𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰
.
.
.
.
.
.Roda brankar terdengar terburu-buru menuju UGD yang diatasnya terdapat seorang remaja.
Itu Haechan.
Haechan tidak sadarkan diri setelah mengeluh sesak pada bagian dada dan pusing mendera kepalanya.
Dirinya langsung ambruk di dekapan Johnny saat sampai berada di Bandara tempat landing jet tujuannya pergi.
Setau Johnny sebelum berangkat Haechan masih tertawa dan berbincang dengan para sahabatnya melalui video call.
Sekarang membuat Johnny dan yang lain khawatir setengah hidup.
Haechan dilarikan ke rumah sakit tempatnya berobat nanti, belum waktunya berobat saja Haechan sudah harus masuk sini duluan.
Setelah dokter keluar, dokter menyatakan bahwa Haechan harus dilakukan segera melakukan tindakan operasi untuk mengangkat sel kanker sebelum lebih parah lagi.
Mengingat usia Haechan masih muda maka presentase untuk sembuh juga masih lumayan tinggi.
Baik Johnny, Olivia dan Vincent langsung menyetujui hal itu, setidaknya ada tindakan sedikit demi sedikit.
Setelah menyetujui dan menandatangani surat persetujuan tersebut, brankar Haechan di dorong menuju ruang operasi.
Sebelum tindakan dilakukan, Johnny diberi waktu sebentar untuk menjenguk Haechan.
"Haechan...tolong tahan sebentar lagi. Papa tidak bisa hidup tanpa kamu" Johnny memegang erat salah satu tangan Haechan.
"Tolong bilang pada Mama bahwa Papa masih butuh Haechan"
"Papa akan terus berdoa sebisa Papa"
"Tapi pilihan ada di kamu, Papa pasrahkan pada Haechan....tapi Papa sangat berharap Haechan kembali pada Papa"
"Papa keluar dulu ya.."
Johnny mencium dahi putranya sebelum meninggalkan ruangan tersebut.
Sampai didepan pintu Johnny menangis sejadi-jadinya, dirinya mencoba kuat tetapi rasa takut sangat mendominasi di hati, pikiran maupun raga.
Olivia langsung merengkuh tubuh putranya, air matanya juga tidak bisa ditahan.
Lampu operasi menyala, sontak semua anggota keluarga melipat tangan untuk berdoa.
"Sebaiknya kau pergi ke gereja, tenangkan dirimu disana dan berdoalah kepada Tuhan" Ucap Vincent.
Johnny mengangguk dan lekas berdiri.
Kakinya melangkah keluar dari gedung rumah sakit dan menuju gereja yang berada tak jauh dari rumah sakit.
Johnny masuk ke dalam bangunan suci itu dan mencari tempat duduk yang kosong dan sepi.
Setelah mencari-cari akhirnya Johnny duduk pada salah satu bangku panjang berwarna cokelat tua pada barisan nomor 2 dari depan.
Johnny menundukkan kepalanya seraya melipat kedua tangannya serta memejamkan matanya.
'Tuhan....tolong lancarkan operasi putraku, angkatlah penyakitnya'
'Permohonanku hanya untuk kesembuhan putraku'
'Tetapi jika kehendakmu lain yang kuminta, mohon berikanlah aku ketabahan dan keikhlasan untuk menerimanya'
Johnny mengangkat kembali kepalanya usai berdoa dan memilih diam disini untuk menenangkan diri dan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴍʏ ʟɪᴛᴛʟᴇ ꜱᴜɴ
DiversosKehidupan matahari kecil yang bersinar dan meredup di suatu keadaan. "Terimakasih telah menjadi matahari di hidup Papa." - Johnny Christopher Louis William. Start: 06 Juni 2022 End: 20 Agustus 2023