MUSIM GUGUR [ 1 ]

3 0 0
                                    

"Apa rambutmu semakin rontok" tanya Yuni yang sedang merapihkan rambut Jonghyun. "khem" ucap Jonghyun yang sedang menikmati setiap belaian Yuni.

"Kau bisa memakai shampo milik Yuni" saran Ibunya. "Kenapa miliku" saut Yuni. "Eomma melihat tulisanya untuk rambut rontok" jelas Ibunya yang sibuk dengan masakannya. "Iya, lalu Kau akan sembuh" hibur Rani.

"Aku pasti akan sembuh" sambar Jonghyun yang langsung membuat suasana menjadi ceria, meskipun Ia diponis hidupnya tak lama lagi, Jonghyun merasa bahwa keajaiban itu tetap ada dan Ia adalah salah satu yang menginginkanya.

   Yuni yang melihat semangat Jonghyun untuk tetap hidup merasa lega, setidak-tidaknya Jonghyun melewati masa sulitnya bersama-sama. "Sebentar lagi musim gugur, Aku ingin berkeliling kota seoul sembari melihat daun-daun berguguran" ucap Yuni yang sedang mengekspresikan keinginanya. "Apa Kau menyukai musim gugur" tanya Jonghyun.

"Tidak, Aku hanya menyukai musim semi, lalu Aku menyukai makanan dimusim dingin" ucap Yuni yang membuat Jonghyun tertawa kecil. "Waeyo" ucap Yuni keheranan. "Kau tahu seberapa sialnya musim itu" saut Rani yang berada disamping Yuni namun keberadaanya seperti tidak disadari. "Mwo" . "Kau tau jika Kau telah gagal berapa kali saat mengikuti tes universitas dimusim dingin" jelas Rani yang terlalu jujur. "Tapi Aku memulai awal yang baru dimusim dingin, jadi mulai sekarang Aku menyukainya" pilih Yuni.

"Hentikan perdebatan itu, kemarilah, Ayo makan" pangil Ibunya yang disusul dengan kedatangan anak-anaknya yang terlihat sangat kelaparan, makanan itu sudah terpisah untuk siapa saja, mulai dari makanan yang hanya bisa dimakan Jonghyun, serta makanan untuk memulihkan stamina, tapi dari semua makanan itu, makanan milih Yunilah yang paling menggoda karna Ia bisa memakan masakan sepuas dan sesukanya. "Eomma, berikan Aku makanan biasa, Aku tak bisa memakan ini" tolak Yuni. "Makanlah, jangan perdulikan kami" ucap Jonghyun.

"Aniyo, tapi makanan ini terlihat sangat pedas, dan Aku, Aku sedang diare" dengan wajah malu Yuni coba menjelaskan keadaanya saat itu. "Ya, kenapa Kau mengatakan hal itu dimeja makan" tegur Rani. "mian" senyum Yuni yang langsung mendapat makanan yang dimakan oleh Rani. "Makanlah" ucap Ibunya.

   Tanpa kendala semua makan dengan lahap, semua makanan bahkan lenyap tanpa sisa sedikitpun, Ibunya yang melihat itu merasa sangat bahagia anak-anaknya makan dengan sangat lahap, bahkan Ibunya ingin memasak ulang karna melihat Yuni yang belum berhenti makan. "Aniyo Eomma, sudah cukup" henti Yuni.

   Memegangi perutanya yang terlihat sedikit buncit membuat Yuni merasa bahagia sendiri, Ia selalu tersenyum saat melihat perutnya membesar. "Kenapa Kau tertawa karna lemak perutmu" sinis Rani. "Wae" balik Yuni. "Berhenti bertengkar, Apa kita boleh menonton beberapa acara tv yang dibintangimu, atau bahkan mendengarkan lagu-lagumu" tanya Ibunya pada Jonghyun. "akhh, Eomma, Kau membuatku malu" wajahnya seketika langsung Ia sembunyikan dibalik tubuh Yuni, rasanya aneh saat menonton diri sendiri bersama keluarga.

"Wae" tawa Yuni. "Bukankah sedikit aneh" balas Jonghyun tertawa. "Eomma, mari kita menonton vidio dancenya" saran Yuni yang langsung memutar dance Jonghyun disalah satu solonya yaitu hallelujah.

"wahh" tepuk tangan diberikan Rani setelah vidio berakhir. "Jangan lakukan itu, Kau benar-benar membuatku malu" tawa Jonghyun yang lagi-lagi bersembunyi karna merasa malu. "Wae, penampilanmu sangat bagus, kenapa Kau malu" ujar Rani yang membuat Jonghyun bingung sendiri kenapa Ia merasa malu dan tertawa begitu lepasnya saat mendapat pujian. "Akhh, rasanya aneh sekali saat melihat tayangan vidio diri sendiri" keluh Jonghyun.

"Apa Kau merasa wajahmu kurang tampan" tawa Yuni. "Ani, Aku sangat-sangatlah bangga dengan ketampananku" ucap Jonghyun yang terlihat sangat percaya diri. "Eomma, mari kita tonton vidionya yang lain" saran Yuni. "Aniyo" triak Jonghyun yang kembali merasa malu.

                                         ♡♡♡

   Daun-daun berjatuhan serta terserak dimana-mana, kini kota seoul menjadi coklat, daun-daun yang jatuh menutupi jalan dan membutnya menjadi indah, cuaca yang tak begitu panas namun sinar matahri masih memancari sinarnya membuat pagi itu adalah pagi yang sempurna untuk Yuni dan juga Jonghyun, mereka terlihat berjalan beriringan disepanjang jalan kota seoul. "Bukankah jalan terlihat seperti penuh sampah dedaunan" ujar Jonghyun dengan tatapanya yang lurus memandang kedepan. "Aniyo, warna daun yang kemerahan serta coklat membuatku tenang" balas Yuni.

"Apakah begitu" saut Jonghyun menanggapi Yuni. "Khem, lihatlah pohon-pohon yang terlihat kering dan mati itu" tunjuk Yuni pada sebuah pohon yang tak memiliki daun lagi dan terlihat kering. "Ia hanya menggugurkan daunya, bukan berarti Ia mati" ucap Yuni. "Apa itu kata-kata mutiara" senyum Jonghyun yang mendapat tawa dari Yuni.

   Musim gugur terlihat sebagai musim yang menyeramkan, daun berserakan dan kadang kala angin berhembus membuat daun-daun bergerak mengikuti arah angin, tapi dengan tawa dan senyum bahagia dari Yuni serta Jonghyun cukup membuat kita tau bahwa semua musim bisa dilewati dengan kebahagian yang kita ciptakan sendiri. #Jangan lupa bahagia#

"Apa Rani tadi memarahimu" suara Jonghyun masih terdengar samar dari kejauhan. "Hemm" . "Mari kita mengajaknya berkemah dimusim gugur" saran Jonghyun. "Aniyo, jangan ajak dirinya, Kau tau persis kemah seperti apa yang akan terjadi" ujar Yuni.

Bagaimana Aku menjelaskan suasana yang seperti ombak ini, kadang kala ombak itu datang lalu pergi, dan datang lagi tak ada henti-hentinya, ya, karna seperti itulah hidup, setelah Kau bahagia pasti Kau akan menderita lagi, tapi ingat ombak akan kembali pada laut saat waktunya tiba.

ANNYEONG:JONGHYUNIE [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang