"mianhae" ucap ibunya sembari memeluk Yuni dengan sangat erat. "Kita dimana" tanya Yuni yang jelas saja sangat merasa bingung dengan keadaannya sekarang, dimana seharusnya Ia telah tiada, akhh bukan hal itu yang tak masuk akal, hal yang paling tidak masuk akal adalah kehadiran Rani disana. "Yuni, apa Kau menyesal ikut kekorea, sedangkan Kau sudah mendaftar diuniversitas impianmu diindonesia" tanya ibunya yng masih memeluk erat tubuh Yuni.
Mencoba mencerna semuanya, Yuni langsung melepas pelukan ibunya dan melihat kesekelilingnya yang terdapat banyak sekali bentuk rumah yng asing dan beberapa papah bertulisan Hangeul, yaitu bahasa korea.
♡♡♡
"khah mimpi buruk" ucap Rani kepada Yuni yang terlihat jauh lebih tenang. "khem" anguk Yuni, lalu Ia mengalihkan pandanganya kearah lain, pandanganya terhenti setelah melihat kalender yang berdiri diatas meja didekat lemari pendingin dirumah itu. "Hah" triak Yuni yang langsung beranjak dari tempat duduknya.
"kenapa lagi" tanya Rani yang ikut-ikutan beranjak. "2017" pernyataan itu keluar dari mulut Yuni yang terlihat sangat terkejut. "akhhghh Ya, Yuniya, kenapa sihh dari tadi aneh, cuma karna tahun buat orang panik aja" saut Rani. "kenapa kalendernya jauh banget sama tahun ini" ucap Yuni yang membuat semuanya bingung.
"Yuniya, ini memang 2017" jawaban itu membuat Yuni semakin merasa bingung dan bertanya-tanya, apa ini mimpi atau apa mungkin Ia kembali kemasa lalu untuk mencegah semuanya dan merubah hal yang tidak pernah Ia inginkan, seperti di film dan drama yang Ia pernah tonton.
Tapi semua pemikiran itu tak masuk akal, bagaimana waktu bisa mundur."Yuni" tangan halus mendarat diatas tangan Yuni, yang perlahan mulai mengengam tangan Yuni dengan erat dan rasa nyaman. Tangan yang begitu hangat membuat Yuni merasa tenang untuk sesaat. "Yuniya, pasti hari-harimu begitu sulit, kita harus hidup dinegara orang, Kau harus terus gagal mendaftar universitas tanpa dukungan siapapun karna Ibu sibuk mengurus perawatan Rani untuk berobat disini, Maaf" suara lirih dan nada penyesalan terdengar dari ibunya, hal itu membuat Yuni perlahan mengerti dan tak luput dari rasa sedih.
♡♡♡
Keesokan harinya, Yuni bangun dan berusaha menjalankan semuanya sesuai dengan angapan Ibu dan juga adiknya itu, Ia kembali berangkat dengan penuh ceria saat Ia akan menaruh harapan besar pada universitas yang akan mewawancarainya hari ini, berharap Ia akan diterima kali ini, karna mendengar bahwa Ia telah banyak gagal mendaftar universitas disana.
Entahlah, ini mimpi atau memang bener hal yang mustahil terjadi, tapi Yuni merasa sangat bahagia setelah melihat Rani dalam keadaan sehat.
Dengan wajah yang sudah bisa ditebak, Yuni keluar dari gedung salah satu universitas diseoul korea selatan, Ia berjalan menyusuri jalan dengan baju kemeja putih yang Ia kenakan untuk wawancara, terlihat tubuhnya mulai kedinginan dan tak berdaya setelah Ia gagal mendaftar untuk sekian kalinya, bahkan saat Ia menghembuskan nafas terlihat jelas asap keluar dari mulutnya karna saat itu adalah musim dingin. Dengan keadaan yang mulai frustasi Yuni terduduk ditengah jalan yang ramai orang namun seakan-akan tak ada orang disana, semua orang hanya pergi melewatinya saja tanya menanyainya sedikitpun, Yuni mulai menundukan kepalanya sebagai bentuk rasa lelahnya.
Tangisan mulai terdengar meski terdengar masih tertahan yang membuat suara tangis itu sunguh menyakitkan, namun tak lama seseorang berjalan melewati Yuni dengan langkah yang tenang diiringi dengan lagu Lee Hi -Breathe, bukan karna orang tersebut, namun arti dan siapa penulis lagu. tersebut yang langsung membuat Yuni mengangkat kepalanya dan terus melihat orang yang melewatinya dari yang dekat lalu semakin menjauh. "Jonghyun" ucap Yuni yang seakan-akan menyadarinya akan satu hal, Ia menyadari ini adalah 2017 bukan, dan ini baru mamasukin bulan januari, dimana saat ini Ia bisa melihat Rani adiknya yang seharusnya sudah meningal dunia, lalu bukankah seharusnya Ia juga masih bisa melihat Jonghyun dengan nyata.
