TANPA KABAR [ 2 ]

2 0 0
                                    

   Belum sampai memakan makanan dingin itu, Rani dikejutkan dengan pintu kamar Yuni yang terbuka lalu keluarlah Yuni dari kamarnya sembari mengikat rambutnya dan perlahan berjalan menuju meja makan. "ohh" kejut Rani. "Jangan makan makanan itu, tunggu sebentar, Aku akan membuatkanmu makanan" kata Yuni yang telah memilih beberapa bahan makanan dari kulkas, dan mulai memasaknya.

   Entah apa yang dirasakan Rani tapi senyumnya sudah cukup memberitahu kita bahwa Ia sangat senang. "Aku akan membantu" ucap Rani yang segera mendekat pada Yuni, yang saat itu sibuk memotong bahan makanan.

   Yuni tak menolak dibantu oleh Rani, namun sepanjang masak Ia hanya diam tanpa mengatakan apapun, hal itulah yang membuat suasana menjadi cangung sampai selesai masak dan makanan telah jadi. "Gomawo" ucap Rani sebelum memulai makan malamnya.

"Makanlah, lalu minum obatmu" ingat Yuni.

"Enak" ucap Rani yang membuat Yuni sedikit tersenyum kearah Adiknya itu.

                                      ♡♡♡

   Waktu terus berjalan, aktivitas yang terus berulang tetap Yuni lalukan, membereskan dan merapihkan rumah Yuni lakukan bersama Rani, namun tak henti-hentinya Ia terus memandang ponselnya dicela istirahatnya. "Apa Kau menungu telpon dari seseorang" ucap Rani yang telah menyadari sikap Yuni.

"Ani" jawab Yuni ketus.

   Dengan wajah jengkelnya Rani meneruskan bersih-bersihnya.

   Dengan senyum Yuni menonton acara yang dibintang tamuin oleh Shinee, disana Ia melihat Jonghyun dengan senyum lebarnya, "Tak seharusnya Aku khawatir padamu" ucap Yuni di depan layar leptopnya.

                                       ♡♡♡

   Hari-hari berganti, tanpa disadari musim panas telah tiba, Kali ini waktu benar-benar telah berlalu, tak selalu namun sesekali Yuni masih melihat kearah ponselnya tanpa melakukan apapun, dihitung dari waktu Jonghyun berpamitan, Jonghyun telah sebulan lebih atau 5 minguan tak menghubungi Yuni sama sekali. Namun Jonghyun masih tetap aktif didunia entertainment hal itulah yang membuat Yuni tak begitu mengkhawatirkannya.

   Terdiam sesaat lalu mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu disana.

"Musim panas telah tiba, dan Kau masih sibuk, tetap jaga kesehatanmu, Jonghyunie" tulis Yuni yang Ia kirimkan pada Jonghyun.

   Pesan itu terkirim, pesan untuk pertama kalinya yang Yuni kirimkan pada Jonghyun.

   Telanglah, kali ini Yuni telah menjadi orang yang tidak terlalu khawatir, Ia masih bisa melihat Jonghyun dibeberapa acara televisi saja sudah membuatnya begitu bersyukur, Jadi Ia menjalankan kehidupanya seperti orang biasa.

   Tapi tidak untuk situasi kali ini, bel pintu rumah Yuni berbunyi, dengan terburu-buru Yuni langsung membukanya dan mendapati Sodam kakak perempuan Jonghyun berdiri tepat didepan pintu rumahnya. "Akoh, Eonni" pangil Yuni.

"Annyeong, Yuniya" senyum Sodam. "Masuklah" ajak Yuni. Berjalan masuk berbarengan dengan Yuni, Sodam melihat kebeberapa sudut rumah Yuni yang membuatnya sedikit tersenyum lalu Ia duduk diruang tv setelah dipersilakan duduk, dan ditingal oleh Yuni karna Yuni sedang mengambilkan minuman. "Dimana Rani" tanya Sodam yang dari tadi tak melihat kehadiran Rani. "Ia memiliki teman beberapa minggu lalu, dan sekarang mereka sedang pergi jalan-jalan" jelas Yuni dengan segala kesopanan dan senyumnya.

"Apa Jonghyun tidak pernah menghubungimu lagi, " tanya Sodam secara tiba-tiba. Yuni yang mendengar itu hanya bisa terdiam, tak tau harus menjawab apa.

"Mungkin Ia benar-benar sibuk, bahkan Ia jarang menghubungi uri Eomma" ucap Sodam yang sedikit membuat bingung Yuni dengan ucapanya.

"Akhh, Aku disini karna Jonghyun memintaku menemuimu, Dia ingin meminta maaf karna tidak bisa mengunjungimu, ini" ucap Sodam sembari memberikan bingkisan pada Yuni.

   Dengan sedikit senyum terpaksa, Yuni menerima pemberian Sodam.

"Mianhaeyo" sadar Sodam, "Sepertinya Aku sedikit tidak sopan" ucap Sodam selanjutnya. "Aku sudah mengangapmu seperti adikku sendiri jadi Aku berbicara dengan santai padamu, mianhae" Kata Sodam yang terlihat benar-benar menyesal.

"Aniyo, gwaenchanha" balas Yuni dengan senyum dan berusaha memahami Sodam.

"uri Eomma dan Jonghyuna sangat mengkhawatirkanmu, sekarang Aku bisa mengatakan pada mereka jika Kau baik-baik saja" ujar Sodam. "Khem".

"Hiduplah dengan baik khem" tatap Sodam. "Aku harus segera pergi untuk mengecek baju" ucap Sodam.

"Hati-hati" saut Yuni setelah mengantarkan Sodam kedepan pintu. 

   Dengan senyumnya Sodam pergi perlahan dan semakin jauh melangkah pergi lalu hilang dari pandangan Yuni.

                                        ♡♡♡

   Dengan terburu-buru Yuni berlari dilorong rumah sakit sembari melihat kekanan dan kekiri, wajahnya terlihat begitu khawatir, nafasnya terengah-engah akibat berlari tanpa henti, dan Ia bisa bernafas perlahan setelah Ia berhenti disuatu kamar rawat.

"Kenapa Kau harus menghubungi Yuni" ujar Jonghyun dengan nada kesalnya yang ditunjukan pada Sodam. "Wae, Ia harus tau keadaanmu sekarang, kelelahan dan masuk rumah sakit" ujar Sodam yang merasa bahwa keputusanya adalah hal yang benar.

"Dia tak harus tau apa yang Aku alami, Dia bukan siapa-siapa" ucap Jonghyun yang terdengar sangat kasar.

   Dengan tiba-tiba pintu kamar Jonghyun terbuka dan terlihatlah Yuni dalam keadaan nafas yang terengah-engah. "Jonghyunie, gwaenchanha" tanya Yuni sembari berjalan perlahan mendekati Jonghyun yang terbaring ditempat tidurnya. "Yuniya" ucap Jonghyun. "Kenapa bisa seperti ini" tanya Yuni. "gwaenchanha," yakin Jonghyun setelah melihat Yuni meneteskan air mata.

"Yuniya, jangan menangis, Ia hanya kelelahan dan akan pulang sebentar lagi" ujar Sodam yang membuat Yuni langsung menghapus air matanya. "Eonni" sapa Yuni. "gwaenchanha" senyum Sodam.

"Tetap saja, kenapa Kau bisa sampai dirumah sakit, apa Kau lebih mementingkan pekerjaanmu dari pada kesehatamu, Kau bahkan jarang menghubungi Ibumu" oceh Yuni yang hanya didengarkan oleh Jonghyun.

  Sodam yang berada disana hanya bisa terdiam melihat Yuni tanpa mengatakan apapun. "Aku tau Kau sibuk, tapi jika sudah seperti ini siapa yang dapat disalahkan" ucapan yang terbata-bata membuat suasana menjdi hening.

"Bagaimana Kau bisa seperti ini, Ibumu pasti menangis melihatmu seperti ini" ucap Yuni yang kembali meneteskan air mata. "Aniyo, uri Eomma tak menangis sedikit pun" saut Sodam yang membuat Yuni langsung terdiam mendengar pernyataan itu, ditengah keadaan yang hening Yuni secara tiba-tiba menarik nafas dalam keadaan hidung tersumbat, dan itu membuat suasana menjadi cangung seketika.

"Apa Kau sedang flu" ujar Jonghyun ditegah keheningan itu. "Khem" Angguk Yuni.

"Ini minumlah vitamin" ucap Jonghyun sembari mengambil sebotol kecil wadah vitamin.

   Menyadari bahwa suasana itu ditimbulkan olehnya, Sodam langsung mengalihkan pandanganya kearah lain lalu menatap Yuni yang masih dalam posisi yang sama menyampinginya. "mianhaeyo, Aku akan segera kembali" alih Sodam lalu keluar dari ruang rawat dengan tergesa-gesa.

"Kenapa Aku harus berkata jujur" sesal Sodam.

"Apa flumu parah" tanya Jonghyun.

"Ani, gwaenchanha"

"Ani, gwaenchanha"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANNYEONG:JONGHYUNIE [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang