🥀
Seokjin menetralkan pandangannya dan berulang kali meregangkan tubuhnya, hari sudah pagi rupanya
" Kenapa kau tidak membangunkanku? " Seokjin berbicara pada Yoongi yang sedang duduk didepannya
" Kau sudah bangun hyung? Tadinya aku akan membangunkanmu, tapi dia melarangku " Yoongi menoleh kearah Hoseok yang sedang melakukan perawatan pada Jimin
Seokjin berdiri lalu menghampiri Hoseok diikuti Yoongi dibelakangnya
" Bagaimana keadaannya Hoseok-a? " Seokjin
" Luka jahitannya masih basah, jadi masih perlu perawatan ekstra, tapi cukup bagus karena lukanya tidak bernanah dan tidak ada bengkak diarea sekitarnya. Asalkan kau rutin meminum obat yang kuberikan padamu dan menjaga tubuhmu dengan baik, maka lukanya akan lebih cepat sembuh, kau mengerti Jim? " Hoseok menyentuh hidung Jimin sekilas sedangkan Jimin hanya diam
Seokjin hanya melihat interaksi keduanya dengan sedikit tersenyum. Dan seperti biasa Yoongi selalu melihat perubahan ekspresi Seokjin dan menyadari senyuman tipis itu. Tanpa sengaja mata Seokjin bertemu dengan mata Yoongi yang sedang memandanginya reflek Seokjin kembali merubah ekspresi wajahnya menjadi datar kembali
" Kau sudah sarapan Hoseok-a? " Seokjin mengalihkan
" Karena Yoongi tidak pulang semalam, jadi hari ini kau makan makanan rumah sakit dulu, Jim. Aku akan keluar membeli sarapan untuk kita, kau tunggu disini " Seokjin keluar kamar rawat Jimin
Tidak ada yang menjawab, Yoongi hanya mengangguk dan Hoseok masih fokus pada Jimin
Setelah Seokjin menghilang dibalik pintu, Yoongi kembali melihat Hoseok yang sedang membersihkan luka jahitan diarea dada Jimin setelah sebelumnya Hoseok sudah selesai membersihkan jahitan dikepala Jimin dan kembali membalutnya
" Apa itu sakit? " Hoseok kembali bertanya setiap kali dia memberikan sentuhan pada jahitan didada Jimin
" Kalau sakit Jimin pasti akan bereaksi, Hoseok-a " Yoongi berbicara dengan nada datar
" Ssst aakh " Jimin meringis kesakitan
" Sakit? Mian, aku akan lebih berhati-hati lagi " Hoseok
Yoongi memperhatikan setiap perlakuan Hoseok pada Jimin, sangat berbeda saat dia merawat Seokjin hyung. Mungkin karena Jimin masih kecil dan tubuhnya masih sangat rapuh jadi dia memperlakukan Jimin lebih lembut, begitu pikirnya
" Jah.. sudah selesai. Aku akan mengambilkan sarapanmu, tunggu sebentar ya " Hoseok merapikan alat-alatnya dan keluar dari kamar Jimin
Yoongi hanya memandang punggung Hoseok yang menghilang dibalik pintu
" Kau senang kan mendapat perlakuan yang hangat darinya? Dia perawat yang baik, bukan? Dia temanku " Yoongi tersenyum pada Jimin sambil duduk dibangku sebelah tempat tidur Jimin
Jimin masih tidak berekspresi, dan diam sambil sesekali menelan ludahnya
" Kau haus? Ingin minum? Sebentar aku ambilkan untukmu " Yoongi meraih gelas beserta sedotannya dinakas dan memberikannya pada Jimin
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIST (END)
ActionPenghianatan, manipulasi kasus perselingkuhan, perusahaan yang bangkrut, kematian kedua orantuanya, semua tersimpan diingatannya sejak masih kecil dan tidak pernah dia lupakan hingga dia dewasa. Dendam dan amarah yang selama ini dia simpan, dia bers...