13 - Pesta Dan Teman-Temannya

69 5 0
                                    

Museum Prangko, Taman Mini Indonesia Indah...


JONAS melihat teman-teman kuliahnya berkumpul sebagian di sisi kedai makanan. Saat ini Elia –teman kuliahnya akan bertunangan dengan teman kuliah mereka yang berasal dari Indonesia dan tinggal di kota ini. Ia mendekati keduanya untuk memberikan selamat.

Sementara Aurora memutuskan untuk menunggunya sambil memerhatikan sekitarnya. Saat melewati gerbang masuk museum ini, ia sudah terkesima dengan pergola yang dihias dengan dedaunan dan bunga-bunga warna pastel, serta papan ukiran bernama kedua pasangan yang bertunangan malam ini, Elia Melia dan Barra Adigunawan. Dekorasinya cantik sekali!

Sembari menunggu Jonas, Aurora hanya berdiri dekat meja bundar berisi gelas-gelas minuman bersoda sambil menikmati bintang-bintang di langit yang terlihat bersinar terang. Acaranya terlihat minimalis, dan ia bisa berbaur sebagai pengunjung berkat gaun hitam halterneck selutut dan jaket jins model krop yang ia pakai untuk manggung.

Kalau tahu Jonas akan mengajaknya ke tempat indah ini, Aurora akan meminta ijin dari Grey. Kenapa dia selalu menghalangi kegiatanku? Aku hanya orang asing, kan? Apa dia gengsi untuk mengatakan tentang pesta ini dan ingin datang sambil membawa pasangan? Pikirannya kembali semrawut. Kesal. Uh! Kalau saja hpku nggak disita, aku bisa menghubungi Grey daripada menunggunya mengantri untuk menyalami orang-orang yang nggak aku kenal! lanjutnya membatin. Karena waktu manggungnya juga sebentar lagi selesai.

Kriuuukkk! Aurora memegang perutnya yang mulai bernyanyi. Perjalanan mereka ke TMII memang lancar. Namun, sudah hampir satu jam di mobil tanpa makan dan minum apa-apa, terang saja ia mulai lapar. Jonas nggak menyiapkan camilan di mobil karena mereka memang bukan sedang piknik. Sudah jam makan malam juga. Mungkin satu suapan buah atau apa pun bisa mengganjal penghuni di perutnya ini. Cepat ia melangkah ke arah meja lain.

Tak lama setelah Jonas selesai bersalaman di pelataran, ia pun meninggalkan Elia dan Barra dan mengorbitkan matanya mencari Aurora. Namun, sebelum ia menemukan gadis itu justru teman-teman kuliahnya yang menghampirinya dengan wajah terpukau.

"Wow! Apa kabar lo, Jonas!? Wirhaben uns lange nicht gesehen1?" sapa Willy sambil memeluk Jonas ringan, dan memerhatikannya dengan decak kagum.

"Mir geht's gut2," Jonas menjawabnya singkat dengan mata elang yang diam-diam kembali mencari sosok Aurora di sekeliling halaman.

"Akhirnya lo datang juga lihat Elia tunangan. It's big news, bro!" ujar Darren.

Willy mengangguk. "Anak-anak di grup pengin sekalian reunian sama lo di sini."

Aurora tersentak dari tatapannya yang sejak tadi mengarah ke meja berisi beraneka jenis buah, kue, dan puding. Matanya telah beralih ke arah dua teman Jonas yang menghampiri cowok itu. Big news? Anak itu memang ajaib. Karena aku saja terus mengikutinya dan nggak bisa mengelak dari keinginannya ini, pikirnya sangat heran. Seharusnya dia mendekati cewek yang lebih glamor dariku. Dengan tampang seperti playboy yang kaya raya, dia pasti lebih mudah menggaet siapa pun di sini, tambahnya semakin nggak percaya kenapa harus dirinya yang menjadi korban pelampiasan emosinya,

Aurora kembali memilih makanan yang bisa ia makan, dan cepat-cepat membalik tubuhnya. Ia nggak berharap Jonas menghampirinya lagi. Karena melihat mereka sedang mengobrol dan kelihatan sudah lama nggak bertemu, ia nggak mau mengganggunya. Pandangannya lebih terasa nikmat ke arah piring kecil di tangannya. Ia bisa melahap potongan pir dan apelnya sampai habis. Saat ia berjalan mendekati meja lain yang menyediakan makanan prasmanan, telinganya mendengar percakapan Jonas dan teman-temannya.

"Iya, bro! Kenapa tiba-tiba lo datang? Kangen Elia ya?" tanya Darren yang memang sampai saat ini masih senang sekali membuat acara nongkrong bareng teman-temannya. Tapi Jonas jarang sekali hadir, dan seringkali tak ada kabar di grup WhatsApp-nya sekalipun.

AurorabiliaWhere stories live. Discover now