"Berapa kiri-kira kedalaman sungai itu" tanya Rani dengan pandangan yang menatap luas air yang terpapar luas didepannya. "Entahlah" jawab Yuni singkat. "Lalu bagaimana mereka bisa mengakhiri hidup mereka disungai Han ini" saut Rani selanjutnya, Yaa,,Yuni beserta Ibu dan adiknya sedang duduk menatap sungai Han yang kini semakin indah berkat langit yang berwarna merah jinga.
"ini adalah keindahan dari tuhan, jadi jangan merusaknya dengan hal-hal seperti itu" Ucapan itu terlontar dari Ibunya yang sibuk menata makanan.
"Apa mereka semua berarti, mereka juga ciptaan tuhan, tapi orang-orang lain merusak mereka, jadi kerusakan itu disebabkan oleh mereka sendiri atau orang lain" saut Yuni yang telah hanyut dengan suasana mengingat diawal cerita Ia berusaha mengakhiri hidupnya sendiri."mereka semua berarti, tapi mereka dengan mudahnya melakukan hal itu".
"Maa" pangil Yuni dengan nada tentangan kepada Ibunya. "bagaimana dengan penderitaan mereka, entah apa yang mereka alami dan lalui selama ini, bukannya keputusan itu yang paling bener untuk mereka ambil" ucap Yuni dengan mata penuh bendungan air yang bisa kapan saja menetes."Lalu bagaimana dengan orang yang ditingalkan, Aku saja tak bisa membayangkanya, tapi jika Aku yang tiada dengan penyakit ini, kalian akan bersedih lalu menjalankan kehidupan seperti biasa karna kalian telah merawat orang sakit ini dengan penuh kasih sayang, tapi jika Ia mati dengan keputusanya sendiri, bagaimana keluarga yang ditinggalkan, mereka akan terus bertanya, kenapa Ia melalakukan itu?, kenapa Aku tidak menyadarinya dari awal?, lalu ada pernyataan, Dia menderita selama ini, tapi mereka tetap saja bertanya-tanya, berharap waktu bisa diputar dan mereka bisa mencegah hal itu" saut Rani dengan santainya Ia berbicara dengan tatapan yang masih menatap luas sungai Han.
"Maa,, mianhae" batin Yuni setelah melihat wajah Ibunya, melihat kerut wajah yang semakin tua membuat Yuni menyesali semua perbuatanya.
"Eomma" pangil Rani tiba-tiba. "Hemm"
"Bukankah Yuni Eonni bisa bekerja lagi" mata yang menatap dengan penuh harapan membuat Ibunya tersenyum kearah Rani. "Eonni, hasilkan banyak uang khem" ucap Rani setelah mengangap senyum Ibunya sebagi izin."apa Kau mau Aku menangung semua biaya perawatanmu" senyum Yuni. "aniyo" geleng Rani. "Lalu". "carilah uang yang banyak, lalu hiduplah dengan baik" jawab Rani yang seketika membuat Yuni menahan tangisnya. "Raniya" suara yang mulai gemetar memangil nama Rani. "khem.". "Aku mengenal seseorang, dan mungkin Dia sebentar lagi akan mengakhiri hidupnya sendiri" tangis Yuni yang membuat kedua wanita yang berada didekatnya terkejut bukan main.
"siapa, kenapa tidak Kau cegah" tanya Rani dengan paniknya setelah mendengar dan melihat Yuni menangis dengan perasaan yang begitu sedih. "ani, aniyo, Dia belum melakukan itu, tapi saat Aku menanyainya, Dia menunjukan bahwa firasatku salah, tapi Aku yakin Dia benar-bener memikirkan hal itu". "Apa Dia masih mempunyai keluarga" saut Ibunya, dengan angukan Yuni membuat pertanyaan dari Ibunya terjawab. "Eomma, jika hal itu benar terjadi dan Aku tidak bisa mencegahnya, Aku tidak tau akan menjadi seperti apa keadaanku nanti" tatapan Yuni yang menatap Ibunya dengan kesedihan yang Ia bawa, membuat Ibunya langsung bergegas memeluknya berusaha menenangkan dan meyakinkan Yuni bahwa semuanya akan baik-baik saja.
♡♡♡
Pagi yang cerah, serta takdir yang cerah pula membuat Yuni tersenyum dengan bahagia setelah Ia diterima dan mulai pekerjan paruh waktunya dicafe tempat Ia bekerja waktu itu, syukurlah ternyata berita tentang Yuni tak menyebar luas dan tidak mempengaruhi cafe tersebut. Jadi Yuni merasa sangat gembira dengan kembalinya Ia bekerja. Dari awal sampai selesai jam kerjanya Yuni melakukan segalanya dengan baik, Ia juga kembali tepat waktu, suasana dan keaadan setiap saat semakin membaik, Yuni yang menyaksikan semua itu jelas menghembuskan nafas lega.
Setelah selesai makan malam, Yuni duduk dimeja belajar miliknya lalu membuka leptopnya, mengotak-atik mencari informasi ujian tahun depan untuk mendaftar universitas kembali, Yuni juga tak ingin mengecewakan Ibunya yang sangat berharap Yuni bisa melanjutkan sekolahnya. Namun ditengah kesibukanya Ia melihat berita bahwa Shinee akan melakukan fansign dengan merek ternama di seoul, mengetahui itu Yuni dengan senang mengikuti acara fansign dan berharap Ia dapat memenangkan fansign kali itu. Tapi bukan sekarang masih ada dua hari lagi untuk menungu pengumumannya.
Namun mesekipun begitu Yuni tetap tersenyum dengan lebar, setelah menyadari bahwa ini telah malam Yuni memutuskan untuk mengakhiri pekerjaanya lalu pergi tidur. "Aku pasti bisa merubah semua hal buruk" Ucap Yuni
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNYEONG:JONGHYUNIE [ TAMAT ]
FanfictionBerlatar pada tahun 2024 Seorang fans Shinee dengan segala kesulitan hidupnya ingin mengakhiri semuanya, namun tiba-tiba saja hal aneh terjadi dimana Ia kembali pada tahun 2017. berniat mengubah masa depan, apakah Ia bisa mengubah segalanya.