"Dimana aku?"
Rindou terbangun di kamar super megah, bahkan kamar yang di tempati kali ini jauh lebih indah dan megah dari kamarnya saat berada di mansion ayahnya.
"Tuan sudah bangun."
Satu maid dan bartender membuyarkan lamunan Rindou, sebenarnya dia masih bingung sampai diaman memori kemarin malam berputar kembali seperti radio rusak.
"Tuan tidak apa-apa?" Kali ini pelayan pria berusaha mendekati Rindou.
"Tidak tidak tidak."
Kejadian kemarin malam berputar kembali kalian ini sangat jelas, terlihat Rindou sangat frustasi sambil menarik kuat rambutnya dia berteriak histeris, bagaimana mungkin ayahnya menjualnya.
Lantas gimana kehidupan ibunya, Rindou tidak mempermasalahkan hidupnya hanya saja dia takut sang ibu mencari keberadaannya, mengingat kemarin ibunya masih berbaring tak sadarkan diri di rumah sakit.
Dua pelayan yang melihat Rindou histeris berusaha mengenakan Rindou samapi akhirnya, Terano datang ke sana.
"Apa-apaan ini? Sampai ada barang yang pecah atau rusak kepala kalian yang menjadi gantinya."
Rindou yang tanpa sadar menatap nanar mata Terano, merasa merinding setiap kata yang keluar dari mulut pria itu tidak ada kata bohong semuanya benar.
"Maaf tuan."
"Dan kau cepat mandi sebentar lagi waktunya sarapan."
Dirasa urusannya sudah tidak ada Terano langsung pergi, sedangkan maid dengan lancang membuka piyama yang Rindou kenakan.
"Apa yang kau lakukan?"
"Tentu saja memandikan tua."
"Tidak aku bisa mandi sendiri."
"Tapi tuan ini tugas kami."
"Kalian cukup tunggu di luar kamar."
"Tapi jika tuan tidak tepat waktu kami dalam masalah besar."
"Aku mandi gaya bebek jadi cepat."
Merasa perdebatan ini sia-sia pelayan wanita dan laki-laki itu memutuskan mengalah.
"Tapi jika tiga puluh menit tuan tidak keluar kami akan masuk."
"Terserah kalian saja."
Seperti yang dikatakan Rindou dia mandi gaya bebek, masukan tubuh ke bathap langsung keluar. Oh tenang dia tetap berendam walau mungkin dua menit, itupun di gunakan untuk menggosok daki di tubuhnya.
Dan setelah selesai Rindou fik gigi serta membasuh muka.
Oh ya tuhan sekaya apa orang yang telah membelinya? Bahkan baju sepatu serta dalaman yang akan Rindou kenakan telah di siapkan.
"Apa orang kayak malas menggunakan tangan dan kakinya."
Dirasa baru lima belas menit tapi kedua pelayan itu sudah masuk, tanpa perlawanan Rindou hanya bisa pasrah saat pelayan wanita menyisir rambutnya sedangkan pelayan laki-laki menatap jasnya.
Apa akan ada acara formal.
"Tuan sarapan sudah siap, tuan besar juga susah menunggu kehadiran tuan."
Ini jauh dari kata neraka, apa orang yang telah menjadi budak di perlakukan seperti pangeran, tidak ini bukan cerita dongeng klasik, dimana di dalam cerita seorang putri cantik harus hidup menderita bersama ibu dan kakak tirinya, sampai suatu keajaiban terjadi diaman dia bertemu dengan pangeran tampan.
Tapi balik lagi, ini bukan kisah dongeng. Jadi yang bisa Rindou harapkan semoga semua ini bukan mimpi indah yang berujung kemalangan.
"Baik tuan silahkan masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love hate relationship [ RanxRindou ] End
FanfictionKeputusan sekolah di sekolah elit adalah awal dari penderita tak berujung bagi seorang Haitani Rindou, terlebih dia menjadi bahan bully karena status perekonomian, akan tetapi pada suatu hari Rindou tidak sengaja mendengar kabar kelam hidupnya, yang...