Part 11

21.3K 468 8
                                    

HAI HAI HAI

Gimana kabar kalian?

Masih ada yang nungguin cerita ini update apa enggak?

Aku bakalan usahain update 2x dalam seminggu ya gais. Karena bener-bener lagi sibuk banget. Tapi aku bakalan namatin cerita ini kok, kaliam tenang aja.

Siapa yang nunggu part 11 kali ini?

Happy reading gais, janga lupa vote komennya ya⭐💬

(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

"Emangnya gak bisa pake cara lain, dad?"

"Kamu mau hidup dia juga ikutan hancur? Tolong daddy untuk kali ini aja, sayang. Hitung-hitung sebagai rasa terima kasih karena dulu daddy bisa seperti ini karena bantuan ayah dia,"

Prisca menghela nafas. Sebenarnya keinginan sang daddy sangatlah mudah untuk dilakukan, namun bayangan perlakuan dia membuat Prisca enggan melakukannya.

Melihat pandangan memohon dari sang daddy membuat Prisca tak punya keputusan selain mengikuti apa yang diucapkan sang daddy.

"Dek, kali ini aja ya, please. Dia sebenernya baik kok, masa kamu mau ngelihat keluarga mereka berantakan karena hal ini? Dia masih punya adek yang kecil loh, emang kamu tega?" tutur Raja dengan lembut.

Sebenarnya Raja tahu apa yang membuat sang adik seperti enggan menyetujui permintaan sang daddy.

"Tapi bang…"

"Abang tau semua apa yang akhir-akhir ini terjadi, sayang. Tapi kita gak boleh egois. Kamu tau kan rasanya kehilangan? Coba kamu bayangin ketika posisi kamu itu jadi adek dia, seberapa hancur masa kecil kamu?" jelas Raja penuh kelembutan.

Sebenarnya Raja enggan meminta Prisca melakukan hal ini, namun Raja juga tidak ingin orang lain merasakan apa yang telah keluarganya derita akibat ulah manusia licik itu.

Membayangkan apa yang dikatakan Raja, tiba-tiba Prisca merasakan sesak pada bagian dadanya. Kejadian itu masih sangat membekas hingga saat ini. "Kasih waktu buat Prisca jawab." jawab Prisca dengan singkat kemudian meninggalkan sang daddy dan abangnya tanpa kata.

Sepanjang jalan menuju keluar kantor sang daddy, Prisca mengepalkan tangannya, dadanya bergemuruh. Lagi, lagi dan lagi manusia licik itu penyebabnya. Apa memang ini saatnya untuk Prisca turun tangan?

"Pak Beni, ke apartemen tadi ya. Barang Prisca ada yang ketinggalan,"

"Baik non,"

Prisca berkutat dengan otaknya, dia harus memiliki banyak saksi mata untuk mengusut semua hal ini. Pandangan Prisca berhenti tepat kepada supir pribadinya. Jika tidak salah ingat, Pak Beni udah kerja sama daddy selama 15 tahun, apa gue tanya Pak Beni ya?

Setelah hening beberapa saat, Prisca mulai mengorek informasi dari Pak Beni. "Pak"

"Iya non, ada yang bisa saya bantu?" jawab Pak Beni kebingungan, pasalnya nona mudanya ini berbicara menggunakan nada serius.

"Prisca mau nanya dong, Pak. Bapak pasti tau kan kejadian 3 tahun yang lalu?"

Pak Beni terdiam. Beliau bingung harus menjawab seperti apa. Bukannya tidak ingin memberitahu nona mudanya, namun dirinya tidak berhak untuk membeberkan masalah itu.

"Maaf non, bukannya saya tidak mau memberi tahu, tetapi alangkah lebih baik nona muda tanyakan hal ini kepada tuan muda Aldro, hanya dia yang melihat secara langsung kejadian itu."

Dahi Prisca berkerut, bagaimana bisa abangnya itu tahu sedangkan pada saat itu dia sedang berada di luar negeri. "Bang Aldro kok bisa tau? Bukannya waktu itu dia masih kuliah di Jerman?"

My Sexy Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang