Malam itu ketika Jihoon membuka pintu rumahnya ia sempat sedikit terkejut mendapati pintu rumahnya tidak terkunci. Dan sesuai kekhawatirannya, Junkyu masih di sana menungguinya sampai pulang.
"Kenapa gak pulang?"
Junkyu menoleh namun langsung menatap tak suka begitu melihat masih ada Yoshi yang mengikuti di belakang Jihoon.
"Dia juga kenapa gak pulang? Kenapa ikut masuk lagi?"
Yoshi yang kena tegur hanya mengendik tak acuh seraya kemudian berucap, "aku hanya menepati janjiku untuk mengantarkan Jihoon pulang dengan selamat sampai rumah, aku akan pergi sekarang."
Benar-benar muka tembok. Junkyu menatap tak percaya pada Yoshi dan kepercayaaadirinya yang sepertinya lebih tinggi dari gunung Fuji. Junkyu beralih menatap Jihoon yang kini sudah duduk di sampingnya dengan tatapan kesal.
"Kenapa?! Kamu beneran cemburu aku ergi dengan Yoshi?" Tanya Jihoon begitu menyadari tatapan Junkyu padanya.
Junkyu tidak menjawab namun helaan nafas kasar darinya sudah menjelaskan seberapa kesal dan cemburunya ia saat ini karena sepanjang sore Jihoon bersama Yoshi dan ia sama sekali tidak tahu apa yang sudah mereka lakukan tanpa dirinya.
"Kalian ngapain sih jalan sampai malam begini? Pasti senang ya bisa jalan sama Yoshi lagi."
Jihoon menggeleng pelan mendengar nada bicara Junkyu. Tidak percaya ia harus menghadapi orang cemburu yang kelakuannya akan berubah kekanakan begini.
"Kami pergi ketemu Asahi. Yoshi harus menyelesaikan masalahnya dengan Asahi supaya dia juga bisa mengambil langkah lainnya dan berhenti memohon padaku."
Junkyu berubah tertarik dengan cepat pada topik pembicaraan. Untuk sesaat melupakan sejenak rasa kesalnya.
"Terus? Udah selesai? Yoshi balikan lagi sama Asahi? Terus, bukannya katanya Asahi udah sama orang lain?"
"Menurutmu bagaimana?" Jihoon membalik pertanyaannya. "Asahi dan Jaehyuk gak pernah lebih dari sekedar teman, lagi pula Jaehyuk sudah bertunangan dengan Mashiho. Menurutmu, jika jadi Asahi, kamu akan bagaimana menanggapi semua ini?"
Junkyu terdiam. Ia tidak akan tahu bagaimana rasanya dan tidak akan pernah mau merasakan harus sesakit apa Asahi saat ini. Junkyu lantas menggeleng, menunjukkan ketidakmampuannya dalam berpikir tentang kemungkinan keputusan apa yang Asahi ambil.
"Kurasa Asahi akan tetap memilih putus. Asahi sudah terlalu banyak terluka dalam sekali waktu. Dia juga banyak mengalami tekanan batin. Jaehyuk bilang Asahi pasti tidak akan menerima Yoshi lagi kalaupun Yoshi meminta untuk kembali." Jihoon menjelaskan dengan singkat.
"Yoshi pasti gila jika dia mengajak Asahi balikan, dia bahkan masih datang memintamu untuk kembali. Dia serakah jika melakukannya."
Jihoon hanya diam setuju dengan ucapan Junkyu. Tidak lagi menimpali atau meneruskan pembicaraan.
"Kamu juga banyak terluka karena semua ini."
Jihoon tersenyum. Ia kemudian menggeleng tidak setuju dengan pernyataan Junkyu barusan. "Kamu bilang, kamu akan tetap di sini bersamaku kan?"
Junkyu mengerutkan kening heran dengan perubahan topik yang tiba-tiba. Ia lantas mengangguk. Tentu ia akan tetap di sana sesuai janjinya pada Jihoon selama ini. Namun tidak mengerti mengapa tiba-tiba Jihoon menanyakan hal tersebut.
"Kenapa? Kamu gak percaya sama aku?"
Jihoon menggeleng.
"Minggu ini Ayah dan Ibu akan mulai tinggal di sini untuk menemaniku sampai hari lahiran, kamu gak perlu terlalu sering datang seperti sebelumnya. Beristirahatlah, kamu pasti capek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope In Tears [ yoshihoon/kyuhoon ]
RandomB O Y S L O V E [ COMPLETED ] Terjebak. Jihoon ditarik masuk ke dalam sebuah pernikahan yang seharusnya bukan miliknya. Kembali bersatu dengan sang mantan kekasih dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Hidupnya bagai dipermainkan semesta. Jihoon harus...