa bukan hal besar yang harus dipermasalahkan. Dan aku menghargai keinginanmu yang khawatir itu selama tak mengekangku terlalu jauh"

Zergan mengangguk singkat "bolehkah aku mengatakan bahwa ini adalah awal mula kisah kita sebagai kekasih berjalan?"

Alis Zenna terangkat dengan kekehan hambar "dua kali kamu asal mengklaim dan tak satupun adegan yang aku ingat dimana kamu menyatakan perasaanmu padaku lalu memintaku menjadi kekasihmu" sindirnya.

Zergan menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal "sejak lusa kemarin aku terus berpikir bagaimana cara romantis untuk memikatmu tapi maaf, itu semua bukan gayaku dan setelah kupikir kembali, aku tidak ingin merubah hal apapun pada diriku yang menurutku tidak buruk juga karena aku ingin kamu menyukaiku karena memang aku seperti ini tanpa kamuflase dan sandiwara menutupi jati diri"

Zenna tertegun dengan jawaban Zergan, tangannya ikut terulur ke wajah Zergan "ya kamu benar, aku menyukaimu yang seperti ini. Jangan menjadi orang lain hanya untuk memikat perempuan. Walau kamu sama sekali tidak romantis tapi aku tidak masalah"

New Me : 0,1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang