manis

746 56 18
                                    

Sanzu membawa Rindou ke UKS, karena itu satu-satunya ruangan yang memiliki tempat tidur walau tak senyaman kasur king size miliknya.

Dengan menutup mata dan mengikat kedua tangan Rindou, Sanzu berniat mengalirkan imajinasi liar pria bersurai dwiwarna itu. Sedangkan Rindou terus mengerang merasakan panas sekujur tubuh.

Bukannya membantu menghilangkan efek dari obat perangsang, Sanzu malah mencekoki Rindou dengan satu botol Vodka, alhasil itu membuat Rindou seketika mabuk berat. Hal itu membuat pria bersurai dwiwarna itu seketika tidak bisa berfikir jernih, terlebih Hanma sudah mulai membelai selangkangannya walau tertutup kain celana sementara Sanzu kini sibuk melakukan ciuman panas.

Karena ini pertama kali bagi Rindou, pemuda itu dibuat merinding dan nikmat menjadi satu.

"Apa apa yang kalian lakukan kenapa ini begitu nikmat." Ucapan Rindou dengan spontan yang langsung di jawab dengan ciuman yang lebih ganas lagi.

Kali ini Sanzu benar-benar merasa candu dengan bibir marun pemuda bersurai dwiwarna itu, walau dia sering berciuman dengan Mikey orang yang selalu dia anggap segalanya namun kenyataannya itu salah, kali ini dia ingin memiliki Rindou seutuhnya walau hanya sebagai budak nafsu atau mungkin pelampiasan karena dia tau kalo Mikey tidak tulus menyukainya.

Sanzu terus menghisap menyesap dan menari didalam mulut Rindou, sungguh mulut sang submissive sangat candu seperti mengandung sabu. Bahkan saliva begitu nikmat senikmat batang nikotin.

"Kau tau lidah adalah organ lunak paling kuat."

Sanzu menarik lidah Rindou dia berniat memberi bitemark di sana, sedang Rindou yang memang tidak bisa melihat aktifitas mereka hanya bisa diam saja, walau dalam hati dia begitu takut.

Terlebih Rindou bisa merasakan celana ditarik paksa bersama Ran mengigit lidahnya dengan kuat. Ingin menangis namun dia tidak bisa terkecuali hanya air mata yang mengalir membasahi penutup mata.

"Dengan begini kau resmi menjadi milikku."

Melihat darah mengalir dari lidah Rindou membuat sanzu tertawa keras, akan hasil karyanya.

"Hiks... Hiks.... Sakit. Aku mohon hentikan." Rindou sampai menangis sesenggukan saat dia merasakan lidahnya begitu perih.

Sedangkan Sanzu yang melihat darah tak kunjung berhenti malah kembali melumat bibir Rindou dengan nafsu.

"Mmmhhh... Mmmhhh."

Kali ini ciuman bukan hanya pertukaran saliva melainkan darah juga, sensasi ini membuat sanzu sangat terobsesi dengan Rindou. Tidak perduli Rindou suka atau tidak yang jelas dia harus menjadi miliknya.

***

Dilain sisi Hanma yang berada di bawah tak henti-hentinya memberi kissmark di selangkangan pemuda bersurai dwiwarna itu, dia juga tak segan-segan menjilati lubang kenikmatan Rindou. Membuat Rindou menjadi tegang dibuatnya, karena efek dari obat perangsang dan minuman berahkohol Rindou hanya bisa mendesah bagaikan binatang saat musim kawin.

Sedangkan Sanzu dan Hanma merasa puas, melihat kondisi Rindou saat ini. Walau dihati Sanzu sekarang ini dia enggan berbagi lubang kenikmatan pria bersurai dwiwarna itu, namun kesepakatan tetaplah kesepakatan.

"Wow lihatlah lubangmu sudah berkedut seakan memohon untuk segera di puaskan." Ucap Hanma yang melihat lubang anal Rindou dengan seringai diwajahnya, sedangkan Sanzu sedang asik memilin dan mencubit nipple Rindou dengan gemas.

"Uugghh.... Aaahhh."

Merasa sudah tak tahan ingin menikmati lubang perawan Rindou, Hanma segera melebarkan paha mulus pemuda itu. Seketika membuat sang submissive reflek mencengkram kuat kedua tangannya, yang sedari tadi diikat.

Love hate relationship [ RanxRindou ] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang