Rindou milikku

402 31 19
                                    

"Bajingan berani-beraninya kau menyentuh milikku."

Terano yang melihatnya Ran akan memasukkan penisnya kedalam lubang Rindou, terlihat marah bukan main.

Ini terbukti dengan tindakan Terano yang langsung memberi bogem mentah ke Ran, sementara untuk Rindou. Terano tidak memberi maaf ataupun sekedar pembelaan, pria bersurai dwiwarna itu langsung terano seret secara paksa tidak perduli kondisinya sekarang.

"Aku beri kau kesempatan untuk berfikir bukan melarikan diri." Ucap Terano sambil menarik surai Rindou.

"Hiks maafkan aku maafkan aku." Susah payah Rindou berusaha menahan tangan Terano yang gencar menarik surainya.

"HINATA BAWA RINDOU KEMOBIL DAN CEPAT PULANG ." Suara Terano menggelegar di saat itu juga, bagai panggilan maut setiap kata yang keluar dari mulut Terano membuat tubuh Rindou bergetar.

"Baik tuan."

"Hiks aku mohon hiks maafkan aku."

Tangis Rindou pecah saat dia melihat Hinata sudah bapak belur, dia tidak menyangka satu tindakan egoisnya berujung petakan bagi banyak orang.

Tujuan awal dia ingin menemui Ran bukan untuk ini, tapi dia ingin mendengar penjelasan dari Ran kenapa ayahnya tega mengingkari janji. Dan kenapa Ran tidak menolong ibunya sedikit pun, apa Ran sama seperti ayahnya, seseorang yang gila harta.

"Lepaskan Rindou sekarang juga." Titah Ran, Ran langsung memegang tangan Terano yang sedang menarik surai adiknya.

Namun siapa sangka ternyata secara bersamaan Ran dengan cepat menyerang Terano dengan tongkat lengannya, tongkat yang di gadang-gadang titisan nenek moyang raja Firaun, tapi tertulis Made in Amerika.

Darah bercucuran dari pelipis Terano, tapi bukannya menurut Terano justru mencekik Rindou sambil cekikikan.

"Akan aku lepas dia setelah nyawanya hilang."

Pengecut itu sebutan pantas bagi Terano, bisa bisanya dia menjadi Rindou sebagai tameng.

Tapi siapa sangka Rindou justru melawan, sekuat tenaga dia berusaha bertanya, perihal tentang ibunya.

"Ka_kak Ran, kenapa kau ti_tidak menolong mami hiks ke_kenapa."

sedikit tersentak Ran menyesal akan hal itu.

"Maafkan aku Rin, aku tidak bisa melakukan apapun saat itu."

Entah mengapa tiba-tiba saja kondisi mulai memburuk antara Ran dan Rindou, Terano yang tau arah pembicaraan ini melepas cengkraman tanahnya, lagipula Rindou sudah terlihat kesulitan bernafas.

Mengetahui suasana semakin buruk Terano puas melihat keduanya memanas, dengan begini dia tidak perlu mengotori tangannya.

"Bukannya kak Ran mendapat sebagai uang dari uang hasil jual aku."

Tepat saat Rindou mengucapkan kata barusan, Sanzu Mikey dan juga Souya datang di tempat Rindou berada.

Mereka sock melihat kondisi Rindou sudah telanjang, dengan tubuh yang kurus serta banyak luka lebam di sekujur tubuhnya, tapi yang bikin mereka lebih terkejut kata-kata yang baru saja Rindou lontarkan. Terkecuali Sanzu.

"Sepuluh miliar dolar itu bukan nominal kecil, aku hanya butuh satu miliar Yen kak."

Sambil memegang dadanya Rindou berusaha mengatur detak jantungnya, jujur dua tidak pernah merasakan kondisi seperti, dimana hati dan pikiran tidak sinkron.

"Rin bukannya aku tidak mau menolong tapi." Sadar tubuh Rindou mengeluarkan banyak keringat membuat Ran tau Rindou sedang tidak baik-baik saja.

"Tapi karena orang yang sudah sakit-sakitan tidak pantas di selamatkan, bukankah begitu Ran Haitani."

Dengan tidak sopan Terano menyela omongan Ran, ada hal yang Terano ketahui tapi tidak di ketahui Ran maupun Rindou.

"Tutup mulut mu itu Terano."

Jujur Ran pingin sekali menjahit mulut Terano, apa dia buta? Padahal wajah Rindou sudah mulai pucat.

"Ran tanya saja ayahmu, sebenarnya ada rahasia apa di antara kalian berdua."

Tak memperhatikan suasana sekitar Terano membalut tubuh Rindou dengan jas yang dia kenakan, sebenarnya Terano sudah sadar sedari tadi tentang kondisi Rindou yang sedang tidak baik-baik saja.

"Oh ya aku undang kalian ke acara pernikahan ku satu Minggu lagi."

Sambil menggendong Rindou ala bridal style, pria itu tersenyum simpul sambil memandang Rindou yang sudah memejamkan matanya, 'kau mudah sekali tidur Rin.'

***

Melihat punggung Terano semakin menghilang, Ran berteriak sekencang kencangnya. Dia tidak diam selama ini, dia berusaha menolong adik dan juga ibunya tetapi semua akses dan juga ATM nya di blokir ayahnya.

Bahkan sekarang Ran bisa hidup sampai saat ini, tidak lebih karena numpang di rumah ibunya dulu, dan membuat bisnis cafe disana.

Walau awalnya para pekerja meragukan kalo Ran kakaknya Rindou, tapi mengingat ibu dan juga Rindou sudah lama tidak mengurus cafe mereka jadi percaya Ran adalah kakak Rindou bos baru mereka.

"Lihat akibat perburuanmu."

Sanzu tersenyum mengejek, dia tidak bermaksud mengejek Ran tetapi mengejek diri sendiri. Seberapa bodohnya dia, dia sama seperti Ran mencinta Rindou tapi tidak sempat mengucapkan.

"Padahal keluarga Sano dan juga Kurokawa sudah berhenti kerja sama jika Rindou tidak di bebaskan, tapi nyatanya Terano tidak perduli."

Mikey sedih hancur kecewa dia ingin melindungi Rindou tetapi dia awal mula kemalangan bagi Rindou.

"Bagaimana kalo kita bertiga bekerjasama buat gagalin acara tersebut."

Usulan Sanzu dibalas anggukan Mikey tapi tidak bagi Ran, pria berkepang itu justru pergi dengan santainya.

'Akan aku selamatkan Rindou dengan caraku sendiri.'

***
Sementara di tempat Rindou saat ini, pria bersurai dwiwarna itu sedang demam, dia terus meracu nama ibunya,

"Rin kau kangen ibunya, jika bukan karena tujuan ku ibu pasti aku selamatkan."

Terano tidak bisa memungkiri, tepat hari pernikahannya nanti seseorang harus mati, dia menantikan Ran Haitani datang sebagai tamu terhormat.

'Pernikahanku hanya permainan, setelah semua beres. Maka para pemeran akan aku ganti.'

Maaf lama up

Command and like aku tunggu

Kalo book ini end enaknya iku lanjut Sanzu x Rindou, apa Chifuyu x Rindou

Aku tunggu Saran kalian

See y....

Love hate relationship [ RanxRindou ] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang