BAB 56 : SUPERVISED

203 34 0
                                    

Gifari berdecak kesal setelah melihat pengumuman di Imperium Kingdom perihal Legion yang mulai memperluas kekuasaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gifari berdecak kesal setelah melihat pengumuman di Imperium Kingdom perihal Legion yang mulai memperluas kekuasaan. Ia yakin tidak hanya dirinya saja yang gelisah seperti ini, leader-leader kelas lain pun pasti merasakan perasaan tidak tenang dan mulai mengamati pilar Legion untuk meninjau nilai kemampuan mereka sampai bisa bersekutu dengan 10-3, 10-5, dan 10-7.

Padahal semula Gifari tidak menjadikan Legion yang saat itu masih jadi 10-5 sebagai objek pengamatan atau ancaman. Ia meremehkan Legion. Bahkan melihat Mahesa sebagai leader saja membuatnya ingin tertawa. Namun, sekarang ia mengutuk kebodohan dirinya. Terlalu lengah sampai bisa dikelabui Legion. Tidak menyangka Mahesa sehebat ini sebagai leader.

Dan hal lain yang membuat Gifari kesal adalah sikap Kevin yang sangat santai. Setelah melihat pengumuman di Imperium Kingdom, bukannya mengadakan rapat, Kevin justru mengajak beberapa anak berpengaruh dari kelas 10-1 bermain Timezone seperti saat ini.

Disaat Kevin sedang asyik bermain balap mobil, Gifari yang berdiri di belakangnya justru terus gelisah. Mempertanyakan apakah tindakan Kevin yang bermain-main seperti ini adalah benar?

"Vin, lo bakal diem aja?" tanya Gifari akhirnya, sebagai ACE ia sudah gatal untuk menegur sikap santai leadernya ini.

"Gue lagi main balapan mobil," jawaban Kevin yang tidak nyambung disertakan suara tawa renyahnya yang asyik bermain membuat Gifari semakin keki.

"Lo bakal terus main-main saat Legion memperluas kekuasaannya? Bukannya lo sendiri yang bilang kalau lo mau jadi pemegang Bidak King? Tapi sekarang lo keliatan terlalu santai," Gifari tidak menggunakan nada tinggi. Tapi siapapun yang mendengarnya pasti merasa sedang dimarahi.

Kevin yang semula tertawa ceria menoleh dengan tatapan tajam yang dingin, membuat nyali Gifari menciut hingga tubuhnya menegang dan bersusah payah menelan ludah. Takut, begitu lah perasaan Gifari saat ini.

"Sekarang lo mau ngedikte gue?" sarkas Kevin dengan senyuman dingin.

"B-bukan gitu... gue cuma berpikir kita harus lakuin sesuatu... gue nggak bakal ngerti apa yang lo pikirin kalau lo nggak ngomong apa-apa," jawab Gifari terbata-bata, berusaha melepas perasaan takutnya.

Kevin kembali menghadap depan, bermain balapan mobil lagi. "Gue nggak nyangka kelas yang gue remehin sekarang keliatan menakutkan. Hesa...." Kevin menyebut nama leader Legion sembari membayangkan sosoknya. "Gue pikir dia cuma kelinci, ternyata dia serigala." Bibirnya melukiskan smirk, sebagai pujian lantaran Mahesa berhasil membuatnya tertarik.

"Gue juga nggak nyangka Hesa sehebat ini. Padahal keliatannya dia nggak bisa apa-apa. Atau sebenarnya semua pergerakan Legion atas perintah Nao? Kalau Nao, gue percaya dia bisa sehebat ini buat majuin kelasnya," begitu pendapat Gifari.

"Nao." Kevin mengetuk-ngetuk setir mobil mainan di depannya, memikirkan sosok Cleopatra yang sempat menolak ajakannya menjadi sekutu. "Gue juga mikir kalau semuanya rencana Nao. Tapi gue nggak bakal melewatkan atau meremehkan apapun tentang Legion lagi. Hesa dan Nao bakal gue awasi mulai sekarang."

The King : Battle of Imperium SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang