33☀️

884 94 2
                                    

.
.
Di pagi hari Johnny baru membuka matanya, tangannya sibuk mengucek mata dan menutup mulutnya yang menguap itu.

Setelah pandangannya jelas dirinya tidak menemukan siapapun disini.

Ranjang Haechan kosong, kemana anaknya ini, apakah hilang?

Johnny segera bangun dan memeriksa seluruh ruangan bahkan kolong meja dan ranjang sekalipun, pintu kamar mandi dibuka juga tidak ada siapa-siapa.

Diluar sana Olivia memegang mangkuk bubur untuk Haechan, semenjak Haechan bangun, anak itu tidak mau dengan ayahnya.

Bahkan saat Johnny tidur disampingnya saja Haechan dibuat kaget saat membuka mata, bagaimana jika nanti Papa nya kembali marah-marah.

Sebaiknya Haechan menjaga jarak dulu dari Johnny, memberikan ayahnya ruang untuk menenangkan pikiran.

Haechan jadi merasa bersalah karena membuat orang tua satu-satunya yang ia punya marah sebegitunya, tapi kan Haechan juga punya keinginan!

Penyakit sialan ini memang sangat mengganggu. Tolong cepatlah pergi dari tubuh Haechan:(

Olivia segera menggoyangkan pundak Haechan saat melihat anak itu hanya diam saja dan tidak meresponnya saat berbicara.

"Adek"

Haechan yang kembali sadar dari lamunannya langsung menatap neneknya. "Kenapa?.." Tanya Haechan dengan wajah polos.

"Yang di mulut sudah habis atau belum? Lama banget ih kalau maem"

Haechan mengangguk "Sudah kok"

"Ayo cepat habiskan makannya lalu kembali ke kamar"

"Tapi Papa-" Kalimatnya terpotong karena Olivia langsung menjejelkan bubur ke mulutnya.

"Tidak perlu takut, nanti kalau Papa mu marah akan Grandma hajar. Ya, sayang ya?" Ucap Olivia penuh keyakinan membuat Haechan mengangguk.

"Untuk masalah Grandpa, jangan difikirkan ya? Dia itu tidak bisa lama-lama marah kalau soal adek, jadi sekali lagi Grandma minta buat jangan dimasukin ke hati maupun pikiran" Ucap Olivia lagi dengan mengelus tangan cucunya.

Saat Olivia datang tadi dirinya sangat terkejut karena Haechan sudah membuka matanya dan diam saja menatap atap yang diatas.

Lantas Olivia terburu-buru memanggil dokter untuk memeriksa keadaan cucunya. Olivia bersyukur keadaan Haechan sudah sedikit lebih baik daripada semalam.

Kemudian cucu kesayangannya itu ingin pergi ke taman saat makanan dari suster sudah datang, niatnya Haechan itu menghindari makan malah sang nenek membawa mangkuk beserta botol untuk pergi ke taman.

Mau tidak mau Haechan juga mengangguk saja dan menurut saat Grandma memaksa untuk memakai kursi roda.

Tadinya Haechan memaksa berjalan, lalu baru beberapa langkah dirinya hampir terjatuh karena pandangannya buram dan bergoyang jadi Haechan ingin jatuh, maka dari itu Olivia langsung mengambil kursi roda.

"Astaga kalian disini ternyata, aku mencari-cari Haechan kemana-mana" Itu Johnny, dirinya tampak ngos-ngosan seperti Marathon keliling dunia.

"Kupikir dia menghilang" Ujar Johnny, dirinya takut akan kejadian masa lalu yang dimana ia tiba-tiba dikabari bahwa Haechan menghilang.

Olivia melihat Haechan dan Johnny secara bergantian, mulai Haechan yang hanya menunduk dan memainkan baju bawah Olivia lalu Johnny yang hanya diam memandangi Haechan tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun membuat Olivia jengkel.

Minimal minta maaf lah, kan kasihan cucunya ini.

"Pegang ini" Olivia menyerahkan mangkuk bubur dan segera berdiri dari bangku.

ᴍʏ ʟɪᴛᴛʟᴇ ꜱᴜɴ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang