Pergi Dan Selesai

296 45 11
                                    

❗Adegan kekerasan


Raka sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Kepalanya begitu pusing, juga pandangan yang buram. Tapi ia bisa merasakan darah terus keluar dari hidungnya.

"BERANI-BERANINYA LO SENTUH MILIK GUE!!!" Arga menarik rambut Raka membuatnya mendongak dan lagi-lagi ia memukul rahang bawah Raka.

BUGHH!!

Karena pukulan keras itu kepala Raka langsung membentur lantai yang perlahan kotor dengan noda darah.

"CUKUP!! AGA BERHENTI!!!..." Nanda menarik tangan Arga, berharap sang suami mau berhenti memukuli Raka yang tidak ada perlawanan apa pun membuat Arga semakin gencar memukulinya.

"CUKUP AGA!! CUKUP!!!" Tangan yang mengepal erat itu berhenti saat ingin memukul wajah Raka. 

Nanda mundur perlahan melihat Arga berjalan menghampirinya. Arga semakin cepat menghampiri Nanda yang juga semakin menghindar darinya.

"Sini, kenapa menjauh?" Nanda menggeleng. Ia yakin orang yang ada di hadapannya ini bukan Arga.

Tangan penuh darah itu, juga tatapan menyeramkan membuat Nanda ingin segera pergi sekarang juga.

Begitu cepatnya Arga meraih tangan Nanda. Arga berhasil membuat Nanda berdiri di depannya, menghadap ke arah Raka. Nanda tak bisa melepaskan kedua tangannya yang Arga tahan di punggungnya.

Arga mendekatkan wajahnya ke telinga Nanda, lalu berbisik. "Lo bisa liat itu, sayang?"

Tangisannya tak mau berhenti. Nanda memejamkan matanya lalu menunduk, ia tak bisa melihat Raka dalam keadaan seperti itu.

Tangan Arga beralih mencengkeram kuat rahang Nanda. "Ayo buka matanya. Liat itu, orang yang lo cinta mungkin sebentar lagi habis ditangan gue."

"Nggak! Aga, gue mohon jangan!!" Nanda menggeleng cepat, meminta Arga untuk tidak melakukan hal tersebut. 

Sekarang justru Nanda menahan kakinya untuk tidak keluar dari kamar Raka karena Arga menariknya untuk keluar.

"Tunggu di luar ya, sayang. Jangan halangi gue lagi." Arga mendorong Nanda keluar dari kamar Raka dan mengunci pintunya dari dalam.

TOK!!..

TOKK!!...

TOKK!!!....

"AGA!!.. AGA, BUKA PINTUNYA!!" Pintu kamar Raka terus diketuk bahkan Nanda berusaha untuk mendobraknya.

"RAKA GAK SALAH APA PUN, GUE YANG SALAH!! AGA, JANGAN LAKUKAN ITU!!!" teriak Nanda sambil menangis.

"Aga, gue mohon buka pintunya..." Nanda duduk bersandar di pintu kamar Raka. Suaranya sudah tak mau keluar, sudah lelah untuk terus berteriak.

"Aga, buka pintu--"

BUAGH!!!

Nanda terdiam bahkan tak jadi berucap setelah mendengar benturan keras dari dalam. Ia hampir saja tersungkur ketika pintu kamar Raka terbuka dan betapa terkejutnya Nanda melihat Raka tergeletak lemas tak berdaya.

"Ra ... ka..." Nanda terduduk lemas. Ia merangkak menghampiri Raka. Kakinya sudah lemas untuk berjalan sebentar saja.

Arga mengusap rambutnya ke belakang, juga mengusap wajahnya yang terkena cipratan darah Raka dan diam melihat apa yang akan Nanda lakukan.

Dengan tangan bergetar Nanda menyentuh wajah Raka. Ia terus mengusap darah dikening Raka yang tak mau berhenti keluar.

Nanda menoleh ke belakang melihat Arga yang hanya diam saja, tapi pandangannya teralihkan oleh noda darah yang ada di tembok.

I Love You! [YoonMin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang