Hiro menghentikan langkahnya di depan pintu gedung apartemen. Ia mendongak, pagi ini cuaca tak secerah seperti biasanya. Awan cumulonimbus beranak gulung di langit menutupi sinar sang surya. Kalau dia pergi sekarang, Hiro bisa meminimalisir baju basah karena hujan. Tapi karena dia menunggu Mahesa yang balik kanan sebab ponselnya ketinggalan, Hiro harus menunggu.
Sembari menunggu agar tidak bosan, Hiro mengalihkan pandangannya ke sekitar. Tidak ada suara burung yang menyambut di pagi hari seperti biasanya, hanya ada beberapa murid nampak berlarian kecil karena rintik hujan mulai membumi, semakin deras volume air yang jatuhnya pun semakin banyak. Tapi, satu gadis dengan pita merah di rambutnya seakan tidak terganggu dengan percikan air. Terus melangkah membiarkan buliran air menghantam kepala dan tubuhnya.
"Wow, si Princess ternyata," seru Mahesa tiba-tiba yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Hiro. Ikut memperhatikan gadis itu tak jauh dari posisi mereka berdiri.
"Lo yakin mau ngajak dia gabung?" ada nada ejekan terselip di sana saat Mahesa bertanya untuk kesekian kalinya. Ia tidak mengerti dengan jalan pikir Hiro, untuk membawa ke puncak, mereka butuh yang terkuat dan terpintar. Dan kenapa gadis pendiam itu mau Hiro rekrut?
Ngomong-ngomong, belakangan ini gadis bernama Floella Zoe Indira sudah dalam pengawasan Mahesa karena namanya berada di daftar yang direkomendasikan Hiro sebagai sekutu. Tidak ada yang menarik dan spesial, atau mungkin Mahesa belum menemukannya, bagaimanapun juga orang-orang yang lolos di Imperium School bukan orang-orang biasa. Tetapi selama dalam pengamatan Mahesa, Floella adalah gadis lugu, pemalu, elegan, dan seorang sosok putri yang baru keluar dari istananya.
"Yakin," balas Hiro tanpa pikir panjang. Segala sesuatu, semua orang yang dia pilih, sudah dipertimbangkan dengan matang dan sangat baik.
Mahesa mengembuskan napas panjang sembari membuka payung berwarna hitam. Menoleh pada Hiro. "Ayo. Jangan sampe dia dijadiin sekutu sama yang lain."
“Hm.”
"Ro! Jangan hujan-hujanan, anjir!" Mahesa menyusul Hiro yang melangkah lebih dulu menembus hujan. Berdiri di sampingnya untuk membagi Hiro perlindungan dari air hujan di bawah payung sembari misuh-misuh.
Hiro? Ia tidak peduli.
👑👑👑
Dengan balutan jaket warna tosca, Floella sudah duduk di perpustakaan gedung utama. Tepatnya di meja paling belakang dimana AC-nya rusak karena belum diperbaiki, membuat tempat ini belakangan jarang dijangkau murid lain. Saat murid-murid lain sudah membentuk sekutu dan belajar bersama, ia hanya ditemani sekaleng minuman dan satu buku yang harus dipelajari untuk menyambut ujian penempatan kelas yang tinggal menghitung hari.
Buku di perpustakaan Imperium School sangat lengkap. Membuat Floella tak banyak membawa buku karena ingin menggunakan buku-buku pengetahuan di sini. Ia berdiri, menyapukan tangannya pada punggung-punggung buku menyusuri rak. Dia tersenyum kecil saat menemukan buku yang dicari, tangannya terulur ingin mengambil namun tangan lain lebih dulu menarik buku itu membuat Floella terkejut.
"Gue lihat duluan."
"I-iya.”
Hiro masih berdiri di tempat, memperhatikan Floella yang menunduk takut-takut dengan kedua tangan saling mengepal di samping rok. Tak berani menatap wajahnya. Oleh karenanya, ia sodorkan buku Latihan Soal Matematika itu untuk menarik perhatian Floella.
"Tapi lo bisa ambil," lanjut Hiro.
"Eh?"
Floella jelas terkejut, mendongak untuk menatap wajah Hiro yang datar. Dengan cepat pula, Floella kembali menunduk. Tak tahu apa yang dipikirkan atau sedang direncanakan Hiro. Floella memilih mengambil buku dari tangan Hiro, dari tangan laki-laki yang kemarin membantunya keluar dari ruang kelas karena terkunci. Floella mengetahui Hiro karena menolongnya seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King : Battle of Imperium School
Подростковая литератураImperium School bukan sekadar sekolah biasa, bukan sekadar tempat mencari ilmu melalui mata pelajaran, tetapi Imperium School lebih 'liar' daripada itu. Karena di sini, setiap kelas harus siap bertarung, merangkak naik ke piramida atas, ke tempat bi...