VI [ teman terbaik ]

780 133 3
                                    

Siang itu setelah ia tiba di ibu kota Jihoon tidak langsung pergi ke rumahnya. Ia justru menaiki taksi menuju sebuah apotik yang lima bulan lalu pernah ia kunjungi untuk mencari seseorang. Namun ketika tiba ia justru tidak mendapati sosok lelaki yang dulu membantunya. Daripada merasa bingung sendiri Jihoon memutuskan untuk bertanya pada karyawan yang berada di sana.

"Permisi."

"Iya, ada yang bisa saya bantu?" Seorang wanita datang menghampiri Jihoon dengan sopan.

"Itu, di sini ada yang namanya Junkyu? Seingatku sebelumnya dia bekerja di sini, apa dia tidak di sini lagi?"

Wanita yang tadi menghampirinya itu nampak bingung mendengar pertanyaannya. Jihoon juga sama bingungnya, karena hanya tempat ini yang ia tahu mungkin Junkyu berada.

"Sebentar ya."

Wanita itu masuk ke dalam meninggalkan Jihoon. Namun Jihoon tetap menunggu di sana sesuai perintah. Berharap bahwa ia akan mendapatkan jawaban atas pertanyaannya tadi. Tidak lama setelahnya keluar wanita lainnya dari bagian dalam apotik.

"Mencari Junkyu?"

Jihoon segera mengangguk. Harapannya semakin naik ke angkasa. Menyadari bahwa ia pasti akan mendapatkan jawaban yang ia butuhkan.

"Dia sudah berhenti dari sini, katanya mau fokus selesaikan kuliahnya dulu. Mau kuberi nomor teleponnya?"

Jihoon benar-benar bersyukur. Mendapatkan nomor telepon Junkyu sudah sangat membantu karena ia bisa langsung menghubungi Junkyu untuk bertemu.

Tidak sulit baginya untuk menghubungi Junkyu karena pria itu langsung mengangkat teleponnya dan langsung setuju ketika tahu bahwa Jihoon yang menghubunginya mengatakan ingin bertemu. Karena Junkyu yang ketika itu masih harus mengurusi masalah perkuliahannya lebih dulu jadi mereka setuju bertemu di taman dekat kampusnya.

Jihoon tiba lebih dulu di taman tersebut. Tempatnya terlihat bersih dan nyaman. Jihoon menikmati waktunya menunggu kedatangan Junkyu karena Jihoon juga tidak lama menunggu di sana.

"Jihoon kan?"

Jihoon menoleh. Tersenyum cerah begitu mendapati wajah familiar yang ditemuinya 5 bulan yang lalu. Junkyu turut membalas tersenyum. Menyapa dengan ramah dan ikut duduk di samping Jihoon.

"Apa kabar? Sepertinya kamu sudah jauh lebih baik ya, senang melihatmu kembali sehat."

"Iya, terima kasih karena sudah mebantuku. Aku datang, hanya untuk mengucapkan terima kasih."

Junkyu menyemburkan tawa begitu mendengar penuturan Jihoon barusan.

"Kamu sudah mengatakannya berulang kali waktu itu, dan sekarang lagi? Oke, sama-sama Jihoon, aku juga senang bisa membantu."

Keduanya kemudian sama sama diam. Kecanggungan tidak terlihat menyelimuti, namun mengingat bahwa ini adalah pertemuan mereka setelah lima bulan berlalu membuat keduanya tidak tahu apa yang harus dikatakan lagi setelah tujuannya datang bertemu sudah terpenuhi.

"Setelah ini kamu akan ke mana?"

"Entahlah? Kurasa, aku harus mencari pekerjaan untuk bertahan hidup. Sepertinya aku harus mencari rumah baru."

Jihoon mengedipkan kedua matanya dengan cepat. Tidak sadar juga mengapa ia mengatakan kata-kata yang demikian, padahal tujuan awalnya kembali kemari hanya untuk berterima kasih pada Junkyu kemudian kembali lagi ke rumah orang tuanya. Namun entah mengapa pikirannya justru berubah dalam sedetik setelah pertanyaan Junkyu barusan.

"Mau tinggal di apartement? Gedung tempatku tinggal cukup nyaman kok, aku sudah di sana sejak pertama aku tinggal sendiri. Sepertinya juga masih ada beberapa unit yang kosong."

Hope In Tears [ yoshihoon/kyuhoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang