18 [ Asahi ]

788 94 19
                                    

"Babyyy!!!"

Teriakan dengan suara melengking tersebut membuat terkejut hampir semua orang yang tengah berada di halaman depan, namun tidak lagi merasa heran ketika melihat seorang pria manis berbadan pendek datang sambil berlari menghampiri.

Yoon Jaehyuk, pemuda dengan lesung pipi manis itu tersenyum sama manisnya dengan sang kekasih ketika melihatnya datang dengan riang. Anak-anak di panti asuhan tersebut juga terlihat beberapa kali menyapa yang baru saja datang dengan ramah.

"Babe, aku bawa sesuatu." Dengan gembira ia menunjukkan dua paper bag di kedua tangannya yang keduanya terisi penuh dengan pakaian dan mainan baru.

Namun senyum di wajah pemuda Yoon tersebut justru luntur. "Kan aku udah bilang, jangan terlalu sering jajanin anak-anak, kalau emang mau beli, beli yang merek biasa aja gak usah yang mahal. Kamu makin hari makin boros tahu."

"Tapi aku seneng loh, jajanin mereka gini, biar mereka juga seneng. Emang kamu gak seneng?"

Melihat wajah sedih kekasihnya jelas membuat Jaehyuk jadi tak tega. Ia tahu rasa bahagia ketika ada orang baik seperti kekasihnya ini datang memberi hadiah, tetapi memanjakan banyak anak kecil yang masih memiliki banyak keinginan juga tidak akan mudah.

"Mashi... Katanya mau nikah?"

Dari cemberut Mashiho segera berubah sumringah dalam sedetik setelah Jaehyuk mengatakan kalimatnya barusan.

"Mauuu, kapan? Besok?" Kedua matanya langsung berbinar. Tangannya langsung merangkul mesra lengan Jaehyuk.

"Gak besok juga, tapikan katanya kemarin kamu mau belajar hemat, kok sekarang udah belanja banyak lagi? Gak betah ya hidup irit."

"Bisa kok! Lagi libur hemat aja ini." Mashiho terkikik malu.

Sebenarnya ia memang tidak terbiasa hidup berhemat karena kedua orang tuanya tidak pernah menuntutnya untuk menghemat pengeluaran. Namun karena hidup bersama dengan Jaehyuk adalah pilihannya maka ia harus berubah mengikuti bagaimana Jaehyuk hidup.

"Jaehyuk."

"Eh, Asahi. Gimana? Masih sakit gak?" Mashiho lebih dulu menegur sebelum Jaehyuk menyahuti.

"Udah baikan kok, makasih ya Mashiho, udah bantu rawat aku. Oh iya, Jaehyuk, mau kubantu."

"Gak usah! Jangan, kamu kan baru aja sembuh, istirahat lagi aja sana." Jaehyuk segera menolak karena khawatir juga jika nantinya Asahi jadi tambah drop.

"Tapi aku gak enak kalau diem aja seharian."

Asahi jadi sungkan. Sudah hampir setahun ia tinggal di panti asuhan itu atas bantuan dari Jaehyuk agar pengurus panti mau membantunya. Terbiasa hidup serba berkecukupan membuatnya sulit menyesuaikan diri ketika memilih keluar dari keluarganya. Sebenarnya semua uangnya masih ada, semua kartunya juga masih bisa digunakan seperti biasa namun aneh rasanya menggunakan uang tersebut untuk kebutuhannya sendiri.

Bekerja untuk mendapat uang dengan usahanya sendiri, kembali ke panti dan membantu mengurus anak-anak yang beberapa di antaranya ada yang sulit diatur membuatnya kadang kewalahan dan berakhir jatuh sakit seperti hari ini.

"Asahi butuh sesuatu lagi gak? Kamu besok aja bantu-bantunya, sekarang istirahat aja dulu." Mashiho kembali memperingati. Khawatir dengan kondisi Asahi, namun kedua tangannya sama sekali tidak dilepaskan dari lengan Jaehyuk dan justru mempererat rangkulannya.

"Sayang, tangan kamu coba, aku jadi gak bisa gerak ini, aku masih harus pindahin ini semua loh."

Mashiho mulai menggerutu sebal, tidak mau melepas rangkulannya. Tentu saja kedekatan Jaehyuk dengan Asahi juga membuatnya merasa cemburu diam-diam. Ia tak pernah mengatakannya secara langsung karena Jaehyuk sudah pernah mengatakan padanya agar tidak cemburu namun tetap saja perasaannya bertindak lain.

Hope In Tears [ yoshihoon/kyuhoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang