Kesakitan ini membuat mardila rasanya ingin menyerah
" Ya Allah semuanya aku pasrahkan kepadamu " tutur mardila dikamar mandi
" Sakit hiks " ujarnya yang memuntahkan darah
" Aku bahagia bisa menikah dengan Shailendra, tapi aku belum siap meninggalkan nya " ujar mardila yang keluar
Setelah membuka pintu terlihatlah shailendra yang tengah memegang mushaf sambil dibaca, dimana suaranya yang merdu
" Apakah esok aku masih bisa mendengar suara ini " batin mardila tersenyum perih
" Mungkin ini akan menjadi kisah pernikahan yang sebentar lagi berakhir " ujar mardila dan mendekati shailendra
" Wahai Habibi " ujar mardila tersenyum
" Sini " shailendra menarik tangan mardila sehingga membuat dirinya duduk diatas shailendra
" Tapi nanti aku ganggu kamu " ujar mardila
" Aku lebih senang membaca Alquran ditemani kamu habibati " ujar Shailendra menatap mardila tulus
" sambung ya " ujar Shailendra membuat mardila mangguk
الرحمن
علم القرآن
خلق الانسان
علمه البيان
Lanjut mereka sampai habis
" Masya Allah habibati, " ujar Shailendra mengecup seluruh wajah mardila
" Kamu juga Habibi, suara mu sangat candu bagi aku " ujar mardila terkekeh
" Besok kita murotal bareng lagi " balas shailendra
" Insyaallah jika umur panjang " balas mardila
" Jangan gitu " ujar Shailendra
" Kamu pasti ngerti umur nggak ada yang tahu, bisa saja besok atau lusa" ujar mardila
" Kamu pucat, sakit hmm " balas shailendra menatap wajah mardila
" Aku cuma kelelahan " ujar mardila memeluk Shailendra
" Aku temani kamu tidur habibati " ujar Shailendra menggendong mardila ke atas kasur
*******
Saking sibuknya dikantor membuat Shailendra jenuh
" Apa Nisa sudah makan " batin shailendra menatap jam ditangannya
" Bagaimana dengan mardila " ujar Shailendra lagi
Shailendra mengotak Atik ponsel yang dipegangnya dan mengirim sesuatu yang bisa membuat istrinya bahagia
" Semoga mardila dan Nisa senang " ujar Shailendra menatap paket yang sebentar lagi sampai
Karna diperut ada seorang anak, membuat Nisa patuh kepada semua perintah suaminya dimana dia tidak boleh bekerja berat
" Bosen banget mami nak " ujarnya mengelus perutnya yang mulai buncit
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekuatan Cinta....
Teen Fictionkehaluan yang menjadi kenyataan menikahi seorang anak Gus yang datar dingin, dan hidup seperti orang yang tak memiliki jodoh hanya diam seperti air tapi sangat mengejutkan diakhir mungkinkah semua ini pertanda dari buah kesabaran dalam keluarga mu...