PURA-PURA

2 0 0
                                    

"Makan ini" ujar Jonghyun sembari memberikan Yuni sepotong makanan miliknya, "Gomawo" senyum Yuni yang langsung memakan pemberian Jonghyun.

   Dengan lahapnya Yuni memakan semua makanan yang mereka pesan, tentunya dengan canda dan tawa. Ditengah kesibukan Yuni, Jonghyun terdiam dan menatap wajah Yuni yang sedang sibuk mengunyah makananya. Kala itu Jonghyun benar-benar mentap Yuni tanpa henti yang akhirnya membuat Yuni sadar dan kembali menatap Jonghyun dengan wajah polosnya. "Wae" tatap Yuni dengan penuh tenaga Ia menelan makanan yang berada dimulutnya.

"Minumlah" suguh Jonghyun, Alih-alih menjawab pertanyaan Yuni, Ia malah memberikan Yuni minum lalu melanjutkan makannya.

   Melihat Jonghyun dengan tingkah yang membingungkan tentunya membuat Yuni penasaran, namun karna tak ingin banyak bicara Yuni memutuskan untuk tak menanyainya dan melanjutkan makannya.

   Tak terasa siang telah berganti malam, suasana dikota seoul saat malam hari membuat Yuni sedikit tersenyum, setelah sepasang orang berjalan bersama. "Wae" tegur Jonghyun yang langsung melihat kearah tatapan Yuni. "Apa Kau baru saja tersenyum misterius" ujar Jonghyun yang masih tak mengerti penyebab Yuni tersenyum.

"Bukankah sudah seharusnya Aku tidak mencemaskan Rani mulai sekarang" ucap Yuni dengan tatapanya yang kosong. "Khem" angguk Jonghyun. "Aku tau Dia akan segera sembuh, Jadi apa alasan Aku terus mengkhawatirkannya" tawa Yuni.

"Yuniya, Kau belum menyadarinya, Kau memaksa dirimu untuk tidak khawatir" sadar Jonghyun setelah melihat Yuni tertawa dengan mata yang berkaca-kaca.

"Lalu apa yang harus Aku lakukan" tanya Yuni dengan genangan dimatanya. "Kau hanya perlu bahagia dengan hidupmu sekarang, bersama Rani ataupun keluargamu" saran Jonghyun.

                                      ♡♡♡

"Eomma" sapa Yuni setelah sampai dirumah sakit. "Apa Kau sudah makan malam" saut Ibunya. "Khem" balas Yuni yang terlihat sibuk menaruh barang bawaanya diatas meja. "Apa Kau kesini tidak bersama Jonghyun Oppa" cari Rani.

"Jangan lupakan siapa Dia, Kita semua tau bahwa Dia adalah Idol" balas Yuni dengan sinis. "Jangan berikan Dia makanan dari luar untuk hari ini, Dia terus saja muntah hari ini" ucap Ibunya lalu beranjak setelah mengemas baju-baju.

"Eomma, apakah Rani sudah bisa pulang" tanya Yuni dengan penuh semangat. "Aniyo, Aku akan menginap disini 2 hari lagi" saut Rani yang sibuk dengan ponselnya. "Lalu itu" tunjuk Yuni pada keranjang baju Rani. "Dia memuntahkan isi perutnya dibaju ini, jadi semua baju ini akan dilaundri" jelas Ibunya. "Seperti kucing" ucap Yuni yang kembali sinis.

"Eomma, setelah itu pulang dan beristirahatlah, Yuni yang akan menemani Aku malam ini" ujar Rani pada Ibunya sebelum Ibunya keluar dari ruangan Rani. "Apa yang Kau katakan, besok Yuni harus kembali kerja" ujar Ibunya. "Aniyo Eomma, Aku sudah berhenti kerja" potong Yuni yang langsung mendapat tatapan dari Ibunya.

"mianhae Eomma" tunduk Yuni yang sangat merasa bersalah. "Mulai sekarang tidurlah dengan benar" ucap Ibunya lalu pergi.

   Yuni yang tak tau persis apa yang dirasakan Ibunya hanya bisa terdiam sedih. "Mamah menyuruhmu untuk tidur dengan benar, jadi Dia tidak menentangmu sama sekali" ujar Rani yang mulai fokus dengan keadaan disekitarnya. "Lalu bagimana dengan biaya rumah sakitku" sadar Rani dengan nada becandanya. "Aku masih memiliki uang untuk membiayaimu" ucap Yuni lalu duduk disamping Rani.

"Bagimana keadaanmu sekarang" tanya Yuni, Mendengar itu membuat Rani merasa seikit geli dengan tingkah Yuni. "Jangan tanyakan hal itu, Kau membuatku merasa sangat geli sekarang ini" ucap.

   Tanpa mengatakan hal lain Yuni hanya memberikan senyumnya kepada Rani lalu pergi kesofa untuk berbaring. "Tidurlah" ucap Yuni yang langsung menyelimuti dirinya sendiri, Melihat Yuni yang perlahan tak bersuara lagi membuat Rani mulai menyiapkan dirinya untuk tidur juga.

   Belum sempat tertidur dengan pulas, Rani terbangun oleh tangisan yang Ia dengar, dan saat Ia menoleh kearah tempat tidur Yuni, Yuni sudah tak ada ditempatnya. Menyadari satu hal membuat Rani beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan kearah kamar mandi lalu membuka sedikit pintu kamar mandi.

   Tanpa melihat lebih jelas Rani langsung  menangis tanpa suara didepan kamar mandi, bagaimana tidak, ternyata Ia melihat Yuni yang meringkuk menangis dikamar mandi dengan keadaan yang sangat menyedihkan, melihat Yuni dengan kondisi itu benar-benar membuat Rani merasa sedih.

   Tak menghampiri Yuni, Rani hanya menghapus air matanya dan menutup kembali pintu kamar mandi sembari berjalan menjauh dari kamar mandi. "Yuniya" pangil Rani dengan nada bicaranya seperti biasa. "Yuniya" pangil Rani sekali lagi, mendengar namanya dipangil Yuni langsung bergegas menghampus air matanya serta membasuh mukanya.

"Apa yang Kau lakukan" tanya Rani setelah membuka pintu kamar mandi dan melihat Yuni yang sedang memakai cream wajah.

"Aku ingin mengunakan kamar mandi" ujar Rani.

ANNYEONG:JONGHYUNIE [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang