13☀️

1.7K 175 4
                                    

.

Keesokan harinya Haechan terbangun saat jam 9 pagi, mungkin efek badannya yang lelah itu, Haechan jadi bangun kesiangan- itupun Yuta yang membangunkannya.

Haechan diberi waktu libur selama 1 minggu usai olimpiade, jadi ada keuntungan tersendiri bagi Haechan yang bisa menggunakan waktunya untuk beristirahat dirumah.

Kata Yuta, ia sedang memanaskan makanan saat ini karena makanan semalam masih ada, bahkan makanan untuk Haechan masih utuh belum tersentuh.

Haechan disuruh untuk mandi agar badannya tidak se lelah bangun tidur dan membuatnya bersih agar lebih nyaman juga.

Kemudian Haechan turun ke lantai bawah dan menemukan bibi yang biasanya memasak dan membersihkan rumah sudah kembali.

"Loh bibi udah balik?" Tanya Haechan ketika sampai dimeja makan.

"Sudah tuan kecil, bibi sekarang bisa melakukan pekerjaan seperti biasa" kata bibi itu sembari menata makanan.

"Tuan Yuta sudah berangkat ke kantor, jadi sekarang waktunya tuan kecil ini untuk sarapan"

Haechan sedikit tertawa karena bibi selalu memanggilnya dengan sebutan tuan kecil. "Hihihi bibi Ina jangan memanggilku dengan sebutan itu, terdengar aneh, panggil Echan atau adek gitu gapapa kok"

"Yasudah akan bibi panggil tu- ah Adek maksud bibi" bibi itu nampak membuat kesalahan yang berhasil menarik senyum Haechan.

"Sekarang adek sarapan dulu, tadi tuan Yuta juga membelikan cream soup, lalu makanan adek yang semalam sudah bibi siapkan" celoteh bibi sembari menyiapkan makanan dipiring Haechan.

"Apakah bibi Ina sudah sarapan? Jika belum ayo sarapan dengan Echan" ajak Haechan.

Ohh apa kalian sudah tau nama bibi yang bekerja dirumah William?

Bibi itu bernama Alina Shopie, biasa dipanggil bibi Ina, beliau sudah berumur 47 tahun dan tinggal di perumahan yang sudah Johnny beri, tempatnya tidak jauh dari tempat Johnny, biasanya bibi Ina akan dijemput supir jika bekerja dan diantarkan pulang kembali.

"Sudah, tinggal Haechan saja yang belum, bibi permisi dulu ya mau membersihkan dapur" pamit bibi Ina.

• • •

Sedangkan yang di Chicago sini, ada satu keluarga- oh bukan-bukan hanya ibu dan anak saja yang masih repot dengan barang bawaan, mulai dari pakaian, perhiasan, kartu kredit, uang, oleh-oleh dan masih banyak lagi.

"Ayolah mom kita hanya pulang ke rumahku, bukan terkena gusuran atau penyitaan, jadi jangan bawa barang banyak-banyak" lelah Johnny ketika ibunya rempong sendiri dengan koper-kopernya.

"Ini aku membawakan untuk cucuku! Bukan dirimu Johnny William!" Olivia menggerutu dengan tangan yang mengabsen isi kopernya. "Kau pergi sana!!......ah tidak-tidak, kau tolong ambilkan paperbag yang ada disebelah guci lorong kiri, disitu aku membelikan Haechan banyak sekali baju-baju untuknya"

Johnny hanya berjalan memelas, hancur sudah citra Johnny sebagai bos jika bersama orangtuanya. "Astagaaa banyak sekali, bahkan ini bisa menjadi stok pakaian Haechan selama setahun" kemudian Johnny menggelengkan kepalanya. "Ah tidak-tidak, badan Haechan itu tidak berubah hanya saja tinggi badannya yang naik, itupun sangat sedikit sekali, jadi ini adalah baju seumur hidup kalau begitu"

Akhirnya Johnny membawa empat paperbag itu dikedua tangannya.

"Mom..kenapa banyak sekali barang bawaan mu? Bahkan jika ini baju milik Haechan kenapa banyak sekali" Johnny menaruh paperbag disamping ibunya.

ᴍʏ ʟɪᴛᴛʟᴇ ꜱᴜɴ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang