Kakak Adik

469 40 12
                                    

Akibat kejadian tak sengaja itu Ran langsung membanting tubuh Rindou dia atas kasur, sambil tersenyum dia tak henti-hentinya mencium kening, mata, hidung dan juga bibir Rindou.

"Rin."

"Ya."

Bukannya melanjutkan perkataannya dia malah melakukan ciuman panas.

Ran menarik daku Rindou, dia menikmati setiap inci bibir pemuda itu, bahkan dia semakin menekan wajah Rindou supaya ciuman yang mereka lakukan semakin dalam.

"Mmmhhh... Mmmhhh."

Ran menyesap, melumat dan mengigit bibir Rindou, tak hanya itu dia juga mengajak lidah Rindou menari didalam mulutnya.

Merasa belum puas Ran menekan ciumannya lagi, bahan dia tak henti-hentinya memberi saliva ke mulut Rindou, yang menyebabkan sang submissive harus menelan saliva dari mulut Ran.

Ciuman yang mereka lakukan cukup lama, sampai tanpa Ran sadari Rindou terlihat ingin pingsan. Dengan berat hati dia melepas tautannya, terlihat benang saliva jatuh membasahi dagu Rindou.

"Kau sungguh manis."

Tak punya rasa jijik Ran memberikan saliva itu dengan lidahnya, sedangkan tangan nakalnya kini berusaha membuka baju Rindou.

Sungguh pemandangan ini yang Ran suka, dengan telaten tangannya mengusap-usap perut pemuda itu, lalu membalikkan badan submissive, tak lupa ciuman ciuman lembut dia berikan.

"Rin tidurlah aku akan menemanimu." Ucap Ran yang langsung memainkan baju ke Rindou.

Sedangkan Ran cuma memakai boxster saja, dia menyandarkan kepala Rindou ke dadanya.

"Tapi aku belum bisa tidur." Ucap Rindou yang menjauh dari Ran.

Ran faham mungkin yang bikin Rindou tidak bisa tidur karena keberadaannya, ya bisa saja.

"Bagaimana kita buat janji."

Kini Ran tiduran di pangkuan Rindou, terlihat dia memandang wajah pria bersurai dwiwarna itu dengan lekat.

"Janji."

"Ya janji, mulai sekarang aku adalah kakakmu dan kau adalah adikku."

Terlihat sebuah kalung dengan mendel berbentuk laba-laba, bagian kanan Ran berikan ke Rindou dan bagian kiri dia pakai.

Melihat bentuknya yang unik Rindou tertawa kecil, dia senang, tanpa dia meminta Ran mengakui Rindou sebagai adik.

"Arigatou onii-chan."

Terlihat semburan merah di wajah Ran, bahkan mukanya semerah tomat, dan bagaimana mungkin jantungnya berdetak begitu kencang, Ran tau rasa ini. Rasa bahagia karena cinta bukan sakit, tapi sepertinya dia masih ragu.

"Tidur yuk udah jam satu pagi."

Dengan tersenyum Rindou tidur membelakangi Ran, pria bersurai dwiwarna itu tidur sambil memeluk guling sedang Ran memeluknya dari belakang.

"Uugghh onii-chan."

Namun siapa sangka Ran malah memainkan nipple Rindou.

"Kau tidur saja, nanti aku bereskan."

"Baik."

"Sseettt.... Aaahhh Rin aku pingin main dengan mu sebentar."

Ran melepas bokser miliknya, itu memperlihatkan penis yang sudah mengeras dan besar.

Sementara Rindou kini sudah terlihat terlelap, mungkin efek dari obat yang dia minum. Sehingga pemuda itu bisa tidur terlelap, bahkan saat Ran sudah mulai memasuki penisnya ya bibir lubangnya.

Love hate relationship [ RanxRindou ] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang