Seperti janji Terano ke Rindou, pria itu benar-benar memberi waktu dua hari untuk Rindou berfikir.
Untunglah Terano mengizinkan Rindou pulang, dengan alasan supaya Rindou bisa berfikir jernih. Dia tidak ingin Rindou tertekan ataupun terbebani dengan adanya dirinya, tapi Rindou boleh pulang dengan catatan Hinata ikut dengannya.
Awalnya Rindou menolak, dia ingin pergi sendiri dengan begitu dia bisa kabur. Tapi Terano tidak bodoh dia akan mengizinkan Rindou pergi sendiri jika mereka sudah menikah.
Dengan terpaksa Rindou pergi bersama Hinata.
"Tuan kita akan kemana?"
"Tentu saja kerumahku, aku sudah tidak sabar menikmati puding coklat buatan mami."
Rindou tersenyum lembut, Hinata tidak pernah melihat Tuannya sebahagia ini. Jujur sakit hati rasanya melihat majikannya selalu menangis, walau tak memiliki hubungan darah tetapi Hinata memiliki adik laki-laki, dia selalu membayangkan jika Rindou itu adiknya.
Maka dari itu hina sangat royal ke Rindou, mengingat sang adik sudah meninggal.
"Hinata jika mami tanya Rin kenapa bisa hamil bagaimana?"
"Tuan tenang saja saya yang akan jawab."
"Bukan begitu tapi mami orang yang sangat tsundere."
"Jadi tuan mau bilang kalo tuan di perkosa sampai hamil."
Wajah Rindou seketika menjadi murung, memang benar dia hamil karena di perkosa, tapi dia tidak ingin ibunya tau. Bisa bisa ibunya masuk rumah sakit lagi.
"Entahlah Rin tidak ingin mami tau Rin hamil."
"Baiklah kalo itu yang tuan mau."
Butuh waktu enam jam perjalanan menuju kediaman Rindou, hal pertama yang Rindou lihat adalah kondisi rumah yang tidak terawat.
"Tuan yakin ini rumah tuan."
"Tentu saja aku yakin."
Tanpa memperdulikan kondisinya Rindou turun dari mobil dan berlari menuju rumah.
"MAMI RIN PULANG."
sembari tersenyum lebar Rindou berteriak di depan pintu, tidak ada jawaban ataupun tanda tanda kehidupan, anehnya rumah tidak di kunci. Banyak debu dan dedaunan kering seperti rumah yang lama tidak di huni.
'Apa mami ada di cafe?'
Rindou masih berfikir positif, sambil gemetaran Rindou membuka kenop pintu, entah mengapa perasaanya tiba tiba tidak enak.
"Mami ini Rin."
Tidak ada jawaban, tapi ada sesuatu yang bikin Rindou menangis, dia melihat foto ibunya dengan karangan bunga.
"Apa maksud semua ini?"
Dan yang bikin hati Rindou terasa terbakar, kondisi rumah terlihat sangat kotor banyak debu sarang laba-laba serta fotonya dan sang ibu tidak ada di dinding.
"Mami jangan bercanda maaf Rin, karena Rin gak jenguk mami."
Hinata yang melihat Rindou hampir pisan dengan sigap, memapah tuannya masuk ke kamar. Aneh hanya kamar lah tempat yang bersih.
"Ini bukan bau mami?"
Aroma parfum maskulin mengingatkan Rindou dengan sosok Ran Haitani, aneh di ruang kamar itu juga terdapat beberapa benda asing, mengingat ada yang aneh membuat kepalanya berdenyut keras.
"Tuan."
Hinata sangat khawatir dengan keadaan Rindou, terlihat tuannya seperti orang linglung.
"Kita kerumah sakit." Pinta Rindou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love hate relationship [ RanxRindou ] End
FanfictionKeputusan sekolah di sekolah elit adalah awal dari penderita tak berujung bagi seorang Haitani Rindou, terlebih dia menjadi bahan bully karena status perekonomian, akan tetapi pada suatu hari Rindou tidak sengaja mendengar kabar kelam hidupnya, yang...