Hari hari telah berlalu kini kondisi Rindou jauh dari kata bahagia, tidak ada cahaya kehidupan di wajahnya, hanya ada tatapan kosong.
"Sayang jangan lupa kau minum obatnya."
Entah sudah berapa lama Rindou tinggal bersama Terano, sejak dia meminum obat itu Rindou sudah tidak bisa membedakan hari.
Ya tidak banyak yang tau jika obat yang Rindou konsumsi adalah obat tidur, dan semenjak Rindou resmi di tandai Terano. Dia sudah tidak menerima siksaan lagi, namun semua itu tidak geratiss karena sebagai gantinya dia harus melayani Terano sampai pingsan, bahakan Rindou pernah mendengar jika Terano tidak segan-segan memperkosanya walau dia sudah tidak sadarkan diri.
Jijik dan kecewa menjadi satu, tapi lagi dan lagi dia tidak punya hak untuk menolak. Karena seratus sebagai budak.
"Apa aku harus meminum obat ini lagi?"
Obat itu tidak membawa efek buruk untuk Rindou, namun obat itu membuat Rindou tertidur dua puluh jam perhari. Sementara empat jam Rindou habiskan untuk makan mandi dan setelah itu melayani Terano.
Kerena pada dasarnya Rindou selalu tertidur di malam hari dan terbangun di malam hari.
Untuk Ran sendiri, dia sudah tidak ada kabar Terano memutuskan kontak sejak Rindou resmi jadi jalannya, persetan dengan balas dendamnya yang terpenting nafsu serta kebutuhan duniawi terpenuhi.
Bagi Terano Rindou sama seperti barang multi talented. Selama bagus kenapa tidak di manfaatkan setelah rusak tinggal di singkirkan.
"Tidak aku tidak mau, aku ingin melihat matahari lagi."
Dengan lesu Rindou membuang obatnya, tapi dia tidak bodoh untuk mengelabuhi Terano Rindou langsung pergi tidur.
Namun barus saja dia akan tidur tiba-tiba saja ada beberapa orang masuk ke kamarnya, dengan perasaan campur aduk Rindou takut jika selama dia tertidur ternyata dia di gilir, sudah cukup kejadian itu masih meninggalkan luka bagi Rindou.
"Untuk luka bakar dan juga beberapa bekas memar aku rasa sudah mulai sembuh total." Ucap sang dokter yang sedang memeriksa Rindou.
"Tapi dok kenapa dia tidak ingin bicara dengan siapapun di mansion ini, tetapi kadang saya dengar dia bicara sendiri." Tanya Terano yang memang mengawatirkan kejiwaan Rindou.
"Karena trauma dan banyaknya tekanan membuat dia tidak mempercayai siapa pun bahkan dirinya sendiri." Jawab sang dokter sambil menulis resep obat.
"Rin maafkan aku, andai saja Ran tidak membunuh adikku, kau tidak akan bernasib seperti ini." Dengan wajah penuh penyesalan Terano mencium sekilas bibir Rindou .
"Apa tuan memberi dia obat sesuai apa yang saya minta?" Ucap sang dokter, karena mau bagaimana pun dosis obat tergabung pengguna.
"Sudah aku campur dengan makanan dan minumannya." Ucap Terano yang di balas anggukan.
"Kalo begitu saya pamit pergi." Ucap sang dokter.
Samar-samar Terano melihat likuid bening jatuh membasahi area mata Rindou.
Sementara didalam lubuk hati Rindou, pria itu sulit mencerna apa yang baru saja dia dengar.
Jika benar itu kenyatannya berarti dia sudah lama di incar, dan semua ini telah di siapkan.
"Mami Souya tolong Rin."
Rindou ingin membuka matanya tapi dia terlalu takut untuk itu, alhasil dia hanya berimajinasi saja sampai tertidur, tapi sebelum Rindou benar-benar masuk ke alam mimpi, Rindou bisa merasakan ada sesuatu hangat di oleskan ke punggung, tak hanya itu kaki pinggang serta pelipis di pijat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love hate relationship [ RanxRindou ] End
FanficKeputusan sekolah di sekolah elit adalah awal dari penderita tak berujung bagi seorang Haitani Rindou, terlebih dia menjadi bahan bully karena status perekonomian, akan tetapi pada suatu hari Rindou tidak sengaja mendengar kabar kelam hidupnya, yang...