Tepat saat Sanzu akan menghunuskan pedangnya, Ran keluar dari salah satu ruangan membawa Rindou yang kini tengah berlumuran darah.
Terano yang menyadari rencananya sedikit berantakan berusaha mengejar Ran, begitu pula dengan Sanzu.
"Seharusnya bukan seperti ini."
***
Dengan tergesa-gesa Kakucho tancap gas menuju rumah sakit terdekat.
"Izana bisa bawa mobilnya lebih cepat lagi."
"Kakucho lebih cepat lagi bisa kan."
"Ba_baik."
Untunglah disaat Ran gelap mata Izana dan Kakucho datang menolong Rindou, walau kini tubuh pemuda itu sudah pisan tak sadarkan diri.
Melihat darah terus mengalir Ran sangat menyesal dengan kebodohannya, seharusnya dia berfikir dengan logika bukan perasan.
Hanya laki-laki bodoh yang bermain dengan perasaan, tidak memperdulikan logika. Laki-laki sejati tidak akan hancur begitu saja kecuali dia orang lemah yang main di belakang punggung temannya.
"Maafkan aku Rin maafkan aku."
Mobil melesat dengan kecepatan cukup tinggi, Kakucho sebagai sopir merasa iba dengan takdir Ran yang begitu memilukan bagaimana bisa temanya terjerat benang merah yang begitu rumit.
"Ran tenang Rindou dan calon anakmu pasti selamat."
Sebisa mungkin Izana menenangkan Ran.
Di hati terdalam Izana saat ini telah mengeluar nama-nama binatang sekebun bintang, Izana merasa jijik dengan Terano. Bagaimana bisa seseorang memonopoli hidup orang, memutar balik fakta, menghancurkan hidup orang tanpa mengotori tangannya.
Terlihat manis, tetapi menjijikkan.
Satu hal yang pasti, dia tidak akan membiarkan ini terus terjadi begitu saja, membiarkan seseorang menjatuhkan hati sahabatnya dengan tindakan murahan, serta mengemis pengakuan serta perhatian itu tidak lebih dari sampah yang menjijikkan.
Munafik itulah sebutan yang pantas di berikan ke Terano.
***
Butuh waktu hampir satu jam perjalanan menuju rumah sakit, sesampainya di sana Rindou langsung di bawa ke ruang operasi.Takut dan tertekan Ran terus menyalahkan dirinya, jujur Kakucho dan Izana yang melihatnya tidak tega.
Seseorang yang ceria kan hancur psikis jika terus terusan di tekan, kata-kata dan tindakan seseorang bisa menjadi bumerang untuk Ran saat ini, dukung dari teman adalah obat terbaik untuk Ran.
Tak lama setelah itu Terano, Mitsuya dan juga ayah Haitani datang di ikuti Sanzu serta Mikey.
"Kak bagaimana kondisi Rindou."
Walau terlihat tenang tetapi nada suara mikey begitu gentir, itu menandakan satu hal Mikey sedang berusaha untuk menahan air mata.
"Tenang dokter sedang merawatnya."
Hening tiba-tiba terjadi, saat salah satu perawat datang membawa surat persetujuan dari pihak keluarga.
"Dengan keluarga Haitani Rindou."
"Saya suaminya sus."
"Saya ayahnya."
"Begini tuan kondisi tuan Rindou saat ini sedang mengalami masa yang sangat sulit, saya memerlukan persetujuan untuk tindak operasi selanjutnya di mana kemukiman akan ada yang tidak selamat." Jelas perawat itu yang langsung membuat tangis Ran pecah.
Ran bodoh, tidak berguna, bagaimana bisa orang yang seharusnya menjadi sosok pelindung kini berubah menjadi sosok pembunuh.
"Selamatkan istri saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love hate relationship [ RanxRindou ] End
FanfictionKeputusan sekolah di sekolah elit adalah awal dari penderita tak berujung bagi seorang Haitani Rindou, terlebih dia menjadi bahan bully karena status perekonomian, akan tetapi pada suatu hari Rindou tidak sengaja mendengar kabar kelam hidupnya, yang...