#Part 25

92 14 6
                                    

🥀

Baru saja Woo Bin masuk kedalam ruangan khusus yang digunakan untuk menjenguk narapidana, diruangan itu hanya ada dua sofa yang masing-masing cukup untuk duduk 3 orang dan satu meja ditengahnya

Didalam ruangan itu sudah ada Park Jin yang duduk dengan santai tanpa borgol dipergelangan tangannya. Dengan senyuman dan satu kaki berada diatas kaki lainnya, Park Jin menyambut kedatangan Woo Bin

" Hai brother, lama tak jumpa. Apa kau merindukanku? " Park Jin

Woo Bin tidak menjawab , dia langsung melempar berkas yang ada ditangannya keatas meja dengan cukup keras

Sreekk

Setelah melempar berkas itu Woo Bin duduk dihadapan Park Jin dengan wajah datar tanpa mengeluarkan sepatah katapun

" Apa ini? " Park Jin

Karena merasa tidak ada jawaban dari Woo Bin, Park Jin terpaksa mengambil berkas itu dan membaca setiap lembar hingga sampai pada foto USG dan bayi kembar dilembar terakhirnya

Dengan santainya Park Jin kembali meletakkan berkas itu dimeja dan beralih memandang Woo Bin

" Kenapa? Kau datang kemari untuk menanyakan mengenai ini? " Park Jin

" Untuk apa aku tanyakan sesuatu yang sudah jelas ada buktinya? Itu hanya membuang waktu " Woo Bin

Park Jin mengerutkan dahinya merasa ada yang tidak sesuai dengan dugaannya

" Itu artinya kau percaya dengan semua bukti itu? " Park Jin

" Aku tidak masalah menerima Jimin, lagipula dia anak yang baik (diam sejenak, mengubah posisi duduknya sedikit condong menghadap Park Jin). Tapi aku lebih penasaran, kenapa kau mau merawatnya sampai dia dewasa seperti sekarang? Kau bisa saja membunuhnya waktu itu, kan? " Woo Bin

" heh. Apa aku terlihat seperti itu? Bukankah kau sudah melihat semua bekas memar dan patah ditulang rusuknya? Kau pikir darimana dia mendapatkan semua luka itu? " Park Jin bersmirk dan memposisikan posisi duduk lebih condong kedepan dengan kedua tangan bertumpu pada kedua lututnya

" Jadi kau lebih suka membesarkannya dengan terus-menerus menyiksa daripada membunuhnya langsung? Tapi yang ku tau semua luka itu dia dapat dari bibinya, kau tidak sekalipun menyentuhnya dengan kekerasan. Apa aku salah? " Woo Bin

Park Jin diam seribu bahasa, dia terlihat memikirkan kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Woo Bin

" Itulah yang ku maksud, agar dia tersiksa tinggal bersama bibinya dan dia akan merasa aku menelantarkannya " Park Jin beralasan

" Begitu rupanya " jawaban Woo Bin dengan anggukan

" Kau bilang kau sudah percaya dengan bukti itu, kenapa kau masih bertele-tele dengan menanyakan hal seperti itu padaku? " Park Jin

Woo Bin mengangkat kepalanya menghadap Park Jin yang sepertinya mulai terbawa emosi

" Aku memang tidak perduli dengan semua bukti ini, kau pikir 13 tahun penghianatan yang kau lakukan pada keluargaku tidak cukup membuatku sadar betapa liciknya dirimu, eoh! Jangan pikir aku bodoh yang termakan hanya dengan semua bukti menjijikan ini " Woo Bin menatap tajam kearah Park Jin sambil menunjuk berkas yang tergeletak diatas meja

MEMORIST (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang