Ciuman Pembawa Kebaikan

472 47 0
                                    

Sedikit 🔞


"Nan, mau ke mana?" tanya Arga yang melihat Nanda mengenakan pakaian rapi, dan apa itu? Ada riasan di wajah cantiknya.

"Kalo lo di undang bang Evan ke club, terus minum-minum, gak usah dateng. Gue gak akan iziin lo buat pergi." Nanda langsung mengangkat kepalanya dan menatap Arga yang sibuk dengan laptopnya.

'Ya mana mungkin gue ikut minum-minum!'  batin Nanda dan memutar bola matanya dengan malas.

Pandangan Arga teralihkan saat Nanda berjalan menuju pintu utama dan mengabaikan ucapannya. "Nan, lo denger 'kan apa yang gue bilang?" Nanda tidak peduli, dia tetap mengabaikannya.

Arga bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri Nanda yang baru saja ingin keluar dari gerbang rumah. Arga langsung menggenggam tangan Nanda lalu menariknya untuk masuk ke dalam rumah. "Ga, gue mau dateng ke sana!" ucap Nanda.

"Kalo lo mau dateng ke sana, sama gue. Tunggu gue di sini." Arga berlari masuk ke dalam rumah untuk mengganti pakaiannya juga mengambil kunci kendaraannya.

"Gue gak mau naik mobil." ucap Nanda ketus. Arga menghela nafasnya lalu melepaskan jaket yang dia kenakan dan dia pakaikan ke Nanda. Nanda mengusap perutnya dan tanpa sadar dia tersenyum melihat Arga yang sedang mengeluarkan motor dari garasi rumah.

Tidak ada yang berbicara di perjalanan menuju ke club malam, baik Arga maupun Nanda, mereka sama-sama terdiam. Yang biasanya Nanda selalu menyandarkan kepalanya di bahu Arga, kini tidak, bahkan memeluknya saja tidak. Dan Arga pastikan dia akan menjaga Nanda agar tetap berada di sampingnya jika sudah sampai di club malam.

Suara musik yang keras menggema di seluruh ruangan, juga lampu disko yang berkedip-kedip mendukung suasananya menjadi lebih meriah. Di tambah dengan botol-botol minuman beralkohol yang ada di meja besar dan tertata dengan rapi, juga ada beberapa gelas yang sudah tersedia di sana.

"Berapa orang lagi?" tanya Evan sambil menuangkan minuman ke gelas teman-temannya.

Arya meneguk minumannya lalu memejamkan mata merasakan sensasi yang nikmat. "Arga, Nanda, belum dateng."

"Uhuk! Uhukk!-- biasalahhh ... 2 orang itu 'kan bestfriend forever~" sambung Niko yang sudah setengah mabuk.

Tiba-tiba Gio tertawa terbahak-bahak. "Belum apa-apa udah mabuk aja lo."

"Bang! Gue dateng lebih awal!" Niko bangun dari duduknya, berucap bangga sambil menepuk-nepuk dadanya lalu dia duduk kembali.

"Terus lo mabuk lebih awal juga? Gitu maksud lo?" Reyhan menggelengkan kepalanya melihat Niko yang menanggapinya dengan senyumannya.

Di tengah kerumunan orang-orang yang sedang menari menikmati musik keras dan menggema, ada 2 orang yang sedang berusaha untuk melewati kerumunan orang-orang itu, dan Reyhan menyadari bahwa 2 temannya sudah datang.

Reyhan tertawa melihat Arga yang memeluk pinggang Nanda dan terlihat sangat erat, bahkan sesekali Arga menggeser Nanda ke sampingnya ketika ada orang yang ingin menabrakkan tubuhnya pada Nanda.

"Idih-idih~ posesif banget lo, Ga." Semuanya menoleh kearah Reyhan yang menatap lurus ke depan sambil tertawa seorang diri.

"Kenapa tuh bocah?" tanya Arya. Gio yang paham dengan tatapan Reyhan yang mengarah ke mana hanya menunjuk ke depan.

"Gue kira lo gak akan dateng, ternyata tebakan gue meleset." Evan menepuk-nepuk bahu Arga dan Nanda lalu menyuruhnya untuk duduk.

"Izin apa lo sama mamah, papah?" tanya Gio pada Nanda dengan nada meledek.

I Love You! [YoonMin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang