Part 31

2.9K 467 12
                                    

Seorang gadis dengan earbud terpasang di salah satu telinga sebelah kanannya, tengah mengecek panggung kecil yang diatur di ruang ballroom khusus. Dia adalah Chintya. Chintya tengah disibukkan dengan acara pentas adu bakat kecil khusus para calon talenta yang hendak audisi demi bernaung pada perusahaan ZMEnt.

Dengan sangat teliti dan professional, Chintya terus mengatur dan sesekali mengecek tab perusahaan.

Saking sibuknya, Chintya sampai lupa bahwa dirinya belum makan sejak pagi dan kini hari menjelang malam. Beruntung hari ini adalah hari sabtu sehingga kegiatan bekerjanya tidak mengganggu persekolahannya.

Chintya baru tersadar belum makan ketika perutnya merasakan perih namun dirinya tahan karena hanya satu jam lagi, acaranya akan dimulai. Chintya tidak ingin mengecewakan Zenna dan Wilbert yang telah menolong dan membimbingnya. Chintya ingin membuktikan bahwa dirinya begitu baik dalam bekerja.

Mengabaikan perutnya yang perih. Chintya mencoba mengecek kembali bahwa tidak akan adanya kegagalan dalam acara audisi perusahaan.

***

Wajah bahagia kini terpancar dari wajah pucat Chintya, karena acara berlangsung sangat lancar. Dirinya dapat melihat bahwa bosnya, yang merangkap menjadi sahabatnya kembali, tengah menuai banyak pujian dari berbagai media dan para kumpulan yang diduga calon investor.

Merasa di tatap, Zenna mengedarkan penglihatan dan saat matanya menangkap sosok Chintya yang tersenyum puas padanya. Zenna tanpa berpikir panjang langsung mengambil mic pada pembawa acara.

Zenna, "seluruh calon talent terlihat sudah menunjukkan bakatnya dan saya sangat kagum dengan kemampuan mereka semua, namun tanpa mengurangi kebahagiaan saya, saya memiliki satu talent yang luar biasa dan cukup spesial bagi saya. Seseorang yang juga membantu saya melancarkan acara ini dengan sangat baik. Mari kita semua sambut sahabat sekali rekan kerja saya, Chintya."

Chintya terpaku. Dirinya mencoba berpikir bahwa Chintya yang dimaksud Zenna bukanlah dirinya namun ketika melihat tatapan intens dari Zenna, yang berakhir membuat para kamera dan seluruh mata pun menatapnya. Chintya menjadi gugup dan dengan pelan nan ragu, melangkah mendekati Zenna yang mengulurkan tangannya.

Dengan gemetar Chintya meraih tangan Zenna yang berada di bawah panggung itu.

Zenna dengan tersenyum manis, mendekatkan wajahnya pada telinga Chintya. "Aku tahu bahwa kau suka bernyanyi bahkan mampu membuat lagu. Tunjukanlah dirimu, Chintya. Beranilah bila ingin merubah hidupmu menjadi seperti mimpimu. Aku mendukungmu disini."

Entah bagaimana harus mengungkapkan perasaan Chintya sekarang. Chintya sungguh merasa terberkati dengan memiliki sahabat seperti Zenna namun dengan bodohnya dulu dirinya malah menyakiti perasaan Zenna.

Mata Chintya berkaca-kaca namun Zenna dengan lembut menepisnya. "Jangan menangis, nanti penampilanmu buruk. Kau tidak lihat bahwa disini banyak kamera? Jangan membuatku malu" kekeh Zenna.

Zenna melirik ke satu sudut dimana ada Zergan, Valentina, dan Valentino yang mengamatinya bersama Chintya. Terlihat wajah bangga dari ketiganya.

Zenna menepuk pelan pundak Chintya untuk memberinya semangat dan mendorong lembut agar segera menuju panggung.

Dengan gemetar namun tekad yang kuat, Chintya memberanikan diri untuk melakukan penampilan pertamanya. Dirinya berusaha menarik dan membuang nafas agar tenang.

Chintya menghampiri salah satu kru yang bertugas dalam hal music dan memberikan flashdisk untuk memutarkan lagu yang dirinya buat.

Walau gemetar, Chintya mencoba mengangkat kepalanya. Ketika alunan music terdengar. Chintya mengangkat tangannya untuk mendekatkan mic ke arah mulutnya.

New Me : 0,1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang