BAB 4 : BLACK HORSE

1.4K 277 42
                                    

Arjuna membalikan halaman bukunya. Mencatat seperti yang dijelaskan oleh Ayu, teman seangkatannya. Belum ada satupun murid seangkatannya yang bisa disebut sebagai teman kelas. Karena anak kelas 10 masih belajar di aula atau di luar kelas.

Penentuan kelas akan berlangsung Senin depan, tinggal lima hari lagi. Dan untuk alasan mengapa ia saat ini ada di perpustakaan bersama lima murid lainnya, tentu saja karena memang sejak diberitahukan akan adanya ujian penentu kelas, murid-murid berinisiatif membuat kelompok belajar. Di sini lah Arjuna saat ini, di kelompok belajar.

Arjuna mungkin pemalas, apalagi harus berhadapan dengan buku-buku pelajaran yang isinya sangat membosankan. Namun Arjuna harus bersikap profesional sebagai seorang murid. Terlebih lagi menjadi murid Imperium School yang selalu mendapat pandangan istimewa di mata orang awam. Sebegitu hebat dan berpengaruhnya Imperium School sehingga disebut sebagai sekolah idaman seluruh orang tua di Indonesia. Dan orang tuanya amat sangat senang sampai harus menggelar pesta perayaan anak keduanya yang berhasil menjadi murid Imperium School. Menurut Arjuna, itu berlebihan.

Nantinya, setiap murid akan ditentukan kelasnya berdasarkan nilai pada ujian penempatan. Yang artinya akan adanya sistem kasta dari yang perkumpulan kelas bermurid pintar sampai dikatakan tidak. Dan orang tuanya mendesak dirinya untuk mendapatkan kelas 10-1, kelas yang digadang-gadang akan menjadi kelas terbaik berisikan murid-murid terpintar.

"Mana mungkin gue bisa masuk kelas 10-1. Berhasil jadi murid Imperium School aja udah bangga gue," tanpa sadar Arjuna berceloteh sendiri dengan suara pelannya. Ia sama sekali tidak fokus dengan apa yang sedang dijelaskan Ayu mengenai pembahasan soal Matematika.

"Ajun," suara bisikan di sampingnya, yang berasal dari laki-laki bernama Danuraja membuat Arjuna menoleh malas dengan tangan menopang dagu.

"Apa?" respons Arjuna tanpa minat.

"Lo tau nggak? Katanya, beberapa anak berprestasi membentuk sekutu dan berencana untuk berada di kelas yang sama."

Otak Arjuna mengalami loading, memproses informasi dari Danuraja. Informasi yang biasa. Anehnya, cukup menarik. Jika tidak salah mengingat, beberapa murid jajaran rangking dua puluh besar ketika ujian masuk Imperium School menawari Arjuna tentang ini. Mengajak dirinya untuk menjadi sekutu. Waktu itu Arjuna yang tidak tertarik enggan mendengarkan detail maksud mereka mengajak dirinya menjadi sekutu. Namun setelah disinggung lagi oleh Danuraja, maka tujuan mereka menjadi jelas. Sekutu yang artinya menjadi teman kelas.

"Emang bisa, ya? Setau gue ujian bakal diadain tiga hari, setiap murid bebas ngambil mau ujian di hari apa, asal kuotanya belum penuh di hari itu. Ada lima paket ujian. Gimana caranya lo bisa yakin bakal dapat nilai yang nggak jauh beda biar satu kelas? Nyontek? Mustahil. Ada empat CCTV di setiap kelas. Layar monitor CCTV diperhatikan pengawas. Belum lagi ada pengawas di setiap kelas. Terlalu ketat buat nyontek."

Informasi dari Danuraja benar-benar memacu otak Arjuna untuk berpikir mengenai sekutu. Jika dilihat secara logika, itu memang sangat mustahil.

Arjuna terdiam. Sebuah teori konyol merayap dalam benaknya. Ia tersenyum geli membayangkan teorinya ini. "Ada satu kemungkinan jawaban lo bisa sama kayak orang yang lo ajak jadi sekutu," ujar Arjuna dengan nada main-main.

"Apaan? Gimana?" tanya Danuraja penasaran.

"Persentasiin sendiri kesalahan lo. Jadi lo dan teman sekutu lo ini janjian mau buat... misalkan sepuluh persen kesalahan dari seratus soal. Sama-sama sepuluh persen salah, pasti bakal dapat nilai yang sama, kan?" Arjuna menjentikkan jari. Sangat bangga dengan penemuan teorinya ini.

"Lo pikir emang sepintar apa sampai mempresentasikan kesalahan jawaban? Soal ujian penempatan kelas bakal satu tingkat lebih susah dari soal ujian masuk Imperium School. Lo tau sendiri sesusah apa ujian masuk Imperium School, kan?" Danuraja membantah keras teori Arjuna yang terdengar konyol.

The King : Battle of Imperium SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang