Buta

404 29 23
                                    

Mitsuya menarik surai Rindou dengan kuat, terbukti dengan adanya beberapa helai rambut yang jatuh serta ada yang berada di genggaman pemuda bersurai lilac itu.

Untuk Rindou sendiri pemuda itu hanya bisa merasakan denyut sakit di kepalanya, dan untuk kali ini Rindou tidak ingin tinggal diam, bukan melawan tetapi menasehati, karena perbuatan pria bersurai lilac itu sudah keterlaluan.

Bisa bisanya dia mengaku pemilik rumah ini, sementara Rindou tau siapa pemiliknya, ya dia salah satunya.

"Berhenti memperlakukan ku seperti barang, kau harus tau batasan."

Tepat saat tangan Mitsuya akan menampar wajah Rindou, pria bersurai dwiwarna itu dengan sigap mengais.

Dengan tatapan mengintimidasi Rindou menarik kerah baju Mitsuya, Sementara sang empu malah tertawa menyeringai.

"Kau yang seharusnya tau batasan jalang, aku yakin ibumu sama sepertimu pelacur."

Mendengar sang ibu direndahkan, Rindou sudah tidak bisa lagi membendung amarahnya dengan sekali pukul Mitsuya langsung pingsan.

Walau tinggi badannya bisa dibilang pendek tetapi kemampuan bela dirinya tidak bisa dianggap remeh.

"Berhenti menghina mamiku bodoh."

Suasana atmosfir tiba-tiba saja berubah, bukan dari Rindou melainkan berasal dari Ran, ya Ran marah melihat Mitsuya pingsan tak sadarkan diri. Akibat kerasnya pukulan Rindou.

"Brengsek!"

BRAKK....

Sebuah tongkat besi mendarat tepat di kepala Rindou, bukan hanya sekali tapi berkali-kali. Yang membuat beberapa maid disana ketakutan, hingga sebuah cairan likuid merah kehitaman mengalir dari kepala Rindou, jika tidak di hentikan kejadian buruk bisa saja terjadi.

"Tuan Ran tolong hentikan." Ucap kepala pelayan yang langsung menarik paksa tangan Ran.

"Siapa kau berani-beraninya melawanku."

Seperti kehilangan kesabaran Ran menatap kapala pelayanan itu dengan sengit.

"Tuan tolong hentikan atau tuan akan menyesal selamanya."

"Aku tidak takut di penjara karena membunuh orang bodoh."

Ditengah perdebatan Ran dengan kepala pelayan, Rindou mulai mendapat kesadarannya kembali, walau pandangannya masih berkunang-kunang.

Untuk Mitsuya sendiri dia terlihat menikmati keadaan Rindou, memang ini yang seharusnya Rindou dapat. Tidak percuma dia pingsan.

"Akan aku nikmati setiap tetes darahmu Rin." Seringai terukir di wajah pria bersurai lilac itu.

"Apa kau buta Ran, dia telah menghina mamiku mami kit....?"

Belum selesai bicara Ran terlebih dahulu memukul mulut Rindou, membuat pria bersurai dwiwarna itu menangis, saat merasakan ngilu pada giginya.

Rindou tidak sedih karena dipukul kakaknya, tapi dia sedih karena kakaknya lebih memihak Mitsuya dari pada dia.

"Apa sebenci itu kau denganku wahai tuan Haitani yang terhormat?"

Bukanya merenung Ran malah membanting tubuh Rindou sampai pria itu merintih kesakitan, dan bukannya berhenti Ran malah makin menjadi-jadi.

"Kau itu hanya mahluk rendah yang pantas menjadi alas kaki."

Setelah mengucapkan kata yang seharusnya tidak pantas terucap Ran langsung menendang nendang tubuh Rindou sampai keluar rumah, tanpa memperdulikan janji yang pernah dia ucapkan.

Love hate relationship [ RanxRindou ] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang