22☀️

1.3K 115 8
                                    


Ehehe haloo saya kembali.

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
.
.

Awan putih menjadi pandangan seorang anak yang tengah menatap bingung arah depan, ia terus berjalan dan menemukan cahaya putih yang membawanya ke pulau indah yang tidak pernah ia kunjungi dan ketahui pun.

"Ini dimana...cantik banget tempatnya" Sosok itu mendekat ke arah danau yang bening dan memainkan air hingga bunyi gemercik terdengar ditelinganya.

Tidak jauh dari situ ia melihat sosok yang sedang duduk sendiri sembari memegang kalung.

Didekatilah sosok tersebut dan terkejutnya itu adalah "MAMA!!"

Sosok itu adalah orang yang paling Haechan rindukan kehadirannya, Mama yang membawanya lahir ke dunia, Mama yang meninggalkannya seorang diri dengan sang Papa.

Dipeluklah sosok 'Mama' yang sejak lama diidam-idamkan kehadirannya.

"Echan kangen Mama...Mama jangan tinggalin Haechan sama Papa"

Yang dipanggil 'Mama' itu tersenyum dan mengusak rambut putranya. "Mama juga kangen adek, Tapi kenapa kamu disini sayang?"

Si kecil Haechan itu memeluk tubuh ibunya dengan aliran air mata yang terus berlomba di pipinya.

Haechan menggelengkan kepalanya didekapan sang Mama. "Enggak tau"

"Tapi Echan seneng ketemu Mama, Echan mau ikut Mama"

Diusaplah air mata itu, Mama Chloe memegang wajah putranya agar dapat melihat wajahnya saat ini.

"Haechan dengerin Mama. Ini belum waktunya adek iku Mama ya nak....suatu hari nanti Mama yang bakal jemput kamu, untuk saat ini Haechan harus hidup dengan Papa, Grandma dan Grandpa"

"Nanti kalau adek ikut mama, terus Papa sama siapa? Nanti Papa sendirian kalau adek ninggalin Papa"

Remaja itu mendengarkan sang Mama dengan tangisnya yang belum usai, otaknya masih mencerna ucapan Mama yang berada didepannya.

"Tapi Mama ninggalin Papa....ninggalin Echan juga, kenapa?" Sahutnya melirih.

Yang dipanggil Mama hanya tersenyum sebelum mengucapkan perkataannya lagi.

"Itu sudah waktunya Mama untuk pulang ke hadapan Tuhan, waktu Mama sudah habis di dunia. Sedangkan waktu Haechan masih panjang, masih ada hal yang harus Haechan lewati"

"Haechan harus berjuang sedikit lagi sampai Tuhan mengatakan waktunya sudah habis"

"Tapi Echan sakit Ma....Echan gak mau disuntik-suntik lagi, badannya echan sakit semua"

"Berarti..... Haechan harus lebih berjuang lagi disana, Mama akan tunggu Haechan sampai waktunya, begitupun Mama menunggu Papa"

Wajah Haechan menoleh dan netranya melihat mata sang ibu. "Jadi Haechan gak boleh ikut Mama?"

Wajah cantik itu mengangguk. "Iya sayang....kata Tuhan Haechan hanya boleh bermain kesini untuk menemui Mama, tapi untuk ikut Mama, Haechan belum boleh. Kesimpulannya ini bukan waktu kamu untuk berada disini"

"Setelah ini Mama antar pulang ke Papa ya.."

Anak itu menggeleng dengan air matanya yang kembali menetes. "Sama Mama....enggak mau sendiri, mau pulang sama Mama"

"Kan udah Mama bilang, ini bukan dunia Haechan.....jadi Haechan harus kembali"

"Tapi nanti Mama sendirian" Tangisnya pecah dan kembali memeluk tubuh Mamanya.

Tidak ada orang yang sesabar Mama disana, tidak ada yang membacakan cerita ketika hendak tidur, tidak ada teman bermain, tidak ada chef handal yang memasakkan makanan favoritnya lagi, dan tidak ada kasih sayang Mama lagi saat Haechan pulang ke Papa nanti.

ᴍʏ ʟɪᴛᴛʟᴇ ꜱᴜɴ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang