jalan-jalan

344 35 11
                                    

Sebuah mobil melesat dengan cepat tinggi, terlihat sang pelaku sedang menikmati ekspresi wajah seseorang di sampingnya.

"Ayo lah Rin buka matamu."

"Gak Rin gak mau."

Mobil Lamborghini keluaran terbaru, melesat bagaikan air yang tertiup angin, kuat dan kencang.

Bahkan terlihat sudah beberapa kali Ran menyalip serta menerobos lampu merah, bagi pemuda itu aturan di buat untuk dilanggar bukan di jalankan. Percuma ada aturan jika tidak ada yang melanggar maka aturan hanyalah sebuah pajangan tak bernilai, begitulah yang Ran pikirkan.

"Cih kau Cemen sekali."

"Aku tidak perduli, kau sangat gila."

"Ya aku gila karena kau."

Bukannya memperlambat kecepatan, Ran malah mengendarainya dengan kecepatan maksimal, dia sungguh tidak perduli dengan Rindou yang tengah komat kamit baca doa, sambil terus memeluk tangan kanan Ran.

Kalo Rindou tau alasan Ran melakukan ini semua tidak lebih karena ingin di peluk pemuda itu, apalah Rindou masih sudi memeluk Ran, sepertinya Rindou lebih memilih menjauh dari pada ikut.

"Rin buka matamu sebentar lagi kita sampai."

"Gak mau."

Empat puluh menit perjalanan menuju ke mall, namun bagi Rindou itu udah seperti perjalanan menuju neraka, sungguh menakutkan dan mengerikan.

Rindou tidak takut mati tapi dia takut menabrak orang, ataupun membuat banyak masalah, ya salah satunya menerobos lampu merah pasti akan ada masalah, entah apa itu?

"Rin apa senyaman itu tanganku, sampai kau tidak mau melepaskannya." Ucap Ran sambil mengusap mengusap punggungnya Rindou, karena pemuda itu terlihat masih gemetaran akibat takut.

"Kak Ran kita sudah sampai." Jawab Rindou yang kini malah memperkuat pelukannya, dia takut jika kakaknya membohongi dirinya.

"Tentu kita sudah sampai, penakut." Merasa gemas Ran langsung menggendong tubuh Rindou ala koala.

Sementara yang di gendong hanya bengong akibat masih loading.

"Aaaaa onii-chan Rin bisa jalan sendiri."

"Yakin bisa jalan."

Seperti apa yang di harap Ran saat pria bersurai dwiwarna itu akan melangkah kakinya, keseimbangan tubuhnya buruk. Alhasil Rindou nyaris saja jatuh untung Ran segera menolongnya.

"Sudahlah jangan nakal dasar adik kecil."

Ucapan Ran barusan sukses membuat wajah Rindou merona akibat senang dan bahagia, namun ada hal yang aneh sesuatu yang sulit di jelaskan.

"Kenapa dengan wajahmu Rin."

Ran yang emang peka sengaja menggoda Rindou, pria itu mencubit pipi chubby Rindou lalu mencium sekilas.

"Ayo masuk kakak akan menjagamu."

"Baik."

Dari pada menjaga lebih tepat membebani, ya Ran dari tadi nemplok ke punggung Rindou, tak hanya itu saat Rindou tengah memiliki baju yang akan dia beli, Ran malah memiliki baju yang aneh untuk Rindou.

Mulai dari maid, baju kelinci, baju transparan, daster, pakaian dalam wanita samapi baju mermaid. Sontak hal itu membuat Rindou teriak teriak di mall, gimana gak teriak setiap kali Ran memilih dia langsung menempelkan ke tubuh Rindou, memang gak punya malu sih Ran itu.

Samapi diaman dia maksa Rindou memakai telinga kucing dia mall, sambil merengek seperti anak kecil yang tidak di berikan permen.

"Ayo lah Rin pakai sekali saja."

Love hate relationship [ RanxRindou ] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang