MUSIM GUGUR [ 2 ] YANG MENYERAMKAN

2 0 0
                                    

   Mereka berdua terlihat sedang sibuk memanggang daging sembari kembali menikmati pemandangan sungai Han disore hari, pantulan dari langit sore membuat suasana musim gugur semakin terasa. Namun hal yang membuat Yuni kesal adalah saat ponselnya berdering, pangilan suara masuk dari Rani. "Kau dimana, apa Kau akan tidur diluar, apa Kau benar-benar akan berkeliling kota seoul" triak Rani yang membuat Yuni sedikit menjuhkan telponya. "Aku akan pulang nanti, Aku sedang bersama Jonghyun" jelas Yuni yang menbuat Rani langsung mematikan telponya.

"Apa Kau kena marah lagi" ujar Jonghyun. "Aniyo" senyum Yuni sembari melanjutkan pangangan dagingnya.

   Potongan besar dari setiap bagian dipotong kecil oleh Yuni, merasa telah matang, Ia memindahkan daging dari pangangan kepiring lalu memberikanya pada Jonghyun. Potongan-potongan kecil itulah yang mereka makan kala itu.

"Aku ingin terus bahagia seperti ini" ujar Yuni ditengah makanya. "Apa Kau bahagia" ucap Jonghyun yang mampu menghentikan gigi Yuni untuk mengunyah makananya. "Khem, Kau salah satu alasanku bahagia, Jonghyunie, tetaplah hidup sampai 20,30,40,atau bahkan,80 tahun lagi" tatap Yuni dengan senyum penuh harapan.

   Senyum yang saling timbal balik itu tak bertahan lama saat tubuh Jonghyun perlahan tumbang dan tak sadarkan diri, Yuni yang melihat itu langsung mengangkat kepala Jonghyun dan berusaha membangunkanya, beberapa orang yang melihat kejadian itu langsung menghampiri Yuni yang kala itu telah menangis histeris. "Jonghyunie" pangil Yuni dengan tepukan pelan yang Ia berikan dipipi Jonghyun.

   Tak bangak yang bisa orang-orang lakukan, mereka hanya berusaha menyadarkan Jonghyun sembari menungu ambulans datang untuk membawa Jonghyun kerumah sakit, menungu beberapa saat sampai ambulans tiba, Jonghyun tak kunjung sadarkan diri.

   Tubuh Jonghyun yang lemah perlahan diangkat menuju kedalam ambulans, Yuni yang menyaksikan itu hanya bisa berjalan perlahan mengikuti langkah petugas medis, Yuni tak menyangka bahwa hal yang tak terduga terjadi saat mereka sedang merasa bahagia. Didalam ambulans Yuni terus memandangi wajah Jonghyun yang telah dibantu oleh selang oksigen, "Wae" ucap Yuni yang telah meneteskan air mata melihat keadaan Jonghyun yang tak sadarkan diri.

   Kecemasan yang melanda membuat Yuni hanya bisa meneteskan air matanya. "Telponmu berdering" ucap Seorang petugas medis yang menyadarkan Yuni dengan dering telponya, disana Ia melihat pangilan masuk yang berasal dari Sodam.

"Eonni" pangil Yuni yang berusaha mengatur nada bicaranya. "Yuniya, Aku adalah nomor darurat Jonghyun," henti Sodam yang membuat Yuni tak bisa menyembunyikan perasaan sedihnya saat itu. "eodi" ucap Sodam.

                                         ♡♡♡

"Tolong tunggu keluargaku saja" ucap Jonghyun lirih dengan keadaanya yang baru saja sadar. "Jonghyunie, Aku juga keluargamu" ucap Yuni yang disusul dengan kedatangan Sodam dan Ibunya. "Nuna, Dokter ingin bicara" ujar Jonghyun, Sodam yang tak mengerti apapun langsung menatap Yuni yang berada disana. "Yuni" pangil Sodam.

   Yuni hanya terdiam menatap dokter yang menangani Jonghyun, tanpa mengatakan apapun. "Wae, kenapa Kau tidak berbicara saja denganku, Aku berada disini lebih awal" ujar Yuni yang bertanya dengan suaranya yang terdengar hampir habis. "Biar Aku saja" ucap Sodam lalu pergi keluar yang disusul dengan kepergian dokter dari hadapan Yuni.

   Yuni masih sangat penasaran dengan semuanya, Ia menatap Jonghyun yang kala itu tersenyum lebar kearahnya. "Apa Kau baik-baik saja" tanya Yuni. "gwaenchanha Yuniya" jawab Jonghyun.

   Jawaban yang diberikan Jonghyun tak membuat Yuni tenang, Ia masih penasaran apa yang akan dikatakan dokter sampai rasa penasaranya itu terhenti sesaat setelah Sodam kembali masuk dengan senyum namun matanya jelas terlihat sehabis menangis. "Waeyo Eonni" langkah Yuni semakin maju menuju Sodam yang kala itu terdiam dipintu menatap Jonghyun yang masih berada ditempat tidurnya, Sepertinya hal itu bukan hal yang baik, Jadi Jonghyun tersenyum sembari mengelengkan kepalanya perlahan. "Eonni" pangil Yuni

"Aniyo, gwaenchanha, Jonghyuna" henti Sodam, Ia menarik nafasnya lalu Ia hembuskan dengan kasar. "Dia baik-baik saja" jelas Sodam. "Kau pembohong" sebut Yuni yang membuat Sodam tertunduk menahan tangisnya. "Yuniya, gwaenchanha" saut Jonghyun yang tak mendapat respon dari Yuni.

"khem, gwaenchanha Yuniya" lanjut Sodam yang kembali menatap mata merah Yuni, melihat mata Yuni yang memerah Sodam mengulurkan tangannya dan mengusap halus pipi Yuni, "Jangan terlalu sering menangis, matamu sudah memerah" ucap Sodam yang memerintahkan Yuni untuk tidak menangis, tapi jelas terlihat bahwa Sodam sedang menahan tangisnya, dan kini air itu sudah menetes yang langsung Ia hapus dengan tanganya.

"Apa Jonghyun harus dirawat dirumah sakit" kata Yuni sembari menebak apa yang terjadi.

   Melihat Yuni yang sangat penasaran, membuat Sodam tak kuasa lagi untuk menahan tangisnya, Sodam menangis membelakangi Yuni yang kala itu hanya menatapnya penasaran. Jonghyun yang benar-benar tau jika itu bukanlah hal yang baik langsung beranjak menghampiri Sodam yang telah terduduk dilantai,  "Katakan padanya, bagimana Aku bisa menjelaskan ini semua, Kau tau persis jika hal ini akan terjadi" ucap Sodam pada Jonghyun dengan tangisnya.

"Apa yang perlu dijelaskan, tolong jelaskan padaku" ujar Yuni.

ANNYEONG:JONGHYUNIE [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang