Yang vote dan comment mudah-mudahan segera jadian sama crush-nya🫶
Belum ada pergerakan dari murid-murid kelasnya. Mereka bingung bagaimana menentukan urutan untuk maju ke depan. Pak Garvi yang menyadari kebingungan setiap murid pun kembali memberikan instruksi.
"Murid yang maju duluan dimulai dari yang paling depan bagian ujung." Pak Garvi menunjuk murid yang duduk di baris pertama dekat pintu. "Lanjut ke samping, terus ke belakang dari ujung lagi. Begitu seterusnya."
Mengikuti perintah Pak Garvi, murid di bagian ujung keluar dari bangku dan melangkah maju, mengambil jam tangan di dalam tas. Begitu seterusnya sampai dua puluh murid memegang jam tangan hitam.
"Ini gratis, nih?" tanya Arjuna, mengamati jam tangan berbentuk kotak dan ber-mode angka digital, terdapat tombol-tombol kecil juga di ujung kepala kotak jam.
"Mungkin," balas Danuraja yang sama bingungnya.
"Mulai sekarang, kalian wajib memakai jam tangan itu," tutur Pak Garvi sontak membuat murid-murid kembali menatapnya penuh tanya.
"Itu bukan jam biasa. Ada tombol-tombol di jam itu. Ada tombol menu, tombol arah kiri dan kanan, serta tombol enter. Kalian pilih identitas kalian di menu bagian identitas pemilik," Pak Garvi memberi aba-aba tentang langkah penggunaan jam tangan.
Semua murid menunduk, menekan tombol yang diberitahu Pak Garvi. Pencet tombol menu, lalu pilih identitas pemilik. Terdapat dua puluh pilihan identitas. Semua pilihan tersebut adalah nama-nama murid 10-5 disertai foto, juga kelengkapan informasi pribadi seperti tempat tanggal lahir, tinggi badan, berat badan, nilai setiap ujian, ekskul yang belum terisi— sebab murid kelas 10 belum menentukan ekskul mereka. Ketika sudah memilih identitas diri sendiri, maka di ujung kotak dekat angka digital akan nampak nama murid yang menjadi pemilik jam tangan.
"Setelah kalian selesai memilih identitas jam tangan. Kalian pilih skor," perintah selanjutnya diberikan Pak Garvi.
Setelah menekan tombol menu, bukan hanya ada pilihan identitas saja. Melainkan juga ada pilihan skor pribadi, skor kelas, dan rekening.
"Kalian bisa liat skor pribadi. Itu adalah skor pribadi yang kalian dapat dari hasil ujian masuk Imperium School dan ujian penentu kelas."
Setiap murid mengecek skor pribadi. Dan masing-masing dari mereka memiliki skor yang berbeda-beda, tergantung pencapaian mereka dalam ujian.
"Kalian bisa menggunakan skor pribadi kalian untuk mengikuti setiap ujian yang akan mendatang. Karena setiap ujian yang nantinya kalian hadapi tidak gratis. Dengan kata lain, skor pribadi punya kalian akan seperti uang kegunaannya. Dengan skor pribadi, kalian juga bisa membeli bangku di kelas yang lebih tinggi dan meninggalkan kelas kalian yang sekarang. Skor pribadi juga bisa ditukar dengan uang rupiah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sangat menguntungkan, bukan?" Pak Garvi tersenyum seolah bisa merasakan sensasi kebahagiaan yang dirasakan murid-muridnya.
Semua murid sontak berdecak kagum, pantas saja setelah resmi dinyatakan lolos masuk Imperium School, semua murid wajib membuat rekening. Mereka mengakui betapa menakjubkannya sistem di Imperium School. Mungkin salah satu alasan banyaknya peminat yang ingin bersekolah di sini, karena Imperium School memiliki peraturan yang sangat berbeda dari kebanyakan sekolah.
"Sebenarnya, dihari pertama kalian resmi mendapat kelas, kalian belum memiliki jadwal belajar. Jadi kalian akan mendapat jam pelajaran kosong. Tapi saya ingin kalian menggunakan jam pelajaran kosong ini untuk menentukan ketua kelas dengan bermusyawarah. Jika sudah menentukan ketua kelas, yang terpilih sebagai ketua kelas bisa menemui saya di ruang guru."
KAMU SEDANG MEMBACA
The King : Battle of Imperium School
Fiksi RemajaImperium School bukan sekadar sekolah biasa, bukan sekadar tempat mencari ilmu melalui mata pelajaran, tetapi Imperium School lebih 'liar' daripada itu. Karena di sini, setiap kelas harus siap bertarung, merangkak naik ke piramida atas, ke tempat bi...