14 - Kencan? Maaf?!

72 4 0
                                    

MOBIL Jonas mengarah kembali ke Jakarta. Aurora sudah menahan rasa takutnya saat kendaraan ini melaju cukup kencang menembus malam. Karena di sepanjang jalan bebas hambatan, rahang laki-laki itu terlihat semakin tegas seakan pikirannya penuh sekali tentang sesuatu. Apa mungkin ada pekerjaan yang belum terselesaikan atau dia benar-benar tengah memikirkan masalah yang cukup berat di kantornya?

Aurora semakin khawatir karena ia nggak tahu tujuan mereka malam ini. Jonas terus terdiam. Sementara ia hanya melihat mobilnya mengarah ke exit tol yang mengarah ke Semanggi. Jelas, jalan ini bukan arah rumahnya.

Pikiran Jonas benar-benar sulit ditebak malam ini. Entah kenapa dia masih nggak mau terbuka dengan dirinya sendiri. Dari awal aku nggak pernah tahu apa niat laki-laki ini dan sebenarnya aku sudah nggak mau tahu setelah dia bertengkar seperti itu di pesta. Tapi apa itu caranya melindungi gadis yang disukainya? Huh? Aku nggak rela dijadikan ratunya! Aurora mendengus dalam hati. Heran. Teman-temannya saja bingung kenapa Jonas mau bercengkerama dengan gadis sepertiku. Atau, apa aku diciptakan hanya untuk jadi tempat pelampiasan amarahnya aja? Kenapa aku harus terjebak di pesta itu sama laki-laki misterius ini? Aurora terus menggeleng heran.

Tak lama setelah mobilnya terparkir di Plaza Semanggi, Jonas masih membisu dan membuat rasa penasaran Aurora terhenti saat ia mengikuti langkah laki-laki ini menuju Cinepolis –gedung bioskop yang ada di lantai lima mal ini. Melihat gelagatnya, ternyata Jonas sudah membelikan mereka dua tiket nonton film Tom Hanks yang terbaru. Mereka sudah nggak masuk ke dalam antrian lagi untuk membeli tiket. Bagus sekali. Sekarang dia hanya mau menghibur diri setelah hampir mengacau di acara tunangan temannya sendiri? Dia kira aku mau nonton bareng dia? Aurora menghela napas berat sambil terus melangkah.

Nampak jelas Jonas sudah membeli dua tiket sebelum mereka datang ke bioskop. Aurora sudah melihatnya mengeluarkan tiket-tiket itu dari saku celananya. "Eh!" pekiknya terkejut ketika tiba-tiba Jonas menggandeng tangannya.

Untuk menghindari keributan di mal ini, Aurora terpaksa menurutinya. Untungnya, mereka bukan menonton film drama romantis. Judul yang ada di tiket film mereka hanya film science fiction. Ia melihatnya, tapi rasanya ia masih ingin sumpah serapah lagi. Aku lega dia membeli tiket Cloud Atlas. Karena gadis waras mana yang mau nonton film drama percintaan dengan manusia yang lebih mirip manekin berjalan ini? Biarpun wajahnya lumayan berbakat jadi model papan atas sampai ke ujung Eropa sekalipun, tapi sikapnya sedingin es Atlantik dan sekeras batu karang. Mengerikan! pikirnya.

Sepanjang film dimulai, Jonas ternyata sudah memesan sekotak caramel popcorn, nachos, tahu ikan tenggiri, nugget, dan dua botol air mineral yang baru diantarkan oleh seorang karyawan ke kursi mereka. Malam ini jadi tambah sial karena Aurora hanya bisa meneguk air mineral yang diberikan padanya tadi. Sebelum akhirnya kotak popcorn dan makanan ringan di kantong plastik yang ada di pangkuan Jonas bergeser ke depan matanya.

"Lapar?" tanya Jonas sambil sekilas melirik ke arah Aurora.

Pertanyaan itu jelas mengejutkan dan membuat Aurora mendelik heran. Di tengah udara dingin dan setelah perjalanan panjangnya malam ini, mana mungkin perutnya bisa kenyang dengan sendirinya. Baru terpikir ia ingin sekali memukul kepalanya yang seperti nanas itu karena membiarkan tubuhnya kedinginan dan kelaparan di studio ini. Entah kenapa ia masih saja bisa bercengkerama dengan makhluk aneh sejagat raya ini dan harus meninggalkan gengsinya entah di mana. Kepalanya mengangguk cepat.

"Katanya tadi nggak selera makan," celetuk Jonas sambil kembali menarik kantong plastik berisi makanannya yang tadi disodorkan oleh tangan kanannya.

Aurora yang baru saja semringah melihat makanan kembali terkejut melihat sikap Jonas. "Kok diambil lagi?"

AurorabiliaWhere stories live. Discover now