♡♡♡
Ditengah heningnya malam Yuni Mengotak-atik ponselnya menacri berita tentang kematian Jonghyun yang tentu saja saat itu tak ada satupun berita tentang kematian Jonghyun. Dengan nafas yang lega Yuni merasa bisa mengubah masa lalu untuk memperbaiki masa depan, Bukankah itu adalah keinginan semua orang saat mereka bisa kembali kemasa lalu, mengubah takdir, mengubah semua hal buruk.
"Yuni Eonni" pangil Rani yang langsung duduk disamping Yuni yang saat itu sedang berbaring. "Dihh udah kayak orang korea ya" saut Yuni yang langsung duduk disamping Rani dan menatap wajah cantik adiknya itu, Siapa sangka, jika wajah yang cantik ini akan hilang dimasa depan. "Eonni" pangil Rani sekali lagi. "Wae? tumben, biasanya cuma pangil nama"
"Eonni, Yuni Eonni" suara yang semakin lirih membuat Yuni panik saat melihat Rani mulai memeluknya dan menangis dipelukanya saat itu. "Apa Aku akan segera mati" ucap Rani yang membuat Yuni mengingat sesuatu.
・INGATAN
Saat itu, saat Yuni berada ditingkat kedua disekolah menengahnya, saat Ia mengalami hal buruk dan untuk pertama kalinya merasa hancur setelah pelecehan yang Ia terima, Ia berniat untuk mengakhiri hidupnya, dengan menyayat nadinya sendiri, namun belum sempat melalakukan itu Rani yang saat itu masih berumur 14 tahun menghampirinya dengan isak tangis dan langsung memeluk Yuni dengan air mata yang terus mengalir. "Akgghh" tangis yang membuat Yuni panik, karna kehadiran Rani Ia menyingkirkan pisau yang sedang dipegangnya lalu menanyai kenapa adiknya itu menangis.
"Kenapa" tanya Yuni dengan suara yang serak setelah habis menangis. "apa Rani bakal mati, Rani gak mau mati, Rani mau tetep hidup kayak Yuni" ujar Rani, yang tentu saja membuat Yuni bingung saat itu, namun Ia segera mengetahui saat itu Rani menderita kanker paru-paru yang parah, ucapan Rani yang mengatakan jika Ia ingin terus hidup membuat Yuni mengurungkan niatnya untuk mengakhiri hidupnya sendiri, saat melihat bahwa adiknya ingin tetap hidup seperti Yuni, saat itu Yuni merasa atas dasar apa Ia ingin mengakhiri hidupnya sedangkan adiknya menangis karna ingin tetap hidup.
Menatap Rani yang kini bisa Ia lihat kembali, Yuni merasa sangat sedih mengingat kembali bahwa dimasa depan Rani telah tiada. "Aku tak bisa mengatakan apapun padamu Rani, dulu Aku mengatakan Kau akan sembuh dan terus hidup, tapi Kau tetap kalah dan pergi" batin Yuni. "Eonni" suara gemetar memangil Yuni yang saat itu hanya terdiam menatap adiknya itu. "Raniya, Aku tetap hidup karna Kau ingin hidup, maka truslah hidup demi diriku" ucap Yuni yang tak tau harus berkata apa selain mengatakan itu pada Rani.
"apa Kau akan begitu hancur jika Aku pergi" cetus Rani yang membuat Yuni terdiam sembari mengingat kehidupannya dan hal yang Ia lakukan sebelum bertemu kembali dengan Rani. "menurutmu, setelah kehilngan Arzan, lalu Kau pun pergi, apa Aku terlihat bahagia" bibirnya bergetar sembari menjawab pertanyaan dari adiknya itu, tak tau apa yang harus diperbuat, Ia diajukan pertanyaan yang sudah jelas Ia telah mengetahui jawabanya, jawaban yang menyakitkan.
"apa Kau fikir Aku benar-benar akan mati". "Raniya, teruslah hidup, setidaknya Kau adalah orang yang mulia karna terus berusaha untuk tetap hidup, tidak seperti orang-orang hina yang berusaha mengakhiri hidupnya, sedangkan banyak orang yang menginginkan untuk tetap hidup meski sehari saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNYEONG:JONGHYUNIE [ TAMAT ]
FanfictionBerlatar pada tahun 2024 Seorang fans Shinee dengan segala kesulitan hidupnya ingin mengakhiri semuanya, namun tiba-tiba saja hal aneh terjadi dimana Ia kembali pada tahun 2017. berniat mengubah masa depan, apakah Ia bisa mengubah segalanya.