.
.Semua yang direncanakan Johnny sudah berjalan sukses.
Pada sore hari, semua peralatan medis tiba dirumahnya dengan menggunakan mobil box.
Semuanya ditata dikamar Haechan, jadi kamar Haechan ditata ulang letak barang-barangnya agar terlihat enak dipandang dan tidak membosankan, dan pastinya itu tanpa sepengetahuan sang pemilik kamar, karena di pemilik kamar masih tertidur lelap.
Dan kini dilain hari, Haechan sama sekali tidak mau berjauhan dengan Johnny, sejak membuka matanya dan menemukan Johnny yang berada disebelahnya, Haechan terus menempel pada ayahnya.
Mungkin efek kangen, padahal baru ditinggal 2 hari, dasar anaknya Johnny.
Haechan pun juga heran saat bangun tidur, kamarnya seakan-akan sangat berbeda dan banyak sekali alat seperti dirumah sakit.
Kemudian Johnny dengan pelan memberi tahunya jika ini untuk kebaikan Haechan, Johnny menjelaskan dengan bahasa yang Haechan pahami dibantu dengan Taeyong dan Yuta agar Haechan capat luluh.
Bahkan sekarang tangan Haechan masih tertancap infus, jadi ingin kemana-mana harus membawa si tiang infus itu, merepotkan sekali.
Lalu saat ini ia berada di dekapan sang ayah yang sedang bersantai di ruang keluarga, menikmati hangatnya dekapan Johnny yang ia rindukan, hangat sekali tapi masih kalah nyaman dengan dekapan Mamanya.
Tapi setidaknya dia masih mempunyai Papa walaupun tidak punya Mama.
"Papa....adek gak bakal sembuh ya? Adek bakal sakit terus ya?"
Kan!! Kalau sudah begini Johnny tidak bisa menjawab, bawaannya mellow, tidak tega dengan anaknya.
"Kenapa bicara begitu?" Tutur Johnny lembut.
"Sekarang kamar aku udah kayak rumah sakit, semuanya dibawa pulang kesini jadi Haechan gak sembuh-sembuh, iya kan?"
"Sembuh, anak Papa pasti sembuh, tunggu sebenar lagi ya dek, berdoa terus sama Tuhan, inget kan Papa kemarin bilang apa? Ini untuk kebaikan Haechan, agar Haechan bisa sehat maka dari itu Haechan harus berobat dan itu semua membantu Haechan agar tidak kesakitan"
"Tapi adek capek Pa"
"Berjuang dulu, masa belum berjuang sudah menyerah, kan Haechan superhero"
"Sakit"
"Bagi rasa sakitnya sama Papa, peluk Papa yang erat kalau Haechan merasa sakit, oke?" Johnny mengelus rambut Haechan yang berada di pelukannya.
"Tapi adek gak suka disuntik, tapi kenapa sekarang dikit-dikit harus suntik, adek gak suka! Kalau sakit begini terus Echan capek, Echan gak pengen sembuh kalau begini terus!!"
Hati Johnny berdenyut atas penuturan sang anak. "Heh! Tidak boleh berbicara seperti itu, nggak baik dek, You are the center of Papa world, papa can't live without you, jadi gak boleh berbicara seperti itu"
"Papa tidak pernah mengajarkan kamu untuk menyerah begitu saja, tolong sekali lagi Papa ingatkan bahwa kamu adalah pusat dunia Papa, kamu adalah hidup Papa dan Haechan adalah yang paling berharga bagi Papa, do you understand son?"
Haechan mengangguk, wajahnya sudah basah terkena air mata, dirinya lelah, lelah fisik maupun batin.
"Sekarang buang pikiran jelek adek jauh-jauh, berpikir positif untuk saat ini dan jangan melakukan hal yang membuat nyawa kamu terancam, paham?"
Haechan mengangguk saja, tidak ada yang ingin diomongkan lagi.
"Pindah ke kamar yuk?" Ajak Johnny pada Haechan, sepertinya Haechan juga sudah mulai mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴍʏ ʟɪᴛᴛʟᴇ ꜱᴜɴ
RandomKehidupan matahari kecil yang bersinar dan meredup di suatu keadaan. "Terimakasih telah menjadi matahari di hidup Papa." - Johnny Christopher Louis William. Start: 06 Juni 2022 End: 20 Agustus 2023