gejolak

487 47 26
                                    

Saat ini terlihat Ran tengah menggendong seseorang, entah apa yang di pikiran Ran? Yang jelas Ran cukup kebingungan.

"Kenapa aku harus perduli."

Sambil memandangi wajah orang itu Ran bisa merasakan debaran di jantungnya. Ini aneh karena dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung selama hidupnya.

Bahkan saat dia bersama Mitsuya, Ran tidak pernah merasakan, rasa yang sekarang dia rasakan.

"Cih kenapa kau harus pingsan."

Tepat beberapa menit yang lalu Ran tidak sengaja melihat Rindou, yang terlihat kesakitan sambil memegang dadanya Rindou terus bergumam, dan saat Ran sampai di hadapan pemuda itu. Rindou langsung jatuh tak sadarkan diri, untungnya Ran datang tepat waktu, sehingga Rindou ada yang menolong.

***

Sesampainya di UKS Ran langsung merebahkan tubuh Rindou, tak lupa dia memberikan minyak kayu putih ke hidung pemuda itu.

Ran juga memijat tangan Rindou supaya pemuda itu cepat sadar, namun nihil Rindou terlihat kesulitan bernafas.

"Apa dia kena sakarotul maut?" Gumam Ran yang tengah kalang kabut sendiri melihat kondisi Rindou. Wajar saja Ran berfikir sesempit itu, karena dia bodoh dalam pelajaran tapi pintar dalam ucapan.

Merasa semua ini sia sia Ran segera mencari bantuan, namun sebuah tangan menghentikan pergerakannya.

"Hiks... Aku mohon jangan tinggalkan Rin lagi." Sebuah suara lirih terucap dari mulut Rindou.

"Aku hanya pergi sebentar saja, cuma memanggil perawat supaya kamu cepat membaik." Jawab Ran.

Agak sedikit keragu didalam hati Ran yang sedang berusaha mengusap surai Rindou, entah dia yang sakit atau lagi berkhayal yang jelas Ran merasa Rindou sangat cantik jika tidak berkaca mata.

"Jangan, jangan pergi Rin tidak ingin sendiri, Rin takut."

Kali ini genggaman tangan Rindou terasa sangat erat namun bergetar, Ran yakin satu tarikan saja maka genggaman itu akan terlepas, tapi kenapa dia enggan melepaskannya dan malah senang karena bisa berdua dengan Rindou.

"Tapi Rin kalo begini terus kau akan makin parah." Jawab Ran yang berniat melepas genggaman Rindou.

Namun siapa sangka Rindou malah melepaskannya terlebih dahulu.

"Kau tau Souya, mami sedang sakit keras Rin butuh banyak uang dan sekarang Rin juga punya hutang ke Annabelle, Rin bingung."

Rindou meringkuk hal itu membuat tubuhnya seakan mengecil, tanpa sadar ran datang dan memeluk tubuh pemuda itu.

"Rin kau tidak sendiri aku kan menjagamu." Ucap Ran dan langsung menarik tubuh pemuda itu ke depannya.

Sambil menepuk-nepuk punggung Rindou, Ran bisa merasakan rasa yang selama ini dia rindukan, rasa yang selalu muncul di benak.

Seharusnya Mitsuya lah orang yang mampu membuat Ran merasakannya rasa ini, mengapa harus Rindou, ini sangat tabu dan tidak logis.

Tanpa Ran sadari dia ikut melukis mimpi bersama Rindou.

***

"Beraninya kau jalang."

Sebuah tangan memaksa Rindou bangunan dari tidurnya, satu tamparan mendarat tepat di pipi pemuda bersurai dwiwarna itu.

Tubuhnya masih lemas dan belum bisa mencerna apa yang sebenarnya telah terjadi, terlebih dia bisa merasakan sebuah kain basah jatuh dari keningnya.

'Apa aku Demam?'

Love hate relationship [ RanxRindou ] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang