Seperti yang dia tunggu tepat dimana dia akan sidang, sejak tadi Nisa menemani sang adek ipar yang bahagia" Huaaaaa fisha akan sidang loh kak" girangnya
" Iya fisha sayang, sejak tadi itu yang kamu ulang " cecar Nisa yang ikut bahagia
" Kak Shaka " teriak fisha
" Nanti kamu harus fokus, paham " ujar Shaka lembut, fisha sangat bahagia karena sejak kejadian dipasar malam Shaka lebih hangat
" Emmm kalian nanti harus ada ya, fisha mau berangkat dengan putri " ujarnya berlari keluar untuk mencari kakak pertamanya
" Duaar "
" Astagfirullah" Shailendra memegang dadanya dan hampir saja handphone yang digenggamnya jatuh kebawah
" Sorry" ujar fisha mengedipkan matanya
" Nafisah Pijar rahim " teriak Shailendra dan langsung mengejar sang adek
" Hahahaha, kak Shaka tolonggggg" teriak nafisha yang berlari
" Wleekkk gak dapat, dasar tua itu aja sudah capek " nafisha berhenti dan duduk, tanpa diketahui dibelakang nafisha sudah berdiri Shailendra
" Hap, kamu lengah bocil " ujar Shailendra menggelitik nafisha
" Hahhahah ampun, iya iya maaf " nafisha tertawa
" Sayang sudah, nafisha nya sudah ngos-ngosan itu" balas Nisa yang turun dari tangga
" Sekarang kita makan, Shaka juga sudah nunggu tuh " ujar Nisa memperhatikan Shaka yang mengoles roti
" Tumben makan roti " ejek nafisha dan langsung mengambil roti ditangan Shaka
" Fisha itu punya kakak " ujar Shaka yang ingin merebut
" No, ini punya fisha " ujarnya yang memakan roti yang dioles slai nanas
" Lah kok aneh gini rasanya " nafisha ingin muntah saat rasa yang tidak dia suka masuk ke dalam mulut
Huek
" Aaaaaaa Kak shakaaaa" teriak nafisha yang kesal
" Nih ambil nih " ujar nafisha
" Sejak kapan ada slai aneh itu disini" ujar nafisha
" Sejak lama " ujar Shaka tersenyum senang
" Awasss ya kak_"
" Ning di luar ada teman Ning " ujarnya
" Makasih pak," senyum nafisha
" Fisha berangkat dulu " ujarnya
" Kamu belum makan " ujar Shailendra
" Nanti aja " ujar nafisha membuat Shailendra menggeleng
" Berangkat sama siapa, biar kakak suruh masuk " balas Shaka yang melihat adeknya kesal
" Sama putri " balas fisha membuat Shaka diam
" Nih makan " ujar Nisa mengoles kan roti nafisha
" Katanya mau keluar " ujar Shailendra menatap Shaka yang diam
" Emmm Shaka masih lapar " ujar nya menguyah roti
" Biar aku aja " ujar Nisa yang ingin keluar tapi dicegat Shailendra
" Aku aja " ujarnya
Seperti sekarang mereka makan dengan khidmat, tapi semenjak putri datang sikap Shaka berubah menjadi dingin kembali
" Aku selesai" ujar Shaka dan pergi
" Kenapa dia " Shailendra menatap kepergian adeknya itu, pasalnya Shaka orang yang paling benci jika tidak menghabiskan makanan, sedangkan roti yang dia makan tidak habis sedikit pun
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekuatan Cinta....
Teen Fictionkehaluan yang menjadi kenyataan menikahi seorang anak Gus yang datar dingin, dan hidup seperti orang yang tak memiliki jodoh hanya diam seperti air tapi sangat mengejutkan diakhir mungkinkah semua ini pertanda dari buah kesabaran dalam keluarga mu...