Merawat Rani yang sedang sakit bukanlah hal berat bagi mereka, tapi hal yang paling berat adalah bagaimana cara mereka bisa merawan Rani tanpa harus meneteskan air mata. Sekuat apapun mereka, percayalah bahwa mereka benar-benar rapuh.
Pagi itu terlihat Yuni yang sedang Menata makanan untuk Rani, wajahnya yang berseri membuat Rani terus memandangnya dari dekat. "Wae" tatap Yuni. "Ani" alih Rani dengan memulai sarapanya. "Musim panas sebentar lagi tiba, Aku mengajak Jonghyun pergi berlibur" kata Yuni sembari menyantap roti untuk sarapanya. "Lalu" saut Rani dengan tatapan penuh pertanyaan.
Pertanyaan yang dilontarkan Rani membuat Yuni langsung menghentikan ucapanya, karna menurutnya Rani mengerti apa yang Ia maksud, tapi Rani seperti tidak ingin mengerti, jadi Yuni memutuskan untuk tidak menjelaskanya. "Habiskan makananmu, Aku akan pergi mengurus persiapan untuk keluar rumah sakit besok" ucap Yuni lalu bergegas mengambil tas serta ponselnya yang berada didekat Rani lalu pergi begitu saja.
♡♡♡
Menghabiskan waktu hanya dengan duduk diatas tempat tidur membuat Rani merasa sangat bosan, karna kebosananya itulah, Ia memutuskan untuk beranjak membawa infus yang menempel ditanganya menuju keluar ruang kamarnya, Rani berjalan menyusuri jalan dengan perlahan, berjalan tanpa tujuan, melangkah tanpa melihat kebelakang dan terus berjalan membuat Rani benar-benar pergi jauh dari kamarnya.
Yuni yang telah kembali setelah mengurus urusan rumah sakit terkejut bukan main setelah mendapati kamar Rani kosong, "Akhh, salah" ucap Yuni lalu keluar dari kamar rawat itu dan berjalan kekamar disampingnya, masuk dengan santai bukanlah hal yang tepat, Ia malah tampak lebih bingung setelah melihat orang lain yang menempati kamar itu.
Terpaku untuk sementara, mencerna apa yang terjadi, apa Ia benar-benar salah kamar? Semua mata menuju kearah Yuni yang saat itu masuk tanpa mengatakan apapun. Yuni yang merasa sangat malu langsung pergi begitu saja.
Namun tak lama Ia muncul kembali dengan senyum diwajahnya meskipun dengan rasa malu yang luar biasa. "Jweisunghamnida" tunduk Yuni lalu kembali menutup pintu kamar dengan sopan.
Kembali kekamar awal yang Ia jumpai, Yuni langsung mengecek laci untuk memastikan bahwa itu benar adalah kamar rawat Rani, setelah membuka laci meja yang berada disamping tempat tidur, benar saja, Ia menemukan ponsel Rani yang berada disana dengan keadaan layar mati.
Hal yang Ia temukan tak membuatnya bernafas lega, Ia malah kebingungan dengan keberadaan Rani yang tidak berada dikamarnya, melihat kearah ponselnya untuk sesaat, ingin menghubungi Ibunya tapi niat itu Ia urungkan, setelah itu Ia langsung pergi keluar kamar dan berusaha mencari Rani disekitar rumah sakit.
Rumah sakit yang begitu besar membuat Yuni kelelahan mencari Rani, sudut demi sudut Ia kunjungi untuk menemukan Rani, lift demi lift Ia naiki namun Ia masih belum menemukan Rani, Saat Ia ingin menaiki lift untuk turun kelantai bahwah hal yang membuatnya kesal pun terjadi, lift itu tak kunjung terbuka.
Dengan kesal dan rasa khawatur Yuni menyadari Ia telah mencari Rani setengah jam, hal itu membuat Yuni merasa frustasi dengan keadaanya dan mulai menangis tanpa Ia sadari. Ditengah keputus asaanya tak sengaja Ia melihat kearah luar dan menemukan seseorang yang sedang terduduk sendiri. Menyadari bahwa orang yang sedang duduk adalah orang yang Ia cari, seketika Yuni langsung berlari menuruni tangga darurat.
Hal yang membuat jengkel adalah saat Yuni telah menuruni tangga darurat, lift terbuka dengan sangat lebar tanpa orang didalamnya.
♡♡♡
Duduk dengan santai, berjemur dibawah matahari pagi, akhh itulah hidup yang sangat diimpikan oleh Rani, tapi tidak untuk menikmati itu di rumah sakit. Namun untuk saat ini Rani tak memiliki pilihan lain selain menikmati semuanya. "Apa yang Kau lakukan disini" ujar Yuni yang berdiri tepat didepan Rani, membuat matahari tak lagi mengenai tubuhnya.
"Berjemur, apa lagi yang bisa Aku lakukan" jawab Rani dengan mata yang masih tertutup. "Kenapa Kau tidak memberitahu diriku, apa Kau tau jika Aku mencemaskan dirimu, bagaimana jika Kau terluka tanpa sepengetahuan orang lain" tarikan nafas serta tangis kecil yang dikeluarkan oleh Yuni membuat Rani membuka matanya perlahan.
"Aku terlalu bosan didalam kamar, mianhae, Yuniya" ucap Rani sembari tertunduk tak berani menatap wajah Yuni seperti biasanya. "akhh" hembus nafas terdengar, Yuni yang awalnya merasa sangat marah dan khawatir perlahan mulai mengerti perasaan Rani.
Duduk disamping Rani tanpa mengatakan apapun membuat suasana saat itu benar-benar canggung. "Jika Kau ingin ikut liburan musim panas, katakan padaku, Aku pasti akan mengajakmu" ucap Yuni yang terlihat menikmati matahari pagi.
Dengan perlahan senyum mulai tergambar diwajah Rani, senyum yang semakin lebar dan manis membuat pagi itu lebih bercahaya. "Apa Aku boleh ikut" tanya Rani. "Khem" jawab Yuni singkat. "Aniyo, Aku tak akan ikut, biarkan kisah cinta itu terus berjalan" ujar Rani yang kembali menikmati suasana pagi itu.
"Ini bukan kisah cinta, entahlah takdir akan menciptakan cerita jenis apa untuk hidup ini" balas Yuni yang tak mendapat tangapan apapun dari Rani.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNYEONG:JONGHYUNIE [ TAMAT ]
FanfictionBerlatar pada tahun 2024 Seorang fans Shinee dengan segala kesulitan hidupnya ingin mengakhiri semuanya, namun tiba-tiba saja hal aneh terjadi dimana Ia kembali pada tahun 2017. berniat mengubah masa depan, apakah Ia bisa mengubah segalanya.