budak nafsu

563 29 1
                                    

"Aakkkhh... Mmmhh... Berhenti."

Begitulah hari-hari yang Rindou jalanin, setiap hari setiap malam dia harus rela di gilir sepuluh pria secara bersama.

Jauh dari lubuk hati terdalam lebih baik dia mati dari pada hidup menanggung luka dan derita, tapi lagi dan lagi dia harus menerima kenyataan jika sekejam dan sekasar apapun mereka menggilir Rindou, pria itu tetap hidup.

"Aku mohon berhenti."

"Diam kau jalang, lebih baik kau desah saja."

Sudah hampir satu jam Rindou melayani pengikut Terano, walau mereka menggunakan pengaman tapi tetap saja Rindou merasa kotor dan menjijikkan.

"Kenapa kalian tidak membunuhku saja."

PLAK...

"Sudah kami bilang tugasmu desah saja."

Tak memiliki rasa iba sama sekali mereka langsung melentangkan tubuh Rindou, sakit dan perih harus Rindou tahan, terlebih kakinya harus di lebarkan seratus delapan puluh derajat.

"Aaahhhh.... Aakkkhh... Hiks."

Rindou bisa merasakan tidak hanya satu penis melainkan dua penis, masuk kedalam lubangnya, mereka sangat gila dan terobsesi bahkan mereka sempat berfikir jika Terano gila mau melepaskan Rindou untuk mereka.

Bagi mereka tidak ada jalang yang bisa menandingi cara Rindou melayani mereka, cuma dengan menangis saja sudah menaikkan nafsu birahi apalagi dia desah dan mengerang nikmat pasti bisa-bisa dia di setubuhi sampai mati.

"Telan jalang."

Setiap kali Rindou menjerit, setiap kali itu pula mulutnya harus menelan penis mereka.

"Sseettt.... Aaahhh kau sangat nikmat."

Merasa menjijikkan terus mendengar erangan keluar dari mulut mereka, entah mengapa lebih baik Rindou di perkosa Ran dari pada melayani mereka.

Karena bagi Rindou, lebih baik melayani satu orang dari pada puluhan orang. Tapi kalo boleh milih dia tidak milih sama sekali, Rindou cuma bisa berharap semua ini segera berakhir.

***

Seperti pagi hari biasanya, Rindou harus menemani Terano sarapan. Namun untuk hari ini sedikit berbeda, Karena entah mengapa tubuhnya serasa sakit, walau dia sudah pakai kursi roda tetap saja dia merasa sakit.

"Kalo gini terus lama-lama aku lumpuh."

Terus berusaha dan berjuang, Rindou menahan nyeri dan sakit luar biasa di pantat.

Percuma setiap hari dia minum obat pereda nyeri jika setiap malam dia harus di gilir, lebih baik mati dari pada hidup penuh aib.

"Mami Rin kangen, Rin ingin keluar dari sini, Rin gak kuat hiks... hisk."

Tanpa Rindou sadari perkataannya di dengar oleh Terano, mungkin perbuatannya sudah keterlaluan tapi setiap kali dia melihat foto almarhum adiknya, rasa iba berubah menjadi benci.

Terano senang melihat Ran depresi setia kali dia mendapatkan video penyiksaan Rindou, tapi dia juga sedih melihat Rindou terus menanggung.

Seharusnya ada cara lain untuk membalas dendam kepada Ran, tanpa melukai Rindou. Tapi tidak ada cara lain, bahkan Terano pernah main cinta dengan Mitsuya, Ran tetap tidak perduli tapi kali ini berbeda Ran depresi hanya dengan video penyiksaan Rindou.

"Rin aku janji kau akan mati dengan luka yang tidak terlalu dalam, penderita mu akan berahkir bersama dengan keangkuhan Ran."

Seharusnya orang yang tidak memiliki kesalahan tidak menjadi tumbal, tapi berbeda dengan satu ini Rindou adalah tumbal keangkuhan Ran.

Love hate relationship [ RanxRindou ] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang