Part 9

23.6K 532 55
                                    

Hawa panas Avero rasakan ketika melihat seluruh mata siswa disini menatap lapar tubuh Prisca. Hatinya bergemuruh, tangan mengepal erat serta pandangannya menajam memperhatikan sekitar.

Dengan cepat Avero mengeluarkan ponselnya, dan mengetikkan beberapa pesan untuk seseorang. Setelah itu Avero menyambar tangan Prisca menggenggam erat dan segera menariknya keluar dari kerumunan itu.

Prisca yang mendapatkan hal mengejutkan tersebut hanya bisa diam dan menurut. Namun tak lama Prisca tersadar. Dia mencoba melepaskan tangannya dari genggaman erat Avero. "Lepas! Lepas, Ro!" seru Prisca sambil memberontak.

Prisca tak pernah tahu hal apa yang ada di otak cowok tersebut. Hingga tiba di Taman Belakang Sekolah, Avero menghentikan langkahnya dan berhadapan dengan Prisca. Matanya menajam mengingat pandangan lapar itu.

Prisca tidak menyadari pandangan tajam Avero, yang dia lakukan hanyalah mencoba melepaskan genggaman itu. Prisca menyentak dengan kuat genggaman tersebut hingga berhasil terlepas. "MAU LO APA SIH, ANJING!" bentak Prisca pada Avero.

"LO JUGA APA-APAAN NGELAKUIN HAL KAYAK GITU? LO PIKIR BAGUS, HAH? bentak balik Avero.

"KENAPA? BUKANNYA ITU YANG LO MAU?"

"UDAH GILA LO, PRIS!"

"Gue? Gila?" Prisca terkekeh mendengar bentakan Avero. "Lebih gila lo atau gue?" tunjuk Prisca pada Avero.

"LO YANG GILA, RO!" murka Prisca. Dia benar-benar meluapkan amarahnya pada cowok yang saat ini di hadapannya. "Lo dengan santainya masukin obat perangsang diminuman gue kan? Terus lo dengan santainya bilang ke seluruh anggota lo, kalo lo berhasil ambil perawan gue. Terus lo rekam adegan sex kita terus lo tunjukin ke temen-temen lo seakan-akan lo itu cowok terhebat bisa nuntasin hasrat lo ke cewek seksi kayak gue? Murahan cara lo, Ro!"

Hari ini Prisca benar-benar mengeluarkan segala amarahnya.

Avero yang mendengar ucapan Prisca diam dalam bingungnya.

"Tapi gue beneran ga nyebarin video itu, Pris." ujar Avero. "Lo nyadar gak sih, dress yang lo pake pas di club kemarin kayak gimana? Bahkan sepasang mata yang liatnya dari jarak jauh pun juga bisa liat."

Prisca yang mendengar jawaban Avero sontak terdiam. Benar ini salahnya, secara tidak langsung pakaian Prisca lah yang mengundang birahi laki-laki. Walaupun Prisca memang tidak pernah berniat untuk memancing hal tersebut.

Sebenarnya bukan hanya pakaian yang terbuka yang dapat membangkitkan hawa nafsu tersebut. Orang yang berpakaian tertutup pun juga akan mendapatkan hal serupa jika bertemu dengan lelaki yang mudah sekali terpancing akan nafsunya. Hal tersebut juga pernah terjadi kepada kedua wanita yang dicintainya, mommy dan adiknya adalah korban pemerkosaan. Padahal jika dilihat dari pakaian yang terakhir kali mereka kenakan, pakaian itu sangatlah terasa longgar.

Avero yang melihat Prisca terdiam dengan segera menggenggam kembali tangan Prisca dan keluar sekolah melewati pintu rahasia yang sering digunakan anggotanya untuk membolos.

Di seberang jalan sana Avero melihat salah satu mobil kesayangnya yang sudah terparkir di samping Warung Pak Botak, atau yang sering disebut Warbo oleh Black Eagle.

Masih dengan menggenggam tangan Prisca, Avero memasuki Warbo untuk mengambil kunci yang dititipkan disana oleh bodyguardnya. Setelah itu Avero memaksa Prisca untuk masuk ke dalam.

"Apa-apaan sih. Lo mau bawa gue kemana, hah?" sentak Prisca.

"Cepet masuk!"

"GAK! GUE GAK MAU PERGI SAMA LO!"

"Masuk, Pris!" ujar Avero dengan nada rendah. Melihat Prisca yang masih kekeh tidak mau masuk, Avero mendorong paksa Prisca dan segera mengunci pintu tersebut. Setelah itu Avero ikut masuk ke dalam mobil, dan menjalankannya ke tempat tujuan.

My Sexy Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang