hati

200 15 0
                                    

Sanzu memandang wajah manis Rindou, pria bersurai dwiwarna itu masih tertidur akibat obat penenang yang diberikan tadi.

Dengan lembut Sanzu mencium bibir Rindou, hanya ciuman biasa karena dia tidak ingin Rindou terbangun, kalo boleh jujur bibir Rindou sungguh menggoda.

"Rin bolehkah aku mencicipi mu."

Ditengah kegiatan intim itu Senju datang, dia bingung harus senang atau tidak. Mengingat sejak hadirnya Rindou Sanzu mau menerima sanju kembali, dengan sarat Senju jadi pelayan Rindou.

"Kenapa kau kesini."

"Maaf kak, Rindou harus."

Sanzu melihat suntikan yang dibawa adiknya. "Berikan kepadaku!"

Merasa canggung Senju pergi, tak lama setelah itu Rindou terbangun dengan kondisi sedikit linglung.

"Rin apa kau lapar?"

Rindou hanya mengangguk, Sanzu yang sudah mengecap dirinya sebagai suami Rindou, dengan semangat emat lima membawa nasi kare untuk Rindou.

Walau terlihat menurut tapi sebenarnya Rindou canggung, mengingat dulu Sanzu lah yang memberi dia obat perangsang.

"Sanzu, Rin mau pulang."

Kata-kata inilah yang membuat Sanzu sedih kenapa Rindou ingin pulang padahal dia adalah tempat pulang untuk Rindou.

"Rin apa kau masih takut dengan ku."

Sambil berjongkok Sanzu mengembalikan pin nama Rindou, Sanzu mengambil pin itu saat Rindou membuangnya dan memutuskan keluar sekolah.

"Aku berjanji kau tidak akan sendiri lagi."

Sanzu menunjukkan jari kelingkingnya, sementara Rindou hanya murung memandangi pin namanya.

"Kalo kau masih ragu besok kita nikah."

Perkata ngaco Sanzu membuat Rindou kalang kabut, dia menikah.

"San_sanzu ka_kau gila aku baru saja gagal nikah, mana sudhi aku nikah lagi."

Dengan tubuh bergetar Rindou mengatakan ketidak setujuannya, bagi Rindou tidak ada satupun manusia yang bisa dia percaya kecuali dirinya sendiri, untuk saat ini.

"Aku memaksa Rin dengan begini kita akan bersama, aku berjanji kau akan tersenyum kembali."

Setelah itu Sanzu pergi meninggalkan Rindou yang mematung, dia segera meminta Hanma untuk mempersiapkan pernikahannya besok.

"Sanzu kau gila piksi Rindou belum sembuh dan kau memaksa dia menikah denganmu."

Takeomi kecewa dengan keputusan Sanzu, kenapa adiknya itu terburu-buru, apa dia tidak berfikir? Akan sehancur apa mental Rindou?

"Dengan Rindou menjadi milikku secara sah, tidak akan ada yang bisa merebutnya, tak terkecuali meskipun itu Ran."

Tanpa sadar Senju menampar kakak, Senju tau Sanzu itu baik. Dia menjadi jahat dan keras kepala gara-gara Senju yang tidak jujur waktu itu.

"Kak Haru jangan egois pikirkan perasaan Rindou."

Seringai di tunjukan Sanzu ke adik tercintanya, seakan Senju tidak berhak berkata seperti itu.

"Urus saja urusanmu."

Takeomi merasa gagal mendidik Sanzu, dia merasa harus menjadi penengah. Jika Sanzu tidak bisa mengerti kondisi maka Rindou yang harus mengerti kondisi.

Dengan menghela nafas panjang Takeomi membelai surai Rindou.

"Dulu aku terlalu keras dengan Haru, bagiku semua tindakan Haru selalu salah dan sebaliknya Senju selalu benar, tanpa sadar itu membuat hubungan persaudaraan kami retak, tepat saat Haru masuk SMP dia pergi dari rumah menjadi gelandangan dan terjerat dengan narkoba."

Love hate relationship [ RanxRindou ] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